Liputan6.com, Jakarta - Menanamkan rasa cinta pada budaya nusantara termasuk kebaya dapat dilakukan sejak usia dini. Hal ini diyakini oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga.
Maka dari itu, ia mengajak para perempuan dan anak perempuan untuk mencintai dan melestarikan kebudayaan Indonesia melalui kebaya.
Baca Juga
Tampilan Rio Haryanto dan Athina Papadimitriou Berbusana Adat Jawa Saat Ngunduh Mantu
Mengenal Kebaya dari 5 Negara Asia Tenggara Pengusul Kebaya Sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO
Top 3 Berita Hari Ini: Zaidan Yahya Ikut Tertawa Lepas Saat Miftah Maulana Dianggap Hina Penjual Es Teh, Pembelaannya Diolok-olok Warganet
Hal tersebut disuarakan dalam momen Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada tanggal 23 Juli. HAN tahun ini terbilang spesial lantaran beriringan dengan peringatan Hari Kebaya Nasional pertama, yakni pada 24 Juli 2024.
Advertisement
Menteri PPPA mendorong para ibu dan perempuan untuk mengajarkan budaya berkebaya sejak dini pada generasi penerus bangsa.
“Ini merupakan momen yang istimewa karena secara bersamaan kita merayakan Hari Kebaya Nasional yang pertama dan Hari Anak Nasional ke-40. Setelah perjuangan panjang, akhirnya tanggal 24 Juli ditetapkan sebagai Hari Kebaya Nasional,” kata Bintang dalam keterangan resmi dikutip Jumat (26/7/2024).
“Maka dari itu, perjuangan ini tidak boleh kita sia-siakan. Kita harus ambil peran dalam membumikan nilai-nilai berkebaya, mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari, dan mengajari anak-anak kita tentang nilai berkebaya,” tambahnya.
Tren kebaya selalu bergerak menyesuaikan dengan perkembangan zaman, lanjutnya. Kapanpun, di manapun dan siapapun bisa mengenakan kebaya, termasuk anak-anak.
Peran Penting Anak-Anak dalam Melestarikan Kebaya
Bintang berpendapat, anak-anak sebagai generasi penerus punya peranan penting dalam melestarikan warisan budaya.
Oleh karenanya, dia berpesan kepada para ibu dan anak-anak untuk bersama mendukung budaya tersebut ditanamkan sejak dini.
“Perempuan berkebaya bukan hanya menunjukan jati diri dan identitas bangsa, tetapi juga mendukung usaha mikro kecil menengah (UMKM) di akar rumput. Menggunakan kebaya berarti mensejahterakan para pengrajin wastra.”
“Artinya, kita bukan hanya membumikan budaya tapi juga turut serta mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa,” jelas Bintang.
Advertisement
Dukung Pengusulan Hari Kebaya Nasional
Terkait Hari Anak Nasional, Bintang turut mengajak seluruh pihak untuk mendukung pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak. Dia berharap semua anak bisa tumbuh sehat, ceria, kreatif dan memanfaatkan waktu luangnya untuk kegiatan yang positif.
Sementara, Ketua Timnas Kebaya Indonesia, Lana Koentjoro mengapresiasi Menteri PPPA dan pemerintah yang telah mendukung pengusulan Hari Kebaya Nasional.
“Sepanjang perjuangan kami untuk mewujudkan Hari Kebaya Nasional, sangat banyak dukungan pemerintah yang kami terima, bersamaan dengan dukungan komunitas, akademisi dan semua pecinta kebaya tentunya,” ucap Lana dalam keterangan yang sama.
Diajukan sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO
Lana menyampaikan bahwa saat ini Kebaya sedang diajukan sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO dan akan diumumkan pada bulan Desember 2024.
Pengajuan ini semakin kuat setelah Indonesia memperingati Hari Kebaya Nasional pertamanya pada 24 Juli 2024.
Perayaan Hari Kebaya Nasional pertama diperingati di Istora Senayan, Jakarta. Acara ini dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana. Dalam kesempatan ini, Iriana memperoleh Penganugerahan Ibu Bangsa dari Kongres Wanita Indonesia (KOWANI).
Terkait hal ini, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Irini Dewi Wanti memberi sambutan positif.
“Hari Kebaya Nasional menjadi bukti legitimasi dan eksistensi perempuan Indonesia yang telah mengambil peran dalam perjuangan bangsa, ke depan akan menjadi pemimpin bangsa dan terus ikut serta dalam melestarikan warisan budaya.”
“Mari sama-sama kita lestarikan dan budayakan kebaya demi mempertahankan jati diri bangsa Indonesia,” kata Irini.
Advertisement