Liputan6.com, Jakarta Hari Hepatitis Sedunia jatuh setiap tanggal 28 Juli atau tepat pada hari ini.
Dalam menyambut Hari Hepatitis Sedunia 2023, Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa penyakit hepatitis dialami oleh lebih dari 350 juta orang di dunia.
Baca Juga
“Lebih dari 350 juta orang di seluruh dunia menderita hepatitis, 9 dari 10 penderita tidak menyadari kondisi mereka. Padahal, hepatitis merupakan penyebab utama kanker hati dan nomor 4 tertinggi penyebab kematian terkait kanker,” kata Budi dalam sambutan peringatan Hari Hepatitis Sedunia, Jumat (28/7/2023).
Advertisement
Menurut Budi, ini adalah tantangan serius yang harus diatasi. Momen Hari Hepatitis Sedunia juga dimanfaatkan Budi untuk menekankan kembali pentingnya deteksi dini dan pengobatan hepatitis yang terintegrasi.
“Tidak ada cukup alasan bagi penderita hepatitis tidak terdiagnosis dan tidak diobati ketika intervensi yang efektif sebenarnya sudah tersedia.”
Dia menambahkan, Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk mengeliminasi hepatitis di Indonesia dengan mengadopsi strategi komprehensif, di antaranya:
- Meningkatkan akses deteksi dini hepatitis.
- Menyediakan pengobatan dan vaksin yang memadai.
- Penguatan surveilans terutama bagi ibu hamil dan kelompok berisiko tinggi.
“Kerja sama lintas sektor dan pemangku kepentingan menjadi kunci untuk mencapai hasil yang positif. Sekarang adalah waktunya untuk bergerak bersama, kita pastikan tes dan pengobatan hepatitis tersedia untuk semua.”
“Mari kita jaga kesehatan hati kita, karena one life one liver, satu kehidupan satu hati, selamat memperingati Hari Hepatitis Sedunia,” ujarnya secara daring.
Hepatitis adalah Masalah Kesehatan Dunia
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komite Ahli Hepatitis, Diare, dan ISP David H. Muljono menjelaskan, hepatitis adalah penyakit yang disebabkan infeksi virus hepatitis.
“Ini merupakan masalah kesehatan dunia. Sekitar 2 miliar atau kira-kira sepertiga penduduk dunia pernah terinfeksi oleh hepatitis B,” kata Muljono dalam webinar yang sama.
Pada 2019, 296 juta orang di dunia mengidap hepatitis B kronis dengan risiko sirosis dan kanker hati. Angka kematiannya mencapai 820 ribu orang.
Selain hepatitis B, hepatitis C juga menjadi masalah kesehatan global dengan perkiraan penderita sekitar 58 juta penduduk pada 2019 dengan angka kematian 290 ribu.
Advertisement
Hepatitis di Indonesia
Di Indonesia, angka nasional hepatitis B per 2013 sebanyak 7,1 persen. Artinya, 18 juta penduduk Indonesia mengidap hepatitis B.
Sementara, hepatitis C sebanyak satu persen atau 2,5 juta penduduk Indonesia mengidap penyakit ini.
Komplikasi penyakit hepatitis telah menjadi beban bagi individu, keluarga, masyarakat, bahkan negara. Sirosis atau kerusakan hati kronis karena hepatitis B dan C telah menjadi satu dari delapan penyakit katastropik. Yakni penyakit dengan beban biaya tinggi dan proses penyembuhannya sulit.
“Penyakit katastropik ini menghabiskan biaya kira-kira 298 miliar dalam masa 2 tahun lebih berdasarkan data JKN per Desember 2022.”
Sejarah Hari Hepatitis Sedunia
Pada 14 tahun lalu, tepatnya 20 Mei, sidang umum kesehatan dunia mengeluarkan resolusi yang menetapkan bahwa hepatitis adalah masalah kesehatan dunia, lanjut Muljono.
“Dan menetapkan 28 Juli sebagai Hari Hepatitis Sedunia.”
Resolusi ini diprakarsai oleh tiga negara yakni Indonesia, Brasil, dan Kolombia bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional RI.
“Resolusi ini diikuti gerakan semua negara di dunia dan dicetuskan dalam bentuk Global Health Sector Strategy of Hepatitis yang menargetkan eliminasi hepatitis virus pada tahun 2030, berarti tinggal 7 tahun dari sekarang,” katanya.
Advertisement