Si Kecil Pilih-Pilih Makanan? Ini 6 Strategi yang Bisa Dicoba, Termasuk Enggak Boleh Memaksa

Anak yang memiliki sifat pemilih dalam hal makanan dapat membuat Ibu kesulitan.

oleh Fariza Noviani Abidin diperbarui 08 Mei 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2024, 17:00 WIB
Si Kecil Pilih-Pilih Makanan? Ini Startegi yang Bisa Dicoba Agar Anak Mau Makan Apa Saja
Strategi menghadapi anak yang pemilih saat makan.

Liputan6.com, Jakarta - Memiliki anak yang pemilih soal makanan memang bisa menjadi tantangan tersendiri bagi para orang tua. Sering kali, mereka menolak mencoba makanan baru atau hanya terpaku pada beberapa jenis makanan tertentu.

Hal ini tentu saja dapat menimbulkan kekhawatiran tentang asupan gizi dan perkembangan anak.

Dilansir dari Cleveland Clinic, ahli diet, Jennifer Hyland menjelaskan bahwa pemilihan makanan pada anak biasa dimulai sejak usia 2 atau 3 tahun.

Di masa bayi, anak-anak umumnya senang mencoba berbagai makanan baru. Namun, saat mereka menjadi balita, pemilihan makanan yang khas mulai muncul. 

Meskipun begitu, jangan menyerah dalam upaya mengenalkan berbagai jenis makanan kepada anak, termasuk buah-buahan dan sayuran segar.

Hyland menekankan pentingnya terus memperkenalkan makanan baru kepada anak secara berkala agar mereka mau mencobanya, karena bagi sebagian besar anak, sifat pemilih dalam hal makanan tidak akan hilang dengan sendirinya tanpa usaha dari orang tua.

Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan agar anak mau mencoba berbagai jenis makanan.

1. Jangan Memaksa Anak

Membuat waktu makan menjadi momen yang menyenangkan dan aman bagi anak adalah kuncinya. Hindari memaksa anak makan saat mereka mengatakan tidak lapar, atau bahkan menyuruh mereka menghabiskan seluruh makanan mereka.

Sikap memaksa ini dapat membuat anak mengasosiasikan waktu makan dengan kecemasan dan frustrasi.

"Menyuruh anak menghabiskan makanan dapat membuat mereka tidak percaya dengan nafsu makannya sendiri dan merasa tidak mampu mengatur rasa lapar mereka," jelas Hyland.

"Hal ini bisa membingungkan mereka saat tumbuh dewasa. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa memaksa makan tidak membuat anak menjadi lebih lahap."

 

2. Buat Sebuah Rutinitas Makan

Membangun rutinitas makan yang teratur sangat penting untuk membantu anak mengembangkan kebiasaan makan yang sehat. Pastikan untuk menyajikan makanan dan camilan pada waktu yang sama setiap hari, dengan tujuan tiga kali makan dan dua kali camilan per hari.

Hal ini akan membantu anak terbiasa dengan pola makan yang teratur dan terhindar dari rasa lapar yang berlebihan di waktu makan.

Perhatikan juga jenis camilan yang Anda berikan. Hindari menawarkan camilan tidak sehat seperti kue secara rutin, karena dapat mengurangi nafsu makan anak saat waktu makan tiba.

Pilihlah camilan sehat seperti buah-buahan yang kaya nutrisi dan mengenyangkan.

"Anak-anak berkembang dengan baik dengan adanya rutinitas," jelas Hyland.

"Tugas orang tua adalah menentukan jenis makanan yang disajikan dan kapan disajikan. Dengan menawarkan makanan setiap beberapa jam sepanjang hari, anak memiliki banyak kesempatan untuk makan, daripada mengemil berlebihan dan merasa tidak lapar saat waktu makan."

3. Mulai dengan Porsi yang Kecil Dulu

Saat mengenalkan makanan baru kepada anak, hindari menyajikannya dalam porsi besar yang dapat membuat mereka merasa terintimidasi.

Sebaliknya, sajikan dalam porsi kecil, cukup beberapa suap di piring mereka. Biarkan anak mengeksplorasi makanan tersebut dengan caranya sendiri, tanpa paksaan.

"Porsi besar bisa terasa menakutkan bagi anak-anak," jelas Hyland. "Mulailah dengan porsi kecil dan Anda selalu bisa menambahkan lebih banyak jika mereka menginginkannya."

Strategi ini membantu anak membiasakan diri dengan makanan baru secara perlahan dan bertahap.

4. Bangun Gambaran yang Baik Tentang Makanan

Alih-alih fokus pada rasa makanan, ajak anak untuk menjelajahi berbagai aspek lain seperti warna, bentuk, tekstur, dan aroma. Hal ini dapat membantu mereka lebih tertarik pada makanan dan berani mencobanya.

Berikan contoh yang baik dengan menunjukkan kepada anak bahwa Anda sendiri senang mencoba makanan baru dan menikmati berbagai jenis makanan. Kebiasaan ini dapat mendorong mereka untuk mengikuti jejak Anda dan merasa lebih nyaman saat mencoba hal baru.

"Saat berhadapan dengan anak yang pemilih soal makanan, saya tidak memperbolehkan mereka menggunakan kata-kata negatif seperti 'jijik' atau 'iyuh'," jelas Hyland.

"Alih-alih, mereka harus mendeskripsikan bagaimana makanan itu sebenarnya terlihat, baunya, atau rasanya."

5. Masak Makanan yang Sama Untuk Semua Anggota Keluarga

Pada saat makan bersama, sajikan setidaknya satu jenis makanan yang Anda tahu disukai anak Anda. Hal ini bertujuan untuk menciptakan rasa nyaman dan aman bagi mereka saat makan. Namun, pastikan untuk menyajikan menu yang sama untuk semua anggota keluarga.

"Sebisa mungkin, cobalah untuk memasak makanan yang sama untuk seluruh keluarga," saran Hyland.

"Anak Anda mungkin tidak menghabiskan semua makanannya, tetapi penting bagi Anda untuk menyajikannya dan memberikan contoh dengan mencoba makanan tersebut sendiri."

Menyajikan menu yang sama untuk seluruh keluarga tidak hanya membantu anak merasa lebih nyaman, tetapi juga mendorong mereka untuk mencoba makanan baru dengan melihat orang tua dan anggota keluarga lain menikmatinya. 

6. Kurangi Distraksi

Hindari penggunaan gadget seperti smartphone atau TV saat makan bersama. Hal ini dapat mengalihkan perhatian anak dari makanan dan momen kebersamaan bersama keluarga.

"Saya ingin anak-anak fokus pada makanan dan waktu bersama keluarga, serta percakapan yang terjadi di antara mereka," jelas Hyland.

Membuat waktu makan bebas dari gangguan elektronik memungkinkan anak untuk fokus pada rasa dan tekstur makanan, serta berpartisipasi dalam percakapan dengan anggota keluarga.

Hal ini dapat meningkatkan kehangatan dan kedekatan dalam keluarga, dan membantu anak mengembangkan kebiasaan makan yang lebih sehat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya