Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah: Pahlawan Baru Indonesia di Olimpiade Paris 2024

Indonesia Cetak Sejarah! Dua Emas Beruntun di Olimpiade 2024 dari Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 09 Agu 2024, 10:23 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2024, 09:15 WIB
Debut Gemilang Veddriq Leonardo di Olimpiade, Emas Pertama dari Panjat Tebing. Rekor Terpecahkan! Rizki Juniansyah Raih Emas di Angkat Besi Olimpiade 2024 (AFP/Fabrice Coffriri) (Miguel MEDINA/AFP)
Debut Gemilang Veddriq Leonardo di Olimpiade, Emas Pertama dari Panjat Tebing. Rekor Terpecahkan! Rizki Juniansyah Raih Emas di Angkat Besi Olimpiade 2024 (AFP/Fabrice Coffriri) (Miguel MEDINA/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia mencatatkan sejarah baru di dunia olahraga dengan meraih dua medali emas dalam satu gelaran Olimpiade. Prestasi gemilang ini diraih oleh dua atlet muda yang sukses mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Veddriq Leonardo, seorang atlet panjat tebing, menjadi yang pertama menyumbangkan medali emas untuk Indonesia. Prestasi ini tentu tidak datang begitu saja, melainkan hasil dari latihan keras dan dedikasi tinggi yang dia tunjukkan selama bertahun-tahun. Veddriq berhasil menunjukkan kemampuan luar biasa dengan mengalahkan lawan-lawannya di cabang olahraga yang penuh tantangan ini.

Tak lama setelah itu, giliran Rizki Juniansyah, atlet angkat besi (lifter) muda Indonesia, yang menorehkan sejarah baru. Rizki berhasil menjadi lifter Indonesia pertama yang meraih emas di Olimpiade, sebuah pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Sebelumnya, cabor angkat besi selalu meraih medali perak, dan sekarang Rizki telah mengubah itu menjadi emas.Keberhasilan ini semakin membanggakan karena Rizki mampu mengatasi tekanan besar di panggung terbesar dunia tersebut, membuktikan bahwa atlet Indonesia bisa bersaing di level tertinggi.

Keberhasilan Rizki dan Veddriq Samai Prestasi Terbaik Indonesia di Olimpiade Sejak 1992

Kesuksesan yang diraih oleh Rizki Juniansyah dan Veddriq Leonardo di Olimpiade Paris 2024 ini mengukir sejarah baru bagi Indonesia. Untuk pertama kalinya sejak 1992, Indonesia berhasil membawa pulang dua medali emas dalam satu gelaran Olimpiade, seperti dikutip dari Kanal Bola Liputan6.com pada Jumat, 9 Agustus 2024.

Pencapaian ini menyamai prestasi terbaik Indonesia yang terakhir kali diraih oleh pasangan bulu tangkis legendaris, Susy Susanti dan Alan Budikusuma, yang masing-masing menyumbangkan emas di Olimpiade Barcelona 1992.

 

Olimpiade 2024 Begitu Istimewa bagi Indonesia

Foto: Momen Bahagia Veddriq Leonardo di Atas Podium Tertinggi Panjat Tebing Olimpiade Paris 2024
Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo (tengah) berfoto bersama dengan wakil China, Wu Peng (kiri) dan wakil Amerika Serikat, Sam Watson di atas podium cabang olahraga panjat tebing nomor speed Olimpiade Paris 2024 di Le Bourget Sport Climbing Venue, Paris, Prancis, Kamis (08/08/2024). (AFP/Jonathan Nackstrand)

Sejak 1992, Indonesia belum pernah lagi meraih lebih dari satu medali emas di Olimpiade. Bahkan pada Olimpiade 2012, Indonesia pulang tanpa medali emas sama sekali. Di Olimpiade Paris 2024 ini, cabang olahraga bulu tangkis, yang selama ini menjadi andalan Indonesia, hanya mampu menyumbangkan satu medali perunggu melalui Gregoria Mariska Tunjung di nomor tunggal putri.

Namun, yang membuat Olimpiade 2024 ini begitu istimewa adalah untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia berhasil meraih dua medali emas dari cabang olahraga di luar bulu tangkis.

Selama ini, delapan medali emas Indonesia di Olimpiade selalu datang dari bulu tangkis. Namun, kali ini, Veddriq Leonardo di cabang panjat tebing dan Rizki Juniansyah di cabang angkat besi berhasil memecahkan dominasi tersebut.

