Hentikan Kebiasaan Mencelupkan Biskuit Bayi ke Air, Mengapa?

Kebiasaan mencelupkan biskuit ke air menurut dr. Darmayanti sebaiknya dihentikan karena tidak akan membantu perkembangan mengunyah anak.

oleh Kusmiyati diperbarui 23 Des 2013, 12:00 WIB
Diterbitkan 23 Des 2013, 12:00 WIB
biskuit-121106b.jpg
Kebiasaan mencelupkan biskuit ke air kemudian diberikan pada anak ternyata bukan hal yang tepat untuk dilakukan. Demikian disampaikan Ketua Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr. dr. Damayanti Sjarif, Sp.A (K) saat Workshop Indofood Nutrient, di Jakarta, ditulis Senin (23/12/2013).

"Kebiasaan mencelupkan biskuit ke bayi jangan lagi dilakukan. Biskuit itu kan camilan atau snack bukan makanan pokok untuk bayi. Kalau mau memberikan biskuit ya berikan utuh saja," kata Damayanti.

Menurutnya ketika biskuit dicampur air manfaat dari camilan padat itu tidak akan berfungsi lagi. "Camilan dibuat padat itu kan juga membantu reflek bayi, memegang benda padat. Dengan biskuit yang padat dapat membantu melatih gerakan-gerakan tangan bayi dalam memegang benda. Perkenalkan biskuit pada anak ya sebagai camilan padat," kata Damayanti menjelaskan.

Menurut Sekertaris Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Sri Sudaryati Nasar, Sp.A (K) bayi diberikan makanan padat sebaiknya di periode sensitif.

"Bayi harus dikenalkan pada makanan padat untuk dikunyah saat bayi sudah siap menerima sesuai perkembangan keterampilan makan umumnya di periode sensitif (6-9 bulan)," ujar Sri.

Sri menambahkan bila bayi tidak diberi atau diperkenalkan dengan makanan padat maka akan sulit untuk mengembangkan keterampilannya dalam, mengunyah.

"Camilan padat diberikan dalam bentuk padat jangan dicairkan karena nanti keerampilan mengunyah mereka tidak berkembang. Dan nantinya akan sulit menerima makana  padat, mereka akan menolak dan muntah," ujar Sri.

(Mia/Mel/*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya