Dengkuran Suami Jadi Penyebab Utama Wanita Arab Minta Cerai

Dengkuran suami menjadi penyebab utama tingginya angka perceraian di Arab Saudi.

oleh Melly Febrida diperbarui 22 Agu 2013, 13:00 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2013, 13:00 WIB
mendengkur-130822-b.jpg
Dengkuran suami menjadi penyebab utama tingginya angka perceraian di Arab Saudi. Tak hanya itu, ada beberapa penyebab lainnya yang membuat wanita meminta bercerai.

Sebanyak 80 persen perceraian merupakan permintaan istri, sebagian besar dalam satu tahun pernikahan.

"Faktor utama mendengkur dari semua.. hampir 80 persen perceraiaan yang diminta ke kerajaan dari istri karena dengkuran suami," kata ulama saudi yang tak disebutkan namanya kepada harian berbahasa Arab Alyoum seperti dikutip Gulfnews, Kamis (22/8/2013).

Selain dengkuran, faktor lainnya adalah penampilan suami di rumah, kurangnya asmara, dan pengaruh media asing serta film tentang sikap wanita.

Data dari Kementerian Kehakiman menunjukkan, ada 34.490 kasus perceraian di Arab Saudi sekitar 2012, hampir seperempat dari total pernikahan.

Bercerai Setiap 30 Menit

Dalam beberapa tahun, pemasok minyak dominan di dunia itu rata-rata memiliki satu perceraian setiap setengah jam, salah satu tingkat perceraian tertinggi di dunia.

Data resmi menunjukkan bahwa pada tahun 2010, Kerajaan mencatat 18.765 perceraian.

"Ini jauh di atas tingkat internasional antara 18 hingga 22 persen dalam beberapa tahun ini...itu melebihi 40 persen di kerajaan," kata Kepala Pengadilan di Kota Saudi Timur Laut Tabuk, Sheikh Saeed Al Yousuf.

Dalam laporan terbaru Alarabiya yang mengutip seorang ulama yang mengatakan pengenalan Misyar dalam pernikahan adalah penyebab utama melonjaknya angka perceraian.

"Misyar merupakan faktor utama .... ini karena ketika istri pertama pria itu menemukan bahwa suaminya menikah dengan wanita lain di bawah kontrak Misyar, dia akan merasa bahaya dan meminta dia untuk menceraikan istri kedua dengan mudah ... Misyar dipandang sebagai pernikahan sementara dan itulah mengapa tingkat perceraian telah meningkat dalam Kerajaan, "kata Sheikh Mohammed Al Falaj, konsultan urusan keluarga.

Sebuah kontrak Misyar adalah kontrak pernikahan ketika pasangan dapat hidup terpisah tetapi bersama-sama secara teratur, seringnya untuk melakukan hubungan seksual.

Misyar memang diperbolehkan di Arah Saudi dan di bawah Islam Sunni, tapi tak popler karena banyak melihatnya sebagai prostitusi legal. Dengan Misyar, wanita kehilahan hak-haknya dan hampir 80 persen dari Misyar berakhir dengan perceraian.

(Mel/*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya