Makin Dalam Mengenal Superfood, Kriteria dan Jenisnya

Superfood merupakan salah satu istilah dunia gizi yang cukup berkembang sekarang. Namun masih banyak kebingungan dan kesalahpahaman tentang istilah tersebut.

oleh Fariza Noviani Abidin diperbarui 05 Mar 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2024, 14:00 WIB
superfood
Belum ada kriteria baku untuk menentukan makanan mana yang termasuk superfood. (Credit: Freepik/master1305)

Liputan6.com, Jakarta - Di era modern ini, masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesehatan dan gaya hidup yang seimbang dan sehat. Hal ini mendorong munculnya berbagai tren baru dalam dunia gizi dan kesehatan, salah satunya adalah konsumsi superfood.

Superfood merupakan makanan kaya gizi yang didominasi bahan pangan nabati dan beberapa ikan serta produk susu. Makanan ini digemari karena kandungan vitamin, mineral, dan antioksidannya yang tinggi serta diyakini membawa manfaat kesehatan bagi konsumennya.

Namun, American Heart Association mengingatkan bahwa "superfood" bukanlah istilah ilmiah.

Belum ada kriteria baku untuk menentukan makanan mana yang termasuk superfood. Meskipun begitu, beberapa makanan seperti blueberry, salmon, kale, dan acai diakui memiliki nilai gizi yang baik.

Dilansir dari Live Science, Despina Hyde, seorang ahli gizi terdaftar di program manajemen berat badan New York University's Langone Medical Center, Amerika Serikat, mengatakan bahwa hal itu istilah pemasaran saja.

"Superfood tidak memiliki kelompok makanan sendiri. Sebagai ahli gizi, saya melihat 'superfood' lebih sebagai istilah pemasaran untuk makanan yang memiliki manfaat kesehatan."

Beberapa contoh superfood, seperti salmon, mengandung lemak sehat yang bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung. Makanan tinggi serat seperti kale, membantu pencernaan dan memberikan rasa kenyang, sehingga membantu dalam upaya penurunan berat badan.

Kritik Istilah Superfood

Istilah "superfood" sering digembar-gemborkan sebagai makanan ajaib dengan segudang manfaat kesehatan. Namun, para ilmuwan mengungkapkan bahwa label ini sering kali hanyalah trik pemasaran tanpa didasari penelitian ilmiah yang kuat.

Produsen makanan memanfaatkan celah ini dengan gencar melakukan lobi dan strategi marketing untuk membentuk persepsi publik terhadap produk mereka.

Kritik utama lainnya untuk istilah ini adalah bahwa proses pembuatan superfood yang tidak selalu sehat. Contohnya, teh hijau dalam botol yang diproduksi secara komersial, meskipun berasal dari bahan dasar yang sehat, seringkali dicampur dengan teh berkualitas rendah dan ditambahkan gula berlebihan.

Hal serupa berlaku untuk "super-juice" yang terbuat dari buah acai, noni, dan delima. Jus ini, meskipun mengandung buah-buahan yang kaya antioksidan, bisa mengandung gula tambahan yang tinggi dan tidak menyehatkan.

Praktik produsen yang menyesatkan ini, dikenal sebagai "healthwashing" yang dapat membahayakan konsumen yang tidak menyadari jumlah gula yang mereka konsumsi.

Kritik lain ditujukan pada pengolahan biji-bijian utuh. Proses yang bertujuan meningkatkan rasa dan tekstur biji-bijian utuh, seperti pada oat instan, dapat mengurangi nilai gizinya. 

Konsumsi Superfood yang Dapat Berlebihan

Istilah "superfood" memang sering digunakan untuk menggambarkan makanan yang kaya nutrisi dan antioksidan. Namun, istilah ini tidak ilmiah dan tidak dapat diukur, sehingga dapat menyesatkan konsumen.

Hyde, mengatakan bahwa dia mendorong kliennya untuk mengonsumsi segala sesuatu dalam porsi yang moderat, termasuk superfood.

"Ketika kita menyebut makanan ini sebagai 'super' dan 'sehat,' orang berpikir mereka bisa mengonsumsinya dalam jumlah yang tidak terbatas," katanya.

"Namun, Anda harus berhati-hati dengan jumlah yang Anda makan, karena bisa mengalami peningkatan berat badan dari mengonsumsi terlalu banyak makanan sehat."

Penelitian menunjukkan bahwa diet ideal adalah yang sebagian besar berbasis tanaman, dengan berbagai buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan produk hewani yang sehat. Diet ini terbukti memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah.

 

Contoh Superfood

Terdapat beberapa kesalahpahaman akan istilah superfood, berikut adalah jenis-jenis bahan makanan yang digolongkan sebagai superfood beserta alternatifnya.

1. Bluberi

Blueberi sering menduduki puncak daftar superfood karena kaya vitamin, serat larut, dan fitokimia. Senyawa ini memberi warna pada tanaman dan meningkatkan ketahanannya terhadap penyakit.

Nyatanya, kandungan blueberi ini juga terdapat pada buah beri lain seperti stroberi dan cranberry.

Penelitian dalam International Journal of Molecular Sciences (2015) menunjukkan konsumsi rutin buah beri dapat menurunkan peradangan dalam tubuh. 

2. Kale

Kale memang terkenal sebagai superfood, namun tahukah bahwa sayuran hijau gelap lainnya memiliki manfaat yang tak kalah hebat? Sawi, bayam, dan kubis, semuanya kaya akan vitamin A, C, dan K, serta serat, kalsium, dan mineral lainnya.

Sebuah studi tahun 2016 menunjukkan bahwa konsumsi bayam secara rutin dapat membantu mengurangi risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker. Jadi, tak perlu ragu untuk memasukkan berbagai jenis sayuran hijau gelap selain kale ke dalam menu harian Anda.

3. Ikan

Target Ekspor Komoditas Kelautan dan Perikanan 2023
Ilustrasi ikan sebagai superfood (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan mackerel kaya akan omega-3 yang bermanfaat untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Manfaatnya diyakini jauh lebih besar daripada risiko merkuri yang terkandung di dalamnya.

Bagi yang khawatir akan kontaminasi merkuri, hindari ikan puncak rantai makanan seperti hiu, ikan pedang, king mackerel, atau tuna. Pilihlah ikan yang lebih kecil seperti sardenyang tingkat merkurinya lebih rendah.

4. Kacang-kacangan

Kacang-kacangan dan biji-bijian utuh termasuk dalam kategori superfood karena kaya akan nutrisi penting. Kacang-kacangan merupakan sumber protein rendah lemak, serat larut dan tak larut, vitamin, dan mineral jejak yang sering kali kurang dalam diet masyarakat. Sebuah studi tahun 2007 menunjukkan bahwa kacang kuning, kacang hijau, kacang tanah, kedelai, lentil, dan kacang merah memiliki kemampuan antioksidan yang tinggi.

Biji-bijian utuh, seperti quinoa, memiliki manfaat yang mirip dengan kacang-kacangan, meskipun kandungan proteinnya lebih rendah. Biji-bijian utuh kaya akan vitamin, mineral, serat, dan antioksidan. Quinoa, meskipun bukan biji-bijian, memiliki manfaat yang sama dan merupakan sumber protein, vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang luar biasa.

Superfood memang bisa menjadi awal yang baik untuk memulai pola makan sehat. Memahami nilai nutrisi dari makanan yang dikonsumsi memberikan wawasan menarik tentang kesehatan. Namun, penting untuk diingat bahwa banyak makanan sehat lain di luar sana yang patut dicoba, meskipun tidak dilabeli sebagai "superfood."

Banyak makanan yang terjangkau dan tidak berlabel "superfood" memiliki kandungan nutrisi tinggi. Contohnya, kacang polong dan wortel kaleng. Makanan ini lebih mudah diakses dengan pendapatan rendah atau akses terbatas terhadap buah dan sayuran segar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya