Usai Pengembalian Bayi Tertukar di Bogor ke Orangtua Biologis, Silaturahmi Antar Ibu Asuh Putus?

Pengembalian bayi tertukar di Bogor ke orangtua biologis, hubungan antar ibu asuh tetap jalan atau tidak?

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 30 Sep 2023, 14:01 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2023, 14:01 WIB
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI Bintang Puspayoga
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI Bintang Puspayoga menghadiri proses penyerahan Bayi tertukar kepada orangtua biologisnya pada Jumat (29/9/2023) di Polres Bogor, Jawa Barat. (Dok Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI)

Liputan6.com, Bogor - Setelah pengembalian bayi tertukar di Bogor ke orangtua biologis masing-masing pada Jumat (29/9/2023), rupanya tak mudah memutus tali silaturahmi antar kedua ibu asuh. Ini karena anak yang selama ini dirawat sudah saling melekat.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI Bintang Puspayoga mengatakan, pendampingan psikososial menjadi penting untuk dilakukan secara berkelanjutan terhadap kedua ibu asuh dari bayi tertukar.

Tujuannya, untuk menghilangkan tekanan psikis. Ini karena sebelumnya kedua orang tua ini telah lama berpisah dengan anak biologisnya dan tidak mudah memutus tali silaturahmi yang sudah lekat dengan anak yang diasuhnya.

“Sebelumnya juga pendampingan sudah diberikan, termasuk pada saat proses ikatan (bonding)," kata Bintang Puspayoga saat proses Terminasi dan Reintegrasi Kedua Belah Pihak Perihal Kasus Bayi Tertukar (Pengembalian Bayi Tertukar kepada Orang Tua Biologis) di Mapolres Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat kemarin.

"Pendampingan psikologis ini akan tetap dilakukan secara konsisten dan intens oleh psikolog dari KemenPPPA berkoordinasi dengan Tim yang telah disiapkan pemerintah daerah."

Tanggung Jawab Pemenuhan Hak Anak

Upaya pemenuhan hak dan perlindungan anak merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga.

"Sehingga diharapkan keluarga dan orangtua/wali turut serta proaktif dalam mengupayakan pemenuhan hak-hak anak, dan perlindungan anak," lanjut Bintang Puspayoga.

Pastikan Keselamatan Pasien

Senada dengan Menteri PPPA, Bupati Bogor Iwan Setiawan menambahkan, peristiwa bayi tertukar harus menjadi pembelajaran bagi semua. Rumah sakit dan lembaga kesehatan harus memastikan prosedur dan Standar Operasional Prosedur (SOP) memprioritaskan keselamatan dan keamanan pasien.

Pengembalian bayi tertukar di Bogor ke orangtua biologis merupakan kesempatan untuk rekonsiliasi dan membangun hubungan yang harmonis untuk masa depan anak-anak.

“Mari kita upayakan agar ke depannya mereka menerima perhatian, kasih sayang, dan perawatan yang dibutuhkan untuk tumbuh sehat dan berbahagia," tambah Iwan.

"Mari kita dukung semuanya untuk kedua keluarga yang sudah berbesar hati dan saya sangat bangga pada kedua keluarga yang sudah bersedia menjalani proses terminasi dan reintegrasi sosial ini dengan baik."

Kedua Keluarga Ucapkan Terima Kasih

Sementara itu, kedua belah pihak keluarga, yaitu Ibu Siti dan Ibu Dian, serta keluarga besar menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang telah selalu mendampingi dan memberikan support selama berjalannya proses ini.

Keduanya bersyukur akhirnya dapat bertemu dengan anak biologisnya.

Dapat Jalin Bonding Lebih Baik

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK RI Woro Srihastuti Sulistyaningrum
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI Woro Srihastuti Sulistyaningrum mengapresiasi semua pihak yang turut serta dalam penyelesaian kasu bayi tertukar di Bogor pada Jumat (29/9/2023). (Dok Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI)

Setelah proses pengembalian bayi kepada orang tua masing-masing diharapkan kedua belah pihak orangtua dapat dapat menjalin ikatan atau bonding yang lebih baik.

Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI Woro Srihastuti Sulistyaningrum pada kesempatan yang sama.

Ia meminta kedua orangtua memberikan pengasuhan optimal kepada bayi yang memerhatikan pemenuhan dan perlindungan hak-haknya.

"Saya ingin mengajak seluruh pihak untuk lebih mendukung keberpihakan pada hak anak. Jangan lagi ada pihak-pihak yang lalai terhadap hak anak. Negara akan sekuat tenaga hadir pada setiap aspek kebutuhan dan level perkembangan anak," ungkap Lisa, sapaan akrabnya.

Dugaan Pidana Masih Diselidiki

Sebagai informasi, sebelumnya dua bayi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat diduga tertukar di Rumah Sakit Sentosa, Bogor. Kejadian ini mencuat setelah kedua bayi lahir pada Juli 2022.

Dua bayi tersebut baru dipastikan tertukar setahun kemudian, setelah bayi menjalani tes DNA. Perkara bayi tertukar sudah diselesaikan secara tuntas oleh Polres Bogor setelah hasil tes DNA silang menyatakan bayi tersebut dipastikan tertukar.

Di sisi lain, persoalan dugaan pidana dalam kaitannya tertukarnya bayi tersebut masih diselidiki polisi.

Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental
Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya