Anak Ini Alami Radang Otak Parah Akibat Dicium Orang Asing di Bibir, Hidupnya Kini Hancur

Dicium Orang Asing di Bibir, Anak Ini Alami Radang Otak Parah

oleh Fariza Noviani Abidin diperbarui 04 Jun 2024, 15:44 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 15:44 WIB
Bocah 8 Tahun Bernama Breelynn Alami Radang Otak Parah Akibat Dicium di Area Bibir oleh Orang Asing Pembawa Virus Herpes (Foto: Unsplash/Jonathan Borba)
Bocah 8 Tahun Bernama Breelynn Alami Radang Otak Parah Akibat Dicium di Area Bibir oleh Orang Asing Pembawa Virus Herpes (Foto: Unsplash/Jonathan Borba)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang anak perempuan berumur 8 tahun bernama Breelynn mengalami radang otak yang serius setelah dicium oleh orang asing di bibirnya saat dia berusia 2 hari.

Dalam sesi wawancara dengan Special Books by Special Kids, dijelaskan bahwa Breelynn lahir dengan sehat. Namun, dua minggu setelah dicium, dia mulai mengalami kejang dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa Breelynn terkena radang otak akibat infeksi virus herpes simpleks (HSV) yang ditularkan melalui ciuman orang yang memiliki cold sore atau herpes labialis.

Infeksi HSV pada bayi yang sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna dapat berakibat fatal.

Menurut National Organization for Rare Disorders, Ensefalitis Herpes Simpleks (EHS) adalah penyakit yang menyerang otak dan sistem saraf. Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV), virus yang sama yang menyebabkan herpes oral dan genital.

"Infeksi masuk ke dalam cairan otak dan menyerang otaknya, terutama sisi kiri otak. Dan mulai, baru saja mulai bergerak ke sisi kanan ketika kami mengetahuinya. Namun, secara lebih umum ensefalitis, saya kira seperti menggerogoti jaringan otaknya," kata ibunya Breelynn.

Lebih lanjut dikatakan bahwa orang yang mencium Breelynn saat itu ternyata memiliki herpes labialis, infeksi virus herpes simpleks di sekitar batas area bibir.

Kekebalan tubuh Breelynn yang belum sempurna saat bayi membuatnya mudah untuk ikut terjangkit virus herpes simpleks tersebut.

Ciuman Orang Asing Pada Bibir Seorang Bayi Berujung Pada Cedera Otak Parah
Breelynn, seorang anak yang terkena cedera otak setelah dicium oleh orang asing saat bayi (YouTube.com/Special Books By Special Kids)

Ensefalitis Herpes Simpleks (EHS) Adalah Penyakit Langka

Dilansir dari National Library of Medicine, Ensefalitis herpes simpleks (EHS) merupakan penyakit yang menyerang otak dan sistem saraf, dan dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian.

Meskipun EHS tergolong langka, penyakit ini dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas yang signifikan pada orang dewasa dan anak-anak, bahkan dengan pengobatan antivirus.

Tingkat kematian EHS yang tidak diobati mencapai 70 persen, dan hanya sedikit orang yang pulih sepenuhnya. Pada bayi baru lahir, EHS yang disebabkan oleh virus herpes simplex tipe 2 (HSV-2) dapat menyerang seluruh otak, sehingga menyebabkan lebih banyak kerusakan saraf dan komplikasi jangka panjang.

Meskipun pengobatan antivirus seperti asiklovir dapat membantu mengendalikan virus, EHS tetap menjadi penyakit yang berbahaya. Gejala EHS dapat bervariasi, namun umumnya termasuk demam tinggi, sakit kepala parah, kebingungan, kejang, dan kelemahan otot.

Kondisi Breelynn yang Alami Radang Otak Parah Saat Ini

Bocah 8 Tahun Bernama Breelynn Alami Radang Otak Parah Akibat Dicium di Area Bibir oleh Orang Asing Pembawa Virus Herpes (YouTube.com/Special Books By Special Kids)
Bocah 8 Tahun Bernama Breelynn Alami Radang Otak Parah Akibat Dicium di Area Bibir oleh Orang Asing Pembawa Virus Herpes (YouTube.com/Special Books By Special Kids)

Di umur Breelynn yang sudah 8 tahun, ibunya mengatakan bahwa sisi kiri otak anaknya mengalami kerusakan sekitar 60 persen, dan sisi kanannya 10 persen. Hal ini membuat Breelynn kehilangan sebagian kemampuan otaknya dan mengakibatkan perkembangannya tidak maksimal.

"Jadi melihat ekspresi wajah, atau keterampilan pengenalan apapun dari dia adalah hal yang luar biasa," kata ibunya Breelynn. 

Saat ini, Breelynn juga tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Dia hanya bisa mengeluarkan suara erangan serta menggunakan ekspresi wajah untuk berkomunikasi.

Perjalanan hidup Breelynn juga penuh dengan rintangan dan ketidakpastian. Sejak awal, para dokter meragukan kelangsungan hidupnya. Salah satu dokter bahkan memprediksi bahwa dia tidak akan bertahan hidup lebih dari tiga bulan.

Namun, anak ini terus menunjukkan tekadnya untuk melawan segala rintangan.

Dokter lain pun memprediksi bahwa dia tidak akan pernah mencapai usia SMA. Ketidakpastian tentang masa depannya terus menghantui keluarga.

Kini, dengan penuh tekad dan optimisme, orang tua Breelynn bertekad untuk memberikannya kehidupan terbaik yang bisa mereka berikan. Mereka fokus pada masa kini dan berusaha menciptakan momen-momen indah bersama sang anak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya