Kenali Pneumothorax, Gejala dan Penyebab Paru-Paru Kolaps Seperti yang Dialami Winter Aespa

Penyebab dan Gejala Pneumothorax, Kondisi yang Dialami Winter Aespa

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 12 Apr 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2024, 17:00 WIB
Pneumotoraks, Paru-Paru Kolaps yang Dialami Winter Aespa (Instagram/imwinter)
Pneumotoraks, Paru-Paru Kolaps yang Dialami Winter Aespa (Instagram/imwinter)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota grup aespa, Winter, baru-baru ini menjalani operasi karena pneumothorax dan diperkirakan akan membutuhkan waktu istirahat selama sebulan untuk pemulihan optimal.

Pneumothorax, atau paru-paru kolaps, terjadi ketika udara masuk ke ruang antara dinding dada dan paru-paru, yang dikenal sebagai ruang pleura.

Akumulasi udara ini dapat menekan paru-paru, menyebabkan kolaps sebagian atau seluruhnya, seperti dikutip dari My Cleveland Clinic pada Jumat, 12 April 2024.

Gejala Pneumothorax

  • Nyeri dada yang terlokalisasi di satu sisi, terutama saat bernapas dalam
  • Batuk
  • Nafas cepat
  • Detak jantung meningkat
  • Kelelahan
  • Sesak napas atau dispnea
  • Perubahan warna kulit, bibir, atau kuku menjadi kebiruan (sianosis)

Jika mengalami gejala-gejala ini, segera kunjungi IGD untuk mendapatkan perawatan medis.

Penyebab Pneumothorax

Pneumothorax bisa disebabkan oleh kondisi medis, cedera fisik, atau faktor gaya hidup tertentu.

Kondisi Medis

  • Asma
  • Radang paru-paru
  • Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
  • Penyakit pembuluh darah kolagen
  • Fibrosis kistik
  • Emfisema
  • Fibrosis paru idiopatik
  • Kanker paru-paru
  • Limfangioleiomyomatosis
  • Tuberkulosis (TBC)
  • Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penyebab Pneumothorax Akibat Cedera

Pneumotoraks, Paru-Paru Kolaps yang Dialami Winter Aespa (Instagram/imwinter)
Pneumotoraks, Paru-Paru Kolaps yang Dialami Winter Aespa (Instagram/imwinter)

Cedera

  • Trauma benda tumpul
  • Luka tembak atau tusuk
  • Prosedur medis seperti biopsi paru, blok saraf, pemasangan saluran vena sentral, atau ventilasi mekanis

Faktor Gaya Hidup

  • Penggunaan narkoba inhalan
  • Merokok
  • Terbang atau menyelam yang melibatkan perubahan tekanan udara

Faktor Risiko

  • Riwayat keluarga dengan pneumothorax
  • Kehamilan
  • Tipe tubuh tinggi dan kurus, khususnya pada laki-laki saat lahir (AMAB)
  • Sindrom Marfan
  • Endometriosis

Mengenali gejala dan penyebab pneumothorax dapat membantu dalam penanganan dini dan pencegahan komplikasi lebih lanjut.

 

 


Jenis-Jenis Pneumothorax atau Paru-Paru yang Kolaps

Pneumothorax, kondisi ketika paru-paru mengalami kolaps, terbagi menjadi dua tipe utama: spontan dan traumatis, dengan variasi spesifik dalam masing-masing kategori.

Pneumothorax Spontan

Pneumothorax Spontan Primer

  • Terjadi tanpa cedera atau penyakit paru-paru yang mendasari
  • Biasanya disebabkan oleh pecahnya blebs (kantong udara abnormal) di paru-paru yang mengeluarkan udara ke dalam rongga pleura

Pneumothorax Spontan Sekunder

  • Terkait dengan penyakit paru-paru yang ada, seperti PPOK atau fibrosis kistik
  • Paru-paru kolaps bisa terjadi akibat tersumbatnya udara yang menyebabkan pembentukan bula, yang dapat pecah

 


Pneumothorax Traumatis

Pneumothorax Terkait Cedera

  • Terjadi akibat cedera fisik seperti patah tulang rusuk atau luka tusukan yang menyebabkan paru-paru tertusuk

Pneumothorax Iatrogenik

Kolaps paru-paru sebagai akibat dari prosedur medis, seperti biopsi paru atau pemasangan saluran vena sentral.

Jenis Pneumothorax Lainnya

Tension Pneumothorax

  • Udara masuk ke paru-paru tetapi tidak bisa keluar, menciptakan efek katup satu arah
  • Tekanan meningkat dalam dada, menjadikannya kondisi darurat medis yang serius

Pneumothorax Katamenial

  • Kondisi langka yang terkait dengan endometriosis
  • Jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim dapat membentuk kista yang melepaskan darah ke dalam rongga pleura, menyebabkan kolaps paru
  • Setiap jenis pneumothorax membutuhkan pendekatan medis yang spesifik berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan kondisi tersebut.
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya