Fertility Preservation, Upaya Mempertahankan Kesuburan agar Bisa Memiliki Anak di Masa Depan

Fertility preservation adalah sebuah upaya seseorang untuk mempertahankan kesuburan sehingga bisa memiliki anak di saat yang sudah siap atau dibutuhkan.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 08 Feb 2025, 18:10 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2025, 18:10 WIB
Ilustrasi pemeriksaan rahim
Ilustrasi pengambilan sel telur untuk fertility preservation. (Image by Freepik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Istilah fertility preservation masih asing di sebagian masyarakat tapi dalam dunia medis hal ini sudah berjalan dan dimanfaatkan bagi yang ingin memiliki anak di masa mendatang.

Fertility preservation adalah sebuah upaya seseorang untuk mempertahankan kesuburan sehingga bisa memiliki anak di saat yang sudah siap atau dibutuhkan.

Biasanya prosedur ini dilakukan pada orang yang akan menjalani perawatan medis yang bisa menyebabkan infertilitas misalnya pasien kanker yang perlu menjalani kemoterapi seperti disampaikan dokter spesialis obstetri dan ginekologi Eka Hospital Grand Family, Victor Prana Andika Santawi.

"Umumnya tindakan ini dilakukan pada pasien kanker yang akan melakukan kemo," kata Victor dalam temu media pekan lalu di Jakarta Selatan.

Untuk diketahui, pada beberapa kemoterapi ada yang aman bagi kandungan. Namun, pada beberapa zat terapi pada kemoterapi bisa menembus sel barrier plasenta ke dalam janin, sehingga dikhawatirkan bisa membahayakan bayi dalam kandungan.

Bisa Juga Dilakukan Pasangan yang Ingin Tunda Miliki Anak

Namun, Victor mengungkapkan sebenarnya tindakan fertility preservation ini juga bisa dilakukan pasangan yang sudah menikah tapi punya pertimbangan memiliki anak saat kondisi sudah matang. Maka bisa dilakukan tindakan embryo freezing atau pembekuan embrio.

Selain itu, pada perempuan yang belum memiliki pasangan tapi menginginkan memiliki anak saat sudah bertemu pria yang tepat maka bisa juga menjalani fertility preservation. Sehingga bakal diambil sel telur yang berkualitas yang kemudian dibekukan.

"Namun, umumnya yang masih single tidak melakukan ini, biasanya memang dilakukan pada pasien kanker," lanjut Victor kepada rekan-rekan media.

 

Persiapan Fertility Preservation

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Eka Hospital Grand Family, Victor Prana Andika Santawi menjelaskan tentang fertility preservation.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Eka Hospital Grand Family, Victor Prana Andika Santawi menjelaskan tentang fertility preservation.... Selengkapnya

Bagi wanita maupun pasangan yang akan melakukan fertility preservation maka perlu menjalani gaya hidup sehat agar sel telur dan atau sperma sehat.

"Secara umum penting untuk menjalani gaya hidup sehat, dimana makan dengan gizi seimbang, menjaga berat badan, beristirahat yang cukup," kata Victor.

Lalu, pada tahap selanjutnya dokter akan melakukan persiapan fertility preservation baik itu untuk mengambil sel telur pasien maupun proses embrio.

 

Mengenal Pembekuan Sel Telur dan Embrio

Seperti sudah disampaikan di atas disinggung mengenai pembekuan sel telur dan embrio agar bisa dipakai bila sudah tiba saatnya. Lalu, apa itu pembekuan sel telur dan embrio?

  • Pembekuan sel telur (eggs freezing): ini adalah suatu tindakan dimana perempuan mendapatkan perawanan dengan hormon yang merangsang produksi sel telur di ovarium. Bila sudah sampai waktunya dokter akan mengambil sel telur, membekukan dan menyimpannya.
  • Pembekuan embrio (embryo freezing): merupakan sebuah prosedur yang memungkinkan untuk menghentikan pertumbuhan sel-sel embrio melalui prosedur pembekuan. Embrio adalah hasil dari proses pembuahan antara sperma dan sel telur.

 

Pembekuan Embrio VS Pembekuan Sel Telur dan Sperma

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Victor Prana Andika Santawi dari Eka Hospital Grand Family.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Victor Prana Andika Santawi dari Eka Hospital Grand Family.... Selengkapnya

Menurut Victor, bagi pasangan yang sudah menikah atau memiliki pasangan, pembekuan embrio lebih baik dibandingkan pembekuan sel telur dan sperma.

"Embrionya dibekuin itu paling bagus, dibanding bekuin telur sama bekuin sperma itu belum siap selnya. Dibanding embrio yang selnya udah siap," kata dokter obgin lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya