Beredar di Medsos Ada Ulat Pembunuh Manusia dalam 4 Jam, Kemenkes: Hoaks

Ulat tersebut memang mengeluarkan racun tapi tidak ada fakta yang menyebutkan bisa membunuh manusia.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 28 Feb 2024, 11:12 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2024, 11:11 WIB
banner Hoax
banner Hoaks tentang ulat yang bisa membunuh manusia dalam 4 jam (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengatakan bahwa tidak benar soal ulat yang disebut-sebut bisa membunuh manusia dalam waktu empat jam seperti yang beredar di media sosial.

Bila melihat ulat yang dimaksud dalam video yang beredar, ulat tersebut adalah puss caterpillar atau ulat kucing atau ulat as. Ulat tersebut banyak ditemukan di wilayah selatan Amerika Serikat.

“Faktanya memang beracun, tapi tidak ada fakta yang menyebutkan kalau ulat ini bisa membunuh manusia. Hoaks itu,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan dokter M Syahril dalam keterangan yang diterima Liputan6.com.

Kemenkes menjelaskan bahwa ulat tersebut memang memiliki kelenjar racun yang terletak di dasar tubuh. Lalu, kelenjar racun juga tersembunyi di antara bulunya yang lebat.

Sengatan ulat dapat menimbulkan reaksi yang berbeda pada setiap orang. Sengatan ulat ini hanya berbahaya bagi orang yang menderita reaksi ekstrem terhadap gigitan serangga.

Bila Muncul Gejala Alergi Segera ke Dokter

Jika terkena sengatan ulat berbulu ini, hal pertama kali harus dilakukan adalah mencuci area tubuh yang terkena sengatan dengan sabun dan air untuk mengurangi rasa sakit. Anda juga disarankan menggunakan krim anti-gatal jika sengatan mulai terasa gatal.

“Segera ke dokter sekiranya ada alergi terhadap gigitan serangga atau jika dirasa gejala terasa lebih parah," kata Syahril.

Puss Caterpillar (Potret Donald W. Hall, University of Florida, AS)
Puss Caterpillar (Potret Donald W. Hall, University of Florida, AS)

Banyak Ditemukan Kasus Sengatan pada Anak Kecil di Florida

Bila mengutip CDC, Amerika Serikat, laporan terkait ruam akibat ulat kerap terjadi pada anak-anak. Pada Maret 2011 misalnya dilaporkan bahwa ada beberapa anak serta staf dari sebuah daycare dan sekolah di Florida yang mengalami ruam-ruam merah. 

Ahli epidemiologi melakukan kunjungan lapangan ke sekolah dasar dan fasilitas penitipan anak yang terkena dampak untuk mengetahui jenis ulat bulu yang ada dan tingkat kontak antara anak-anak dan ulat bulu.

Ditemukan banyak ulat ngengat tussock bertanda putih dan kepompongnya diamati di pepohonan dan peralatan bermain di kedua lokasi dan di depan pintu masuk fasilitas penitipan anak.

Efek Sengatan Ulat

Kontak dengan ulat seperti puss caterpillar sering kali akan menimbulkan efek parah sehingga rasa sakit akan langsung terasa pada korbannya. 

Waktu dari paparan hingga timbulnya ruam kemungkinan besar dalam hitungan menit hingga jam.

Mengutip CDC, rekomendasi jika mengalami hal ini adalah menempelkan selotip pada area yang terkena dan berulang kali melepaskan selotip untuk membantu menghilangkan bulu-bulu kecil, mencuci area tersebut dengan sabun dan air, mengoleskan kompres es untuk mengurangi sensasi perih, dan mengoleskan krim steroid topikal dengan potensi rendah.

Jikaorang tersebut memiliki riwayat demam, asma, atau alergi; atau timbul reaksi alergi sebaiknya segera menghubungi dokter.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya