Sudah Belasan Ribu Desa di 33 Provinsi Tak Lagi BAB Sembarangan

Melalui program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku dengan penyediaan prasarana sanitasi.

oleh Kusmiyati diperbarui 21 Agu 2013, 19:05 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2013, 19:05 WIB
sanitasi-air-130821b.jpg
Sanitasi dan kelayakan air minum masih menjadi masalah yang ditemui di Indonesia. Untuk itu sejak 2008, Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) menjalankan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

"Sanitasi dan air minum merupakan satu paket tujuan untuk pengentasan kemiskinan, sejak tahun 2000 Indonesia bersama 189 negara lainnya telah menyepakati komitmen global mencapai 8 sasaran program Millenium Development Goals (MDGs)," terang Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas, Nugroho Tri Utomo .

Hal ini untuk mendorong perubahan perilaku higiene dan sanitasi masyarakat. Melalui STBM ditargetkan pada 2015, sebanyak 20.000 desa di Indonesia bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Hingga akhir 2012 telah ada 11.165 desa di 33 provinsi yang bebas BABS. "Pembangunan sanitasi di daerah dilakukan melalui penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK). Semua pihak baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga donor, maupun LSM sangat diperlukan,” ungkap Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto seperti ditulis Rabu (21/8/2013).

Melalui program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku dengan penyediaan prasarana sanitasi.

Kini sudah terbangun 584 fasilitas Sanimas pada sejumlah propinsi di Indonesia. Program ini berhasil meningkatkan cakupan air minum layak bagi 4,3 juta jiwa dan cakupan sanitasi layak bagi 3 juta jiwa di 5500 desa yang tersebar di Indonesia.

"Di 2014 Program percepatan pembangunan sanitasi pemukiman ditargetkan 330 kabupaten/kota memiliki perencanaan dan strategi sanitasi," ujar Nugroho Tri Utomo.

(Mia/Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya