EHS adalah Sistem Manajemen Lingkungan dan Keselamatan Kerja

EHS adalah sistem manajemen yang penting bagi perusahaan untuk melindungi lingkungan, kesehatan dan keselamatan pekerja. Pelajari lebih lanjut tentang EHS di sini.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Nov 2024, 12:40 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2024, 12:40 WIB
ehs adalah
ehs adalah ©Ilustrasi dibuat AI
Daftar Isi

Liputan6.com, Jakarta Dalam era modern ini, perusahaan tidak hanya dituntut untuk menjalankan operasi secara efisien, tetapi juga bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan dan kesejahteraan karyawan. Inilah mengapa sistem manajemen Environment, Health and Safety (EHS) atau Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja menjadi sangat krusial. Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang apa itu EHS, manfaatnya, implementasinya, serta berbagai aspek penting lainnya.

Pengertian EHS (Environment, Health and Safety)

EHS adalah singkatan dari Environment, Health and Safety, yang dalam bahasa Indonesia berarti Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja. EHS merupakan suatu sistem manajemen terpadu yang bertujuan untuk melindungi lingkungan, menjaga kesehatan dan keselamatan pekerja, serta memastikan keberlanjutan operasional perusahaan.

Sistem manajemen EHS mencakup berbagai aspek, termasuk:

  • Pengelolaan dampak lingkungan dari aktivitas perusahaan
  • Pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
  • Pemenuhan regulasi terkait lingkungan dan keselamatan kerja
  • Peningkatan kesadaran karyawan akan pentingnya EHS
  • Pengembangan prosedur dan standar kerja yang aman

EHS bukan hanya sekadar program atau departemen dalam perusahaan, melainkan suatu pendekatan holistik yang terintegrasi ke dalam seluruh aspek operasional. Tujuan utamanya adalah menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan ramah lingkungan.

Sejarah dan Perkembangan EHS

Konsep EHS tidak muncul begitu saja, melainkan hasil dari evolusi panjang dalam dunia industri dan bisnis. Berikut adalah beberapa tonggak penting dalam sejarah perkembangan EHS:

  • Era Revolusi Industri (abad ke-18 dan 19): Munculnya kesadaran akan bahaya di tempat kerja akibat mekanisasi dan industrialisasi massal.
  • Awal abad ke-20: Mulai diberlakukannya undang-undang keselamatan kerja di berbagai negara.
  • Tahun 1970-an: Meningkatnya perhatian terhadap isu lingkungan, ditandai dengan pembentukan badan-badan lingkungan di banyak negara.
  • Tahun 1980-1990an: Berkembangnya konsep manajemen mutu total (TQM) yang juga mencakup aspek keselamatan dan lingkungan.
  • Akhir abad ke-20: Munculnya standar internasional seperti ISO 14001 untuk manajemen lingkungan dan OHSAS 18001 untuk kesehatan dan keselamatan kerja.
  • Awal abad ke-21: Integrasi konsep keberlanjutan (sustainability) ke dalam EHS, serta peningkatan fokus pada tanggung jawab sosial perusahaan.

Perkembangan EHS terus berlanjut hingga saat ini, dengan semakin banyaknya perusahaan yang menyadari pentingnya implementasi sistem manajemen EHS yang efektif. Hal ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk tuntutan regulasi yang semakin ketat, kesadaran konsumen akan isu lingkungan dan sosial, serta pemahaman bahwa praktik EHS yang baik dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.

Komponen Utama Sistem Manajemen EHS

Sistem manajemen EHS yang efektif terdiri dari beberapa komponen utama yang saling terkait. Berikut adalah penjelasan detail mengenai komponen-komponen tersebut:

1. Kebijakan EHS

Kebijakan EHS merupakan pernyataan formal dari manajemen puncak tentang komitmen perusahaan terhadap lingkungan, kesehatan, dan keselamatan kerja. Kebijakan ini menjadi landasan bagi seluruh program dan aktivitas EHS di perusahaan. Elemen-elemen penting dalam kebijakan EHS meliputi:

  • Komitmen untuk mematuhi peraturan dan standar yang berlaku
  • Tujuan dan sasaran EHS perusahaan
  • Prinsip-prinsip dasar dalam pengelolaan EHS
  • Tanggung jawab manajemen dan karyawan dalam implementasi EHS

2. Perencanaan

Tahap perencanaan melibatkan identifikasi aspek-aspek EHS yang relevan dengan operasi perusahaan, serta penetapan tujuan dan target yang ingin dicapai. Proses perencanaan mencakup:

  • Identifikasi bahaya dan penilaian risiko
  • Analisis dampak lingkungan
  • Penetapan indikator kinerja utama (KPI) untuk EHS
  • Penyusunan program dan rencana aksi EHS

3. Implementasi dan Operasi

Tahap ini melibatkan pelaksanaan rencana dan program EHS yang telah disusun. Beberapa aspek penting dalam implementasi EHS meliputi:

  • Penetapan struktur organisasi dan tanggung jawab EHS
  • Pelatihan dan pengembangan kompetensi karyawan terkait EHS
  • Komunikasi internal dan eksternal mengenai isu-isu EHS
  • Pengendalian operasional untuk meminimalkan risiko EHS
  • Kesiapsiagaan dan tanggap darurat

4. Pemantauan dan Pengukuran

Pemantauan dan pengukuran kinerja EHS dilakukan secara berkala untuk memastikan efektivitas sistem manajemen. Hal ini mencakup:

  • Pengukuran parameter lingkungan (misalnya emisi, limbah)
  • Pemantauan kesehatan karyawan
  • Inspeksi keselamatan kerja
  • Audit internal dan eksternal sistem manajemen EHS

5. Tinjauan Manajemen

Tinjauan manajemen merupakan evaluasi berkala oleh manajemen puncak terhadap kinerja dan efektivitas sistem manajemen EHS. Hasil tinjauan ini digunakan untuk perbaikan berkelanjutan dan penyesuaian strategi EHS perusahaan.

Dengan mengintegrasikan kelima komponen utama ini, perusahaan dapat membangun sistem manajemen EHS yang komprehensif dan efektif dalam melindungi lingkungan, kesehatan karyawan, serta keselamatan operasional.

Manfaat Implementasi EHS bagi Perusahaan

Penerapan sistem manajemen EHS yang efektif memberikan berbagai manfaat signifikan bagi perusahaan. Berikut adalah penjelasan detail mengenai manfaat-manfaat tersebut:

1. Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Karyawan

Implementasi EHS secara konsisten dapat secara drastis mengurangi tingkat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Hal ini dicapai melalui:

  • Identifikasi dan pengendalian bahaya di tempat kerja
  • Pelatihan keselamatan yang komprehensif bagi karyawan
  • Penyediaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai
  • Pemantauan kesehatan karyawan secara berkala

Manfaat langsung dari peningkatan keselamatan dan kesehatan karyawan meliputi penurunan biaya medis, pengurangan absensi, dan peningkatan produktivitas.

2. Perlindungan Lingkungan

EHS membantu perusahaan dalam mengelola dampak lingkungan dari operasinya secara lebih efektif. Manfaat yang diperoleh antara lain:

  • Pengurangan emisi gas rumah kaca dan polutan lainnya
  • Efisiensi penggunaan sumber daya alam
  • Pengelolaan limbah yang lebih baik
  • Pencegahan pencemaran lingkungan

Selain berkontribusi pada pelestarian lingkungan, hal ini juga dapat meningkatkan citra perusahaan di mata publik dan pemangku kepentingan.

3. Kepatuhan Terhadap Regulasi

Sistem manajemen EHS membantu perusahaan dalam memenuhi persyaratan hukum dan regulasi terkait lingkungan, kesehatan, dan keselamatan kerja. Manfaatnya meliputi:

  • Menghindari sanksi dan denda akibat pelanggaran regulasi
  • Mempertahankan izin operasi
  • Meningkatkan hubungan dengan regulator dan pemangku kepentingan

4. Efisiensi Operasional

Penerapan EHS seringkali mendorong peningkatan efisiensi dalam berbagai aspek operasional perusahaan, seperti:

  • Optimalisasi penggunaan energi dan sumber daya
  • Pengurangan limbah dan biaya pengelolaan limbah
  • Peningkatan produktivitas melalui lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat
  • Penurunan biaya asuransi dan kompensasi pekerja

5. Peningkatan Reputasi dan Daya Saing

Komitmen terhadap EHS dapat meningkatkan reputasi perusahaan dan memberikan keunggulan kompetitif, melalui:

  • Peningkatan kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis
  • Kemampuan untuk memenuhi persyaratan tender dan kontrak yang mensyaratkan standar EHS tertentu
  • Daya tarik yang lebih besar bagi investor yang mempertimbangkan faktor ESG (Environmental, Social, Governance)
  • Peningkatan loyalitas karyawan dan kemampuan untuk menarik talenta baru

6. Inovasi dan Perbaikan Berkelanjutan

Fokus pada EHS sering kali mendorong inovasi dalam proses dan produk perusahaan, seperti:

  • Pengembangan teknologi dan proses yang lebih ramah lingkungan
  • Penemuan solusi kreatif untuk mengatasi tantangan keselamatan dan kesehatan kerja
  • Peningkatan kualitas produk melalui standar keselamatan yang lebih tinggi

Dengan memahami dan memanfaatkan berbagai manfaat ini, perusahaan dapat memaksimalkan nilai dari investasi mereka dalam sistem manajemen EHS, serta berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan secara lebih luas.

Implementasi EHS dalam Perusahaan

Implementasi sistem manajemen EHS yang efektif memerlukan pendekatan sistematis dan komitmen dari seluruh level organisasi. Berikut adalah langkah-langkah kunci dalam mengimplementasikan EHS di perusahaan:

1. Komitmen Manajemen Puncak

Langkah pertama dan paling krusial adalah memastikan adanya komitmen yang kuat dari manajemen puncak. Ini melibatkan:

  • Penetapan visi dan misi EHS perusahaan
  • Alokasi sumber daya yang memadai untuk implementasi EHS
  • Komunikasi aktif mengenai pentingnya EHS kepada seluruh karyawan

2. Penilaian Awal dan Gap Analysis

Sebelum memulai implementasi, penting untuk melakukan penilaian terhadap kondisi EHS saat ini di perusahaan. Ini mencakup:

  • Identifikasi aspek EHS yang relevan dengan operasi perusahaan
  • Evaluasi kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku
  • Analisis kesenjangan antara kondisi saat ini dan standar yang ingin dicapai

3. Pengembangan Kebijakan dan Prosedur EHS

Berdasarkan hasil penilaian awal, perusahaan perlu mengembangkan:

  • Kebijakan EHS yang komprehensif
  • Prosedur operasi standar (SOP) terkait EHS
  • Sistem dokumentasi dan pengendalian dokumen EHS

4. Pembentukan Struktur Organisasi EHS

Implementasi EHS memerlukan struktur organisasi yang jelas, meliputi:

  • Penunjukan manajer atau tim EHS
  • Penetapan peran dan tanggung jawab EHS untuk setiap level organisasi
  • Pembentukan komite EHS lintas departemen

5. Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi

Pelatihan yang komprehensif sangat penting untuk memastikan seluruh karyawan memahami dan dapat menerapkan prinsip-prinsip EHS. Program pelatihan harus mencakup:

  • Pengenalan dasar EHS untuk seluruh karyawan
  • Pelatihan khusus sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing
  • Pelatihan penyegaran secara berkala

6. Implementasi Program EHS

Tahap ini melibatkan pelaksanaan berbagai program EHS yang telah direncanakan, seperti:

  • Program pencegahan kecelakaan kerja
  • Inisiatif pengelolaan limbah dan efisiensi energi
  • Program pemantauan kesehatan karyawan
  • Sistem pelaporan dan investigasi insiden

7. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja

Pemantauan kinerja EHS secara berkala sangat penting untuk memastikan efektivitas implementasi. Ini meliputi:

  • Penetapan indikator kinerja utama (KPI) untuk EHS
  • Pelaksanaan audit internal dan eksternal
  • Analisis tren dan pola dalam data EHS

8. Tinjauan dan Perbaikan Berkelanjutan

Implementasi EHS bukanlah proses sekali jalan, melainkan siklus perbaikan berkelanjutan. Ini melibatkan:

  • Tinjauan manajemen secara berkala
  • Identifikasi peluang perbaikan
  • Penyesuaian strategi dan program EHS berdasarkan hasil tinjauan

9. Komunikasi dan Keterlibatan Pemangku Kepentingan

Komunikasi yang efektif dengan pemangku kepentingan internal dan eksternal sangat penting dalam implementasi EHS. Ini mencakup:

  • Pelaporan kinerja EHS secara transparan
  • Pelibatan karyawan dalam inisiatif EHS
  • Komunikasi dengan masyarakat sekitar, regulator, dan pemangku kepentingan lainnya

Dengan mengikuti langkah-langkah ini secara sistematis dan konsisten, perusahaan dapat membangun sistem manajemen EHS yang kuat dan efektif. Penting untuk diingat bahwa implementasi EHS adalah proses jangka panjang yang memerlukan komitmen berkelanjutan dan adaptasi terhadap perubahan kondisi internal maupun eksternal.

Tantangan dalam Implementasi EHS

Meskipun manfaat implementasi EHS sangat signifikan, perusahaan seringkali menghadapi berbagai tantangan dalam prosesnya. Berikut adalah beberapa tantangan utama beserta strategi untuk mengatasinya:

1. Resistensi Terhadap Perubahan

Tantangan: Karyawan mungkin menolak perubahan yang dibawa oleh implementasi EHS, terutama jika mereka merasa hal tersebut mengganggu rutinitas kerja mereka.

Strategi:

  • Melibatkan karyawan dalam proses perencanaan dan implementasi EHS
  • Menjelaskan manfaat EHS bagi karyawan secara personal
  • Memberikan pelatihan yang memadai untuk membangun kepercayaan diri karyawan dalam menerapkan praktik EHS

2. Keterbatasan Sumber Daya

Tantangan: Implementasi EHS memerlukan investasi dalam bentuk waktu, tenaga kerja, dan dana yang tidak sedikit.

Strategi:

  • Menyusun rencana implementasi bertahap sesuai dengan prioritas dan sumber daya yang tersedia
  • Mengintegrasikan EHS ke dalam proses bisnis yang ada untuk meningkatkan efisiensi
  • Mencari dukungan dari manajemen puncak dengan menunjukkan return on investment (ROI) dari implementasi EHS

3. Kompleksitas Regulasi

Tantangan: Peraturan terkait EHS seringkali kompleks dan dapat berubah dengan cepat, membuat perusahaan kesulitan untuk tetap up-to-date dan patuh.

Strategi:

  • Membentuk tim khusus atau menunjuk personel yang bertanggung jawab untuk memantau perubahan regulasi
  • Berpartisipasi dalam asosiasi industri untuk mendapatkan informasi terkini tentang regulasi
  • Menggunakan sistem manajemen kepatuhan berbasis teknologi untuk memudahkan pemantauan dan pelaporan

4. Integrasi dengan Sistem Manajemen Lainnya

Tantangan: Mengintegrasikan EHS dengan sistem manajemen lain seperti manajemen mutu atau manajemen risiko dapat menjadi kompleks.

Strategi:

  • Mengadopsi pendekatan sistem manajemen terintegrasi
  • Menggunakan standar internasional seperti ISO 45001 yang dirancang untuk kompatibilitas dengan standar sistem manajemen lainnya
  • Melibatkan tim lintas fungsi dalam perencanaan dan implementasi

5. Mengukur dan Mendemonstrasikan Nilai EHS

Tantangan: Sulit untuk mengukur dan menunjukkan nilai konkret dari investasi dalam EHS, terutama dalam jangka pendek.

Strategi:

  • Mengembangkan set indikator kinerja yang komprehensif, termasuk leading dan lagging indicators
  • Melakukan analisis biaya-manfaat yang mencakup aspek tangible dan intangible
  • Mengkomunikasikan keberhasilan dan pembelajaran dari implementasi EHS secara regular kepada pemangku kepentingan

6. Membangun Budaya EHS

Tantangan: Menciptakan budaya di mana EHS menjadi bagian integral dari setiap aspek operasi perusahaan membutuhkan waktu dan upaya yang konsisten.

Strategi:

  • Memulai dari kepemimpinan dengan memberikan contoh komitmen terhadap EHS
  • Mengintegrasikan pertimbangan EHS ke dalam proses pengambilan keputusan di semua level
  • Menyelenggarakan program penghargaan dan pengakuan untuk mendorong partisipasi aktif dalam inisiatif EHS

7. Mengelola Rantai Pasokan

Tantangan: Memastikan kepatuhan EHS di seluruh rantai pasokan dapat menjadi sangat kompleks, terutama untuk perusahaan dengan operasi global.

Strategi:

  • Mengembangkan kode etik pemasok yang mencakup persyaratan EHS
  • Melakukan audit dan evaluasi berkala terhadap kinerja EHS pemasok
  • Berkolaborasi dengan pemasok untuk meningkatkan praktik EHS mereka

Dengan memahami tantangan-tantangan ini dan menerapkan strategi yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan peluang keberhasilan dalam implementasi EHS. Penting untuk diingat bahwa mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan pendekatan jangka panjang, fleksibilitas, dan komitmen yang berkelanjutan dari seluruh level organisasi.

Tren dan Perkembangan Terkini dalam EHS

Bidang EHS terus berkembang seiring dengan perubahan teknologi, regulasi, dan ekspektasi masyarakat. Berikut adalah beberapa tren dan perkembangan terkini yang perlu diperhatikan oleh profesional EHS dan perusahaan:

1. Digitalisasi dan Teknologi EHS

Tren ini melibatkan penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan efektivitas manajemen EHS:

  • Penggunaan Internet of Things (IoT) untuk pemantauan real-time parameter EHS
  • Implementasi sistem manajemen EHS berbasis cloud untuk meningkatkan aksesibilitas dan kolaborasi
  • Pemanfaatan big data dan analitik prediktif untuk mengidentifikasi tren dan mencegah insiden
  • Penggunaan realitas virtual (VR) dan augmented reality (AR) untuk pelatihan keselamatan

2. Fokus pada Kesehatan Mental dan Kesejahteraan Karyawan

Ada peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dalam konteks EHS:

  • Pengembangan program kesejahteraan holistik yang mencakup aspek fisik dan mental
  • Implementasi kebijakan untuk mengurangi stres kerja dan mencegah burnout
  • Pelatihan bagi manajer untuk mengenali dan menangani masalah kesehatan mental di tempat kerja

3. Integrasi EHS dengan ESG (Environmental, Social, Governance)

EHS semakin terintegrasi dengan kerangka ESG yang lebih luas:

  • Pelaporan EHS yang lebih komprehensif sebagai bagian dari laporan keberlanjutan
  • Peningkatan fokus pada isu-isu sosial dan tata kelola dalam konteks EHS
  • Keterlibatan pemangku kepentingan yang lebih luas dalam inisiatif EHS

4. Perubahan Iklim dan Ketahanan Bisnis

Perubahan iklim menjadi pertimbangan utama dalam manajemen EHS:

  • Pengembangan strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
  • Peningkatan fokus pada efisiensi energi dan pengurangan emisi gas rumah kaca
  • Penilaian risiko terkait iklim dan perencanaan ketahanan bisnis

5. Ekonomi Sirkular dan Pengelolaan Sumber Daya

Konsep ekonomi sirkular semakin terintegrasi dalam praktik EHS:

  • Pengembangan proses produksi yang meminimalkan limbah dan memaksimalkan daur ulang
  • Implementasi strategi pengurangan plastik sekali pakai
  • Fokus pada desain produk yang mempertimbangkan siklus hidup penuh

6. Keselamatan Proses dan Cybersecurity

Dengan meningkatnya digitalisasi, keamanan siber menjadi aspek penting dari EHS:

  • Integrasi manajemen keselamatan proses dengan keamanan siber
  • Pengembangan protokol keamanan untuk sistem kontrol industri
  • Pelatihan karyawan tentang risiko keamanan siber dan praktik terbaik

7. Pendekatan Berbasis Risiko yang Lebih Canggih

Perusahaan mengadopsi pendekatan yang lebih sophisticated dalam manajemen risiko EHS:

  • Penggunaan teknik penilaian risiko kuantitatif yang lebih canggih
  • Integrasi pertimbangan EHS ke dalam keputusan strategis bisnis
  • Pengembangan indikator kinerja utama (KPI) yang lebih komprehensif untuk EHS

8. Peningkatan Fokus pada Rantai Pasokan Berkelanjutan

Manajemen EHS semakin meluas ke seluruh rantai pasokan:

  • Implementasi standar EHS yang lebih ketat untuk pemasok
  • Kolaborasi dengan pemasok untuk meningkatkan kinerja EHS
  • Penggunaan teknologi blockchain untuk meningkatkan transparansi rantai pasokan

9. Adaptasi terhadap Perubahan Pola Kerja

Perubahan dalam cara kerja, seperti peningkatan kerja jarak jauh, mempengaruhi pendekatan EHS:

  • Pengembangan strategi EHS untuk pekerja jarak jauh
  • Peningkatan fokus pada ergonomi dan kesehatan dalam setting kerja dari rumah
  • Adaptasi program pelatihan dan komunikasi EHS untuk lingkungan kerja hybrid

Memahami dan mengantisipasi tren-tren ini sangat penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa praktik EHS mereka tetap relevan dan efektif. Profesional EHS perlu terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka untuk menghadapi tantangan dan peluang baru yang muncul dari perkembangan ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya