Jangan Terjebak Dalam Hubungan Toxic, Ini Cara Keluar dari Relasi Itu

Keamanan diri jauh lebih penting daripada bersama. Berikut tips pakar agar bisa keluar dari hubungan toxic atau penuh kekerasan.

oleh Marisa Atalia Insara diperbarui 19 Nov 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2023, 10:00 WIB
hubungan toxic
Coba cara berikut ini untuk keluar dari hubungan yang penuh kekerasan alias toxic. (Credit: Freepik/tirachardz)

Liputan6.com, Jakarta - Kekerasan dalam hubungan baik yang sudah menikah maupun belum kerap ditemukan. Di Amerika Serikat studi menunjukkan ada  10 juta orang yang menjadi korban dalam kekerasan dalam hubungan setiap tahun.

Pada sebagian orang ada yang merasa terjebak lantaran di awal berhubungan tidak menunjukkan gejala bahaya atau red flag.

“Tidak selalu mudah untuk mengatakan pada awal hubungan jika pasangan akan menjadi kasar, karena perilaku posesif dapat muncul dan meningkat keetika suatu hubungan tumbuh,” kata Direktur Klinis Laura’s House Theresa Black.

Tetapi ada beberapa red flag dan jenis pelecehan tertentu yang harus diwaspadai. Pertimbangkan hal berikut jika pasangan:

  • Membatasi seseorang dari teman dan keluarga
  • Terus menerus ingin tahu tentang keberadaan seseorang
  • Mengendalikan keuangan, rencana, dan hal lain tanpa berdiskusi
  • Tidak bertanggung jawab atau mengakui kesalahan
  • Memanipulasi dan menyalahkan
  • Terlalu obsesi dan posesif
  • Mulai lakukan kekerasan fisik, emosional, atau seksual.  

 


Mengapa Sulit Meninggalkan Hubungan Toksik?

Ilustrasi Pasangan Toxic Relationship (sumber: unsplash)
Ilustrasi Pasangan Toxic Relationship (sumber: unsplash)

Menurut National Domestic Violence Hotline, dibutuhkan rata-rata tujuh upaya bagi seseorang untuk akhirnya meninggalkan pasangan yang kasar.

“Seringkali, meninggalkan hubungan yang kasar tidak hanya sulit secara emosional tetapi juga dapat mengancam jiwa,” kata CEO One Love, Katie Hood.

Beberapa alasan umum unntuk tetap berada dalam hubungan yang sebenarnya tidak sehat adalah:

  • Merasakan ikatan yang erat melalui trauma
  • Pasangan tidak membiarkan pergi
  • Memiliki masalah keamanan
  • Tidak punya tujuan
  • Terlalu bergantung pada pasangan
  • Kurang dukungan
  • Takut dan malu
  • Ingin menjaga keutuhan keluarga demi anak-anak
  • Takut akan reaksi pasangan. 

 


Bagaimana Cara Keluar dari Relasi Itu?

Toxic Parents
Ilustrasi Toxic Credit: unsplash.com/Benjamin

Jika beberapa hal diatas menjadi alasan untuk tidak bisa meninggalkan hubungan penuh kekerasan, beberapa tips ini mungkin dapat membantu:

1. Buat Rencana Keselamatan 

Membangun keamanan penting, rencana keselamatan dapat membantu mengurangi risiko bahaya selama proses perpisahan.

“Setiap hubungan dan situasi adalah hal yang unik, seperti halnya setiap perpisahan. Jadi penting untuk membuat rencana untuk mengakhiri hubungan dengan aman,” kata Hood

2. Membangun Jaringan Keamanan 

“Untuk menghindari kembali ke hubungan yang penuh kekerasan, kelilingi diri sendiri dengan jaringan dukungan dari teman-teman dan orang-orang terkasih,” ucap Hood

 


3. Ingat Alasan Kepergian

Sangat normal untuk merindukan pasangan, tetapi itu tidak berarti bahwa seseorang harus bersama mereka. Ketika ada beberapa kebaikan dalam suatu hubungan yang membuat seseorang merasa sulit berpisah, pikirkan keburukan lain yang bahkan lebih parah.

Seseorang berhak berada dalam suatu hubungan yang aman, sehat dan membahagiakan.

4. Utamakan Diri Sendiri 

“Penting bagi seseorang untuk focus pada pertumbuhan dan pemrosesan diri sendiri,” kata Black.

“Beri diri sendiri kebaikan dan waktu untuk sembuh.”

5. Belajar Mandiri 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan bahwa peningkatan keamanan finansial dapat mengurangi risiko kekerasan pasangan intim

Terutama jika dulu seseorang bergantung pada pasangan untuk tempat tinggal dan keuangan. Menemukan ruang yang aman untuk hidup akan memulai jalan menuju kemandirian.

 

Infografis Rahasia Sukses Memulai Hubungan Baru
Infografis Rahasia Sukses Memulai Hubungan Baru. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya