Penyebab Hujan Asam, Dampak dan Cara Pencegahannya

Penyebab hujan asam bisa karena ulah manusia dan karena aktivitas alam.

oleh Rizzaq Aynur Nugroho diperbarui 15 Apr 2019, 09:20 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2019, 09:20 WIB
20160308-Ilustrasi Hujan-iStockphoto
Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Penyebab hujan asam bisa terjadi pada umumnya adalah karena fenomena alam hingga ulah aktivitas manusia yang membuang limbah produksi di lingkungan terbuka. Hujan asam sendiri merupakan hujan yang mempunyai kadar keasaman dengan pH di bawah 5,6.

Hujan biasa sebenarnya juga bersifat asam, namun pH-nya hanya sedikit di bawah 6, dikarenakan oleh karbondioksida atau CO2 yang ada di udara larut dengan air hujan. Hujan biasa sifatnya asam lemah dan sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.

Namun hujan asam memiliki kadar air hujan yang lebih asam lagi dibandingkan dengan air hujan pada hujan biasa. Air pada hujan asam akan meningkatkan keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti dapat berbahaya bagi kehidupan ikan, tanaman, bahkan berbahaya untuk manusia.

Penyebab hujan asam bisa karena belerang atau sulfur yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen yang ada di udar,a ikut bereaksi dengan oksigen yang kemudian membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. zat-zat ini berdifusi ke atmosