Liputan6.com, Jakarta - Terapi stem cells telah menjadi salah satu terobosan dalam dunia medis, khususnya dalam pengobatan penyakit muskuloskeletal (sistem yang terdiri dari tulang, sendi, otot, saraf, dan jaringan ikat).
Stem cells adalah sel yang mampu memperbarui dan memperbanyak dirinya sendiri, sehingga berpotensi digunakan untuk menggantikan jaringan tubuh yang rusak.
Advertisement
Baca Juga
Stem cells juga mampu beradaptasi dengan sel pada lokasi yang dituju untuk melengkapi kekurangan, memperbaiki kerusakan yang diperlukan, hingga menjadi sel apapun sesuai dengan letaknya. Dengan kemampuannya untuk memperbaiki dan menggantikan jaringan yang rusak, terapi ini memberikan solusi efektif bagi pasien yang mengidap cedera atau penyakit kronis pada tulang, sendi, dan ligamen.
Advertisement
Penting untuk pasien berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi yang memiliki pemahaman tentang stem cells agar pengobatan dapat disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien. Sehingga hasilnya lebih optimal dan aman.
“Stem cells menawarkan solusi inovatif bagi banyak kondisi ortopedi yang sebelumnya sulit diatasi dengan terapi tradisional. Dengan teknologi ini, pasien memiliki harapan untuk pulih tanpa operasi besar. Kami ingin membantu pasien mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik,” ujar pakar ortopedi Prof. Andri Maruli Tua Lubis dalam seminar awam bertema New Paradigm in Orthopedic Treatment: The Role of Stem Cells and Metabolites in Orthopedic Diseases di RS Siloam Mampang, Jakarta, Jumat (20/12/2024).
Jadi Opsi Selain Operasi
Salah satu pasien RS Siloam Mampang yang berhasil melakukan injeksi stem cells adalah Ny. L (59 tahun). Seorang ibu rumah tangga yang sudah lama mengidap nyeri lutut yang membuat aktivitas sehari-hari menjadi sulit, terutama saat berjalan jauh.
Awalnya, Ny. L mencoba berbagai alternatif, mulai dari terapi Platelet-Rich Plasma (PRP) hingga mengonsumsi obat pereda nyeri. Meskipun sempat terasa membaik, efeknya hanya sementara dan lututnya tetap terasa sakit.
Karena tidak ingin mengganti sendi lutut dengan operasi, Ny. L terus mencari solusi lain. Bahkan sempat berkonsultasi dengan dokter di Singapura yang memberikan penanganan sementara, tetapi hasilnya belum maksimal.
Akhirnya, Ny. L memutuskan berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi dan traumatologi Prof. Ismail Hadisoebroto Dilogo, yang menyarankan terapi stem cells. Setelah injeksi dilakukan, nyeri pada lututnya berkurang dan ia merasa lebih nyaman. Ny. L berharap injeksi ini dapat menjadi solusi jangka panjang tanpa harus menjalani operasi dan lututnya dapat pulih sepenuhnya.
Advertisement
Telah Disetujui untuk 15 Diagnosis Medis Ortopedi
Saat ini, terapi stem cells telah disetujui untuk 15 diagnosis medis dalam ortopedi, termasuk osteoartritis, defek tulang, fraktur non-union, cedera ligamen, dan lainnya.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07/MENKES/1359/2024 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terapi Sel Punca di Bidang Orthopaedi dan Traumatologi mengakui terapi ini sebagai metode legal dan efektif untuk menangani berbagai masalah ortopedi.
Di RS Siloam Mampang, terapi stem cells dapat dilakukan baik di klinik rawat jalan maupun dalam prosedur bedah, disesuaikan dengan kondisi pasien.
Persiapan Sebelum Terapi Stem Cells
Sebelum dilakukan terapi stem cells, ada beberapa tahapan dan persiapan yang perlu dilakukan. Tahap pertama adalah konsultasi dengan dokter spesialis ortopedi yang memiliki pemahaman tentang stem cells.
Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium jika diperlukan. Setelah pasien dinyatakan fit, langkah selanjutnya adalah tindakan stem cells, yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan medis pasien.
“Terapi stem cells membuka peluang baru dalam pengobatan regeneratif. Ini bukan hanya tentang memperbaiki cedera, tapi juga tentang memberikan harapan bagi pasien dengan kondisi ortopedi yang sebelumnya mungkin terbatas dari segi pilihan pengobatan,” kata Ismail Hadisoebroto dalam seminar yang sama.
Melalui layanan ini, RS Siloam Mampang berupaya membawa harapan baru bagi pasien dengan kondisi ortopedi, sehingga mereka bisa kembali menikmati hidup dengan optimal.
Advertisement