Cara Mengatasi Mabuk Perjalanan Saat Mudik Lebaran, Salah Satunya Atur Posisi Duduk

Mabuk perjalanan yang dialami pemudik dapat terjadi akibat otak menerima sinyal berbeda dari beberapa anggota tubuh.

oleh Tim Health diperbarui 08 Apr 2024, 04:01 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2024, 04:01 WIB
Arus Balik Mudik Lebaran 2022 di Stasiun Pasar Senen Mulai Ramai
Sejumlah porter membawa barang penumpang kereta api Dharmawangsa dari Surabaya tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Kamis (5/5/2022). Sebanyak 38.400 penumpang yang berangkat dari seluruh stasiun KA Jarak Jauh tiba di area Daop 1 Jakarta pada H+3 lebaran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Di Indonesia, hari raya Idul Fitri lekat dengan tradisi mudik ke kampung halaman. Masyarakat akan menempuh perjalanan menggunakan moda transportasi apapun demi tiba di kampung halaman.

Namun, tak bisa dipungkiri bahwa perjalanan mudik lebaran mungkin menjadi waktu yang buruk bagi sebagian orang yang mudah mabuk perjalanan.

Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Permata Dalima Serpog dr Surya Ulhaq, Sp.PD mengatakan, mabuk yang dialami pemudik dapat terjadi akibat otak menerima sinyal berbeda dari beberapa anggota tubuh.

“Ini harus diperhatikan ya, mabuk perjalanan itu dapat terjadi akibat otak menerima sinyal yang berbeda dari beberapa anggota tubuh,” kata Surya dalam webinar yang diikuti di Jakarta, Sabtu, dilansir Antara.

Surya mencontohkan kondisi seseorang yang mengalami mabuk perjalanan dalam sebuah kendaraan, matanya seakan melihat pepohonan bergerak, sedangkan otot maupun mereka sendiri merasa tubuh diam dan tidak bergerak.

Akibatnya adanya ketidaksinkronan tersebut, otak tidak bisa memproses informasi apakah tubuh benar diam atau bergerak. Jika kondisi ini dibiarkan berlanjut, maka terdapat kemungkinan orang itu akan mengalami fobia atau kecemasan terhadap perjalanan jauh, migrain hingga penyakit Parkinson.

Untuk mengatasi mabuk perjalanan, Surya menyarankan mengatur posisi duduk hingga mendapatkan posisi yang nyaman. Semisal duduk di bagian dekat jendela atau menghadap lurus ke depan.

Selain itu, pastikan untuk tidak mengonsumsi makanan dalam jumlah terlalu banyak atau terlalu kenyang sebelum bepergian.

Kalaupun mabuk dirasa tidak berkurang, pemudik bisa tidur dan beristirahat sebentar sebelum kembali melanjutkan perjalanan.

Adapun cara lainnya, kata Surya, bisa dengan mengonsmsi makanan ringan atau meyesap permet dengan citarasa mint.

"Cara lainnya bisa konsumsi makanan ringan atau bisa dibantu permen yang berasa mint. Itu bisa mengurangi mabuk di perjalanan. Jangan lupa tidur enam jam sebelum melakukan perjalanan,” imbuhnya.

 

Minum Obat Antimabuk

Selain penanganan mandiri, mabuk perjalanan juga dapat diatasi dengan meminum obat anti mabuk. Surya menjelaskan supaya kinerja obat lebih efektif, obat dapat diminum dalam kurun waktu satu atau dua jam sebelum melakukan perjalanan.

Menurut dia, beberapa jenis obat anti mabuk sudah bisa dibeli secara bebas oleh masyarakat di apotek terdekat. Obat-obat itu biasanya mengandung dimenhydrinate yang berfungsi untuk mencegah mual dan muntah selama perjalanan.

“Tapi diingat ada obat-obat yang juga memerlukan resep dokter, di antaranya domperidone, metoclopramide dan ondansetron,” ujar Surya.

 

Berisiko Dialami Oleh Kelompok Ini

Surya menyebut, kondisi mabuk perjalanan akan bersiiko lebih tinggi terjadi pada pemudik usia 2 sampai 12 tahun, gemar bermain ponsel atau membaca saat berkendara dan tidak memiliki waktu istirahat yang cukuup sebelum memulai perjalanan.

Kelompok lian yang rentan mengalami mabuk perjalanan adalah orang yang tengah mengalami perubahan hormonal akibat kondisi tertentu seperti ketika menstruasi, hamil, atau mengonsumsi pil KB.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya