PB IDI: 3 Permasalahan Utama Sistem Kesehatan di Indonesia

Ketua Umum PB IDI mengungkapkan tiga masalah utama kesehatan Indonesia pada Hari Kesehatan Nasional 2024.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 13 Nov 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2024, 06:00 WIB
Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi berbicara tentang 3 masalah utama sistem kesehatan pada Hari Kesehatan Nasional 2024. (Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Moh. Adib Khumaidi menyampaikan bahwa permasalahan kesehatan di Indonesia sangat kompleks dan beragam. Secara utama ada tiga hal yang menjadi permasalahan utama sistem kesehatan di Indonesia.

Tiga masalah utama kesehatan Indonesia yakni sistem pelayanan, sistem pendidikan, dan sistem pembiayaan.

Adib mengungkapkan, pertama, terkait sistem pelayanan kesehatan, pemerintah memang sudah menyiapkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarkan BPJS Kesehatan. Kehadiran JKN sangat membantu masyarakat Indonesia untuk mendapatkan pelayanan.

Sayangnya, tidak semua wilayah terfasilitasi dengan layanan tersebut. Permasalahan infrastruktur dan jangkauan menuju lokasi fasilitas kesehatan masih menjadi masalah sehingga banyak masyarakat tidak bisa menggunakan layanan kesehatan.

Kedua, sistem pendidikan kesehatan di Indonesia terkait dengan sumber daya manusia. Adib menuturkan bila ingin menyelesaikan permasalahan pelayanan, maka salah satu aspek yang harus dodorong tentang ketersediaan SDM yang ditunjang oleh ketersediaan fasilitas.

Merujuk ketersediaan SDM, maka pemerintah daerah perlu meningkatkan kemampuan dalam tata kelola tenaga kesehatan sudah ada di dalam Undang-Undang Pemerintah Daerah no 23 tahun 2014.

“Setiap daerah memiliki kebutuhan yang berbeda, dari situ dapat dibuat assessment dan rasio terkait kebutuhan jumlah tenaga kesehatan medis dengan jumlah penduduk. Hal ini nantinya akan berimplikasi pada tadi masalah sistem pendidikan,” jelas Adib dalam menyambut Hari Kesehatan Nasional 2024 yang jatuh pada 12 November.

Sistem Pembiayaan

BPJS Kesehatan
Ilustrasi kartu BPJS Kesehatan (Foto: Liputan6.com)

Ketiga, mengenai sistem pembiayaan, Adib menjelaskan ketersedediaan JKN yang diselenggarakan BPJS Kesehatan ada juga BPJS Ketenagakerjaan sudah baik.

Namun ia memberi catatan bahwa untuk menjaga mutu pelayanan maka pemerintah harus tetap menghitungkan biaya sesuai dengan nilai pelayanan dan sesuai dengan kebutuhan.

Tak ketinggalan Adib juga mengingatkan tentang apresiasi kepada para tenaga kesehatan. Dalam hal ini, PB IDI telah menyusun panduan remunerasi dokter tahun 2024 berdasarkan pekerjaan profesi yang dilakukan.

Salah satunya insentif bagi para dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas di daerah wilayah terpencil dimana keberadaan dokter masih menjadi sebuah kelangkaan. “Apresiasi dari daerah masih belum merata padahal biaya kebutuhan ekonomi di setiap daerah berbeda,” kata Adib.

 

Singgung Ketimpangan Jumlah Dokter

Tulisan Resep Obat Sangat Jelek, Netizen Mengolok-olok Dokter Ini
Ilustrasi dokter | Via: istimewa

Adib juga menyorot minimnya jaminan keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan dari pemerintah daerah terhadap para dokter dapat menyebabkan ketimpangan pemerataan dokter di wilayah yang membutuhkan.

“Untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang semakin kompleks ini, dibutuhkan kolaborasi yang kuat dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakat, dan sektor swasta," katanya.

Kekerasan yang Dialami Dokter di Papua Kembali Terjadi

Kekerasan terhadap tenaga kesehatan kembali terjadi. Seorang dokter yang bertugas di RSUD Lukas Enembe, Kabupaten Mamberamo Tengah, Provinsi Papua Pegunungan pekan lalu mendapatkan kekerasan yang menyebabkan beberapa sisi wajah mengalami patah tulang dan memar di area punggung.

Berdasarkan kronologi yang dilaporkan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Jayawijaya, kejadian kekerasan terhadap dokter yang berinisial YS (30) terjadi pada Selasa, 5 November 2024 sekitar pukul 13.35 WIT.

Terduga pelaku masuk ke ruangan apotek RSUD Lukas Enembe kemudian berteriak, “We kam kasi sa obat paracetamol ka kalian tidak tau kah saya ini siapa? Saya ini Asisten 3.”

Lalu, terduga pelaku masuk ke ruangan dokter YS. Kemudian sosok tersebut mengambil kursi dan melempar korban. Namun, lemparannya tidak mengenai korban. Kemudian orang tersebut mengambil kayu balok seukuran 5x5 kemudian memukul ke arah muka dan punggung dokter YS.

Pada saat itu ada pasien yang sedang berobat langsung melerai terduga pelaku. Namun, pasien tersebut juga dipukul oleh terduga pelaku, setelah itu terduga pelaku keluar dan melakukan perusakan terhadap pembatas ruangan yang terbuat dari kayu.

Akibat dari kejadian tersebut korban mengalami luka patah tulang di bagian pipi kanan, hidung, dan sejumlah bagian wajah, serta luka memar parah di punggung.

Luka yang dialami dokter YS cukup parah, maka segera ia diterbangkan ke Sulawesi Selatan untuk mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Infografis Journal
Fakta Olahraga Dapat Membantu Gangguan Kesehatan Mental (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya