Terhalang Izin Suami Masih Jadi Tantangan Perempuan untuk Skrining Kanker di Program Cek Kesehatan Gratis

Kemenkes mendapati tantangan yang dihadapi dalam cek kesehatan gratis. Salah satunya tantangan yang dihadapi perempuan saat skrining kanker payudara dan leher rahim.

oleh Benedikta Desideria Diperbarui 20 Feb 2025, 11:12 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2025, 16:30 WIB
Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan salah satu tantangan yang dihadapi perempuan saat melakukan cek kesehatan gratis (CKg) adalah belum mendapatkan izin suami.
Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan salah satu tantangan yang dihadapi perempuan saat melakukan cek kesehatan gratis (CKg) adalah belum mendapatkan izin suami.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan salah satu tantangan yang dihadapi perempuan saat melakukan cek kesehatan gratis (CKG) adalah belum mendapatkan izin suami.

Nadia mengungkapkan masih mendapat laporan banyak perempuan yang harus meminta izin suami saat skrining kanker payudara dan leher rahim yang termasuk dalam program pemeriksaan kesehatan gratis.

"Seringkali pemeriksaan skrining kanker masih izin suami. Jadi, enggak mau diperiksa kerna belum ada izin suami," kata Nadia ditemui dalam acara bersama Yayasan Kanker Indonesia pada Rabu, 19 Februari 2025.

Seperti diketahui ada dua skrining kanker pada perempuan dalam program cek kesehatan gratis. Skrining kanker payudara dan skrining leher rahim dilakukan untuk untuk mengetahui ada tidaknya kanker payudara maupun kanker leher rahim. Dua kanker yang jadi penyumbang kasus terbanyak pada perempuan di Indonesia.

Menurut Nadia, ketika seorang perempuan harus menunggu izin suami lalu pasangan tidak memberikan izin maka amat disayangkan bagi kesehatan perempuan.

"Kalau suami enggak izinin kasihan sekali, kan ini demi kesehatan perempuan tersebut," kata Nadia.

Dia pun berharap isu yang banyak beredar di grassroot ini diangkat agar semua perempuan menyuarakan atas kesehatan sendiri. Termasuk bisa melakukan skrining kanker payudara dan leher rahim tanpa perlu izin suami.

Tantangan Lain dalam CKG

Di kesempatan yang sama, Nadia mengungkapkan bahwa tantangan lain yang dihadapi adalah masih ada rasa takut pada masyarakat untuk melakukan cek kesehatan gratis. Ada rasa takut bila ketahuan suatu penyakit.

"Masih ada keraguan untuk cek kesehatan, takut kalau nanti ketahuan kanker bagaimana? Alasan-alasan itu yang memang perlu edukasi lebih lanjut ke masyarakat," kata Nadia.

 

Kanker Diketahui Stadium Dini, Pengobatan Lebih Mudah dan Murah

Prof Aru Sudoyo dari Yayasan Ketua Kanker Indonesia bahas soal pentingnya skrining kanker untuk deteksi dini.
Prof Aru Sudoyo dari Yayasan Ketua Kanker Indonesia bahas soal pentingnya skrining kanker untuk deteksi dini.... Selengkapnya

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Profesor Aru Sudoyo  mengungkapkan bahwa bila kanker terdeteksi dini maka kesempatan sembuh amat besar. 

Pengobatan yang bakal dilakukan pun cenderung lebih murah apabila dibandingkan sudah stadium 3 atau 4. Bahkan Aru menyebut kanker bisa disembuhkan bila ditemukan dalam stadium dini.

"Kanker bisa disembuhkan apabila ditemui ditemui dalam stadium dini," tegas Aru.

Maka dari itu pemeriksaan rutin kesehatan perlu dilakukan. Misalnya pada perempuan dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Lalu lanjut secara rutin melakukan USG mamae dan mamografi bisa mendeteksi dini kanker.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Liputan6 Update

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya