Benarkah Sakit Leher Bisa Jadi Tanda Darah Tinggi? Kenali 6 Gejala Hipertensi yang Perlu Diwaspadai

Sakit leher bisa jadi tanda darah tinggi? Kenali 6 gejala hipertensi yang perlu diwaspadai agar bisa segera mengambil tindakan pencegahan dan menjaga kesehatan jantung Anda.

oleh Aditya Eka Prawira Diperbarui 21 Feb 2025, 14:28 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2025, 14:28 WIB
tengkuk leher sakit gejala apa
Benarkah sakit leher tanda darah tinggi? Kenali 6 gejala hipertensi yang sering tak disadari agar dapat mencegah risiko lebih serius sejak dini! © Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Apakah kamu pernah mengalami nyeri leher belakang yang membandel? Jika iya, mungkin kamu bertanya-tanya apakah ada hubungannya dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Beberapa penelitian menunjukkan kemungkinan hubungan antara nyeri leher dan hipertensi, tetapi apakah sakit leher benar-benar bisa menjadi tanda tekanan darah tinggi? Simak penjelasannya berikut ini!

dr. RA Adaninggar Primadia Nariswari, Sp.PD menjelaskan bahwa hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang melebihi batas normal, yaitu di atas 140/90 mmHg. Menurut dr. Ning, hipertensi kini tidak lagi hanya menyerang orang tua, tetapi juga anak-anak, remaja, hingga dewasa muda.

Menurut dr. Ning, dengan berubahnya gaya hidup dan perubahan zaman, penyakit-penyakit yang dulu dikatakan sebagai penyakit orang tua itu saat ini pada anak-anak pun sudah bisa terjadi.

Hipertensi sering disebut sebagai "silent killer" karena umumnya tidak menunjukkan gejala. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka mengalami tekanan darah tinggi sebelum melakukan pemeriksaan medis.

Namun, menurut dr. Ning, ada sebagian orang yang memiliki ambang nyeri rendah dan bisa merasakan gejala saat tekanan darah mereka naik.

"Memang ada sedikit orang yang memiliki ambang nyeri rendah, misalnya tensi agak naik sedikit dia mengalami sakit kepala, atau tengkuknya biasanya nyeri, pusing, dan berputar. Nah, itu bisa dialami oleh beberapa orang yang memang ambang batas nyerinya rendah," jelasnya.

Meskipun demikian, dr. Ning menegaskan bahwa sakit leher tidak selalu menjadi indikasi hipertensi. "Harus dipastikan dengan pengukuran tekanan darah," tegasnya.

Artinya, jika kamu mengalami sakit leher, sebaiknya tidak langsung menyimpulkan bahwa itu akibat tekanan darah tinggi. Pemeriksaan lebih lanjut tetap diperlukan untuk mengetahui penyebab pastinya.

Nyeri Leher dan Hipertensi: Memahami Hubungannya

Otot-otot di area leher dan bahu memiliki hubungan erat dengan sistem saraf yang mengatur tekanan darah. Ketegangan otot di area ini, yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dapat mengganggu sinyal saraf dan berpotensi mempengaruhi regulasi tekanan darah. Namun, mekanisme pastinya masih perlu penelitian lebih lanjut.

Meskipun ada hubungan potensial, penting untuk memahami bahwa nyeri leher bukanlah penanda pasti hipertensi. Banyak individu dengan hipertensi tidak mengalami nyeri leher sama sekali. Sebaliknya, banyak orang mengalami nyeri leher karena berbagai alasan yang tidak terkait dengan tekanan darah tinggi.

Oleh karena itu, penting untuk tidak melakukan self-diagnosis. Jika kamu mengalami nyeri leher yang menetap atau disertai gejala lain, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan diagnosis yang akurat.

Tanda dan Gejala Hipertensi yang Perlu Diwaspadai

Tahukah kamu bahwa mengenali tanda dan gejala hipertensi dapat membantu mencegah komplikasi serius? Tekanan darah tinggi sering disebut sebagai "silent killer" karena dapat berkembang tanpa gejala yang jelas. Namun, beberapa tanda dapat mengindikasikan bahwa tekanan darah kamu berada di atas batas normal.

Berikut ini adalah beberapa gejala hipertensi yang perlu diwaspadai seperti dikutip dari icfamilymedicine pada Jumat, 21 Februari 2025.

1. Sakit Kepala Berulang

Salah satu gejala paling umum dari hipertensi adalah sakit kepala. Tekanan darah yang tinggi dapat meningkatkan tekanan pada pembuluh darah di kepala dan leher, yang menyebabkan sakit kepala berulang, terutama di pagi hari. Jika sakit kepala disertai dengan gejala lain, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

 

2. Nyeri Dada

Tekanan darah tinggi dapat membebani sistem kardiovaskular, menyebabkan nyeri dada atau angina. Sensasi ini bisa berupa tekanan, sesak, atau rasa terbakar di dada. Jika nyeri dada terjadi secara tiba-tiba dan disertai dengan gejala lain seperti berkeringat, mual, atau nyeri menjalar ke lengan dan rahang, segera cari pertolongan medis.

 

3. Pusing dan Kehilangan Keseimbangan

Hipertensi dapat menyebabkan aliran darah ke otak terganggu, yang mengakibatkan pusing atau sensasi melayang. Pusing ini sering memburuk saat berdiri setelah duduk lama. Jika sering mengalami pusing, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

 

4. Darah dalam Urine

Hematuria atau darah dalam urine bisa menjadi tanda bahwa hipertensi telah mempengaruhi ginjal. Jika kamu melihat urine berwarna merah muda, merah, atau cokelat, segera periksa ke dokter karena ini bisa menjadi indikasi cedera ginjal yang serius.

 

5. Detak Jantung Tidak Teratur

Hipertensi dapat mengganggu sistem kelistrikan jantung, menyebabkan aritmia atau detak jantung tidak teratur. Jika Anda sering merasakan jantung berdebar tanpa alasan yang jelas, segera lakukan pemeriksaan medis.

 

6. Sesak Napas

Kesulitan bernapas atau sesak napas bisa menjadi gejala hipertensi yang berhubungan dengan gangguan pada paru-paru. Jika hipertensi menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru, Anda mungkin merasa sulit bernapas, terutama saat berbaring.

Jika kamu mengalami satu atau lebih dari tanda dan gejala hipertensi di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Deteksi dini dapat membantu mengontrol tekanan darah dan mencegah komplikasi serius seperti penyakit jantung dan stroke.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya