Liputan6.com, Jakarta - Ketika air susu ibu (ASI) melimpah, mendonorkan sebagian bagi bayi-bayi lain yang memerlukan kerap dilakukan. Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika ibu hendak menjadi donor ASI.
Dokter spesialis anak dr Tin Suhartini, Sp.A menjelaskan, ibu menyusui yang ingin mendonorkan ASI harus memenuhi beberapa syarat utama, salah satunya yakni sehat secara fisik.
Baca Juga
"Ada beberapa syarat untuk pendonor ASI, jadi pendonor ASI itu salah satunya adalah ibu yang sedang menyusui itu sehat. Sehat secara fisik atau secara jasmani, kan gak mungkin ASI dari ibu-ibu yang fisiknya tidak sehat," kata Tin dalam sebuah diskusi daring yang digelar di platform Zoom pada Selasa, dilansir ANTARA.
Advertisement
Ibu menyusui dengan kondisi tubuh sehat artinya tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti hepatitis atau HIV, jelas dokter yang berpraktik di RSUD Cibinong.
Ibu menyusui yang memiliki penyakit menular, kata Tin, tidak bisa menjadi pendonor karena berisiko menularkan penyakitnya pada bayi yang menerima ASI.
Hal yang juga perlu diperhatikan selain kondisi kesehatan pendonor yakni tata cara penyediaan dan penyimpanan ASI donor.
"Ibu yang akan mendonor itu tahu bagaimana penyediaan atau melakukan pumping-nya karena kita harus jamin kebersihan, kesehatannya, dan penyimpanannya," ujar Tin.
Proses Pompa dan Penyimpanan ASI Harus Sesuai Standar
Perlu dipastikan proses pemompaan dan penyimpanan ASI sudah sesuai standar kesehatan misalnya menggunakan alat pemompa dan penyimpanan yang bersihh serta membersihkan tangan dan payudara lebihh dulu sebelum memompa ASI.
"Jadi ada beberapa syarat-syarat sehingga dengan pemberian ASI itu betul-betul maksudnya tercapai, bukan malahan menularkan penyakit," kata Tin.
"Misalnya penyediaannya tidak bersih, tidak cuci tangan, tidak dibersihkan payudaranya atau tempat penampungan ASI-nya tidak steril itu kan malah memberikan masalah baru," imbuhnya.
Advertisement
Donor ASI Bisa Cegah Malnutrisi pada Bayi
Pemberian ASI donor, kata Tin, bisa jadi salah satu alternatif asupan nutrisi pada bayi guna mencegah malnutrisi atau stunting.
ASI donor dapat diberikan apabila bayi sudah mendapatkan ASI eksklusif namun menunjukkan risiko gagal tumbuh kembang (failure to thrive) dan belum memiliki kesiapan motorik untuk menerima makanan pendamping ASI (MPASI).