Lebih mengagumkan lagi, baik Veddriq maupun Rizki baru melakukan debut mereka di Olimpiade tahun ini. Khusus untuk Veddriq, cabang olahraga panjat tebing juga baru pertama kali dipertandingkan di Olimpiade. 

 

 

Keberhasilan Veddriq Leonardo Sumbang Medali Emas Pertama untuk Indonesia

Foto: Veddriq Leonardo Persembahkan Emas Pertama Indonesia di Olimpiade Paris 2024
Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo merayakan kemenangan pada babak final cabang olahraga pajat tebing nomor speed Olimpiade Paris 2024 di Le Bourget Sport Climbing Venue, Paris, Prancis, Kamis (08/08/2024). (AFP/Fabrice Coffriri)

Veddriq Leonardo, berhasil meraih medali emas dalam debut cabang olahraga panjat tebing kategori Speed putra di Olimpiade Paris 2024. Kemenangan ini tidak hanya menjadi sejarah bagi Veddriq, tapi juga menjadi medali emas pertama bagi Indonesia di Olimpiade Paris 2024, seperti dikutip dari situs resmi Olympics.

Sehari setelah Aleksandra Mirosław dari Polandia memenangkan emas di kategori Speed putri, Veddriq mengikuti jejaknya dengan mencatatkan sejarah di Olimpiade. Dia menjadi atlet pertama yang membawa pulang medali emas untuk Indonesia di Paris 2024.

"Saya merasa sangat luar biasa. Ini adalah impian saya sejak lama, dan hari ini saya berhasil mewujudkan impian itu," ujar Veddriq yang terlihat sangat bahagia.

Pertandingan yang penuh ketegangan ini memperlihatkan aksi luar biasa dari Sam Watson dari Amerika Serikat yang mencetak rekor dunia baru dengan waktu 4,74 detik untuk meraih perunggu.

Sebelumnya, Watson gagal melaju ke final setelah kalah dari Wu Peng di semifinal. Namun, Watson berhasil bangkit dan merebut perunggu setelah mengalahkan Reza Alipour dengan catatan waktu yang memecahkan rekor dunia.

Veddriq Leonardo hampir menyamai waktu tersebut dengan catatan 4,75 detik, yang membuatnya meraih medali emas, hanya 0,02 detik lebih cepat dari Wu Peng dari Republik Rakyat Tiongkok yang harus puas dengan medali perak.

"Seluruh Indonesia bangga dengan medali emas ini," tambahnya.

 

Rizki Juniansyah Raih Emas di Olimpiade Paris 2024 dengan Dominasi Penuh

Raih Emas Angkat Besi Olimpiade Paris 2024, Rizki Juniansyah Cetak Sejarah dan Pecahkan Rekor "Clean and Jerk"
Rizki berhasil naik podium tertinggi dan membuat lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang di Olimpiade Paris 2024. (Miguel MEDINA/AFP)

Rizki Juniansyah berhasil meraih medali emas di kelas 73kg angkat besi di South Paris Arena pada Kamis, 8 Agustus, dengan total angkatan 354kg. Dia memenangkan kompetisi ini dengan selisih 8kg dari peraih medali perak, Weeraphon Wichuma dari Thailand, yang mencatatkan total angkatan 346kg.

"Saya sangat bahagia, bangga, dan emosional karena ini adalah medali emas pertama saya dan saya berhasil menciptakan sejarah," kata Juniansyah.

Juniansyah memulai kompetisi dengan mengangkat 155kg pada bagian snatch. Hasil ini membuatnya tertinggal 10kg dari Shi Zhiyong dari Republik Rakyat Tiongkok dan 1kg di belakang Julio Mayora Pernia dari Venezuela setelah fase pertama kompetisi.

Namun, bencana menimpa saat baik Shi maupun Mayora Pernia gagal melakukan angkatan valid pada bagian clean and jerk. Hal ini membuat Shi, juara dunia tiga kali dan peraih medali emas bertahan, tidak memiliki total akhir, sehingga keduanya tersingkir dari perebutan medali.

Dengan kedua pesaing utamanya keluar dari kompetisi, Juniansyah hanya membutuhkan satu angkatan yang solid untuk memenangkan medali emas. Ia berhasil menyelesaikan angkatan pertamanya seberat 191kg, lalu menyaksikan para lifter lain berusaha melampaui angkatannya.

"Terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia atas dukungannya, termasuk yang menyaksikan dari rumah," katanya.

"Saya tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata bagaimana perasaan saya saat ini. Kalian melihat saya menangis karena ini adalah pengalaman yang begitu emosional dan indah, dan saya sudah memikirkan langkah berikutnya ke depan," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya