Liputan6.com, Jakarta - Berat badan yang tak kunjung turun kerap kali membuat frustrasi. Jika semua cara telah dicoba, bisa jadi kendalanya terletak pada hormon Anda.
Seorang spesialis pengobatan fungsional mengatakan, ketidakseimbangan hormon bisa jadi penyebab masalah berat badan.
Advertisement
Baca Juga
Pranav Vyas, seorang chiropractor dan ahli akupunktur di pinggiran kota Chicago, berbagi lima tanda bahwa perjuangan penurunan berat badan Anda mungkin berhubungan dengan hormon.
Advertisement
"Jika Anda memiliki salah satu dari tanda ini atau kombinasi beberapa diantaranya, maka masuk akal untuk mengecek apakah hormon Anda sebagai sumber masalah berat badan," ujar Vyas melalui media sosial TikTok.
Sudah Berusaha Tapi Tanpa Hasil
“Tanda pertamanya adalah Anda kesulitan turun berat badan,” kata Vyas dilansir New York Post.
“Anda tahu, Anda sudah mencoba semua diet iseng dan olahraga ala influencer, dan Anda masih kesulitan menurunkan berat badan.”
Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh tubuh yang mengatur metabolisme, pertumbuhan, reproduksi dan proses lainnya.
Heathline melaporkan bahwa sembilan hormon secara signifikan mempengaruhi berat badan – insulin, leptin, ghrelin, kortisol, estrogen, neuropeptida Y, glukagon-like peptida-1 (GLP-1), kolesistokinin (CCK) dan peptida YY (PYY).
Kortisol adalah hormon stres utama. Kortisol dapat memperlambat metabolisme dan memicu nafsu makan, sehingga Anda mungkin tidak melihat hasil penurunan berat badan saat stres.
Perut Buncit atau Muffin Top
Vyas memperingatkan tentang “kantong lemak bagian tengah tubuh” yang sulit dihilangkan.
Bagi pria, hal ini mungkin disebabkan oleh penurunan testosteron. Testosteron adalah kunci untuk menjaga massa otot – jaringan otot membakar lebih banyak kalori daripada jaringan lemak.
Jaringan lemak juga mengandung enzim aromatase, yang mengubah testosteron menjadi estrogen, sehingga berpotensi memperburuk ketidakseimbangan hormon.
Bagi wanita, kenaikan berat badan di bagian tengah tubuh mungkin disebabkan oleh menopause. Penurunan estrogen dapat menyebabkan penumpukan lemak di sekitar perut.
Advertisement
Berat Badan Bertambah di Pinggul, Paha, atau Bokong
Berat badan bertambah di pinggul, paha, atau bokong
Estrogen adalah penyebab utama penambahan berat badan di pinggul, paha, dan bokong.
Ovarium memproduksi lebih sedikit estrogen selama perimenopause dan menopause, sehingga memicu gejala seperti rasa panas, keringat malam, kekeringan pada vagina, dan perubahan suasana hati.
Menopause, yang biasanya terjadi antara usia 45 dan 55 tahun, adalah saat seorang wanita tidak lagi mendapat menstruasi – dan ditentukan ketika dia tidak menstruasi selama 12 bulan berturut-turut.
Beberapa wanita beralih ke terapi penggantian hormon untuk menggantikan estrogen yang hilang dan meringankan gejala menopause.
Kehilangan Otot
"Nomor empat adalah Anda kehilangan otot, saat mencoba berolahraga dan bukannya menambah otot, Anda justru malah merasa lembek pada diri Anda sendiri,” kata Vyas.
Peningkatan kadar kortisol dapat menyebabkan hilangnya otot, begitu pula rendahnya testosteron, estrogen, dan tiroid yang kurang aktif.
Advertisement
Nafsu Makan Makin Meningkat
Ghrelin adalah hormon “lapar” yang memberi sinyal pada otak kapan waktunya makan. Terlalu banyak ghrelin dapat disebabkan oleh pembatasan kalori, kurang tidur, atau kondisi tertentu seperti anoreksia atau sindrom metabolik cachexia.
Kadar ghrelin bisa tetap tinggi bahkan setelah kehilangan banyak berat badan, sehingga sulit mempertahankan hasilnya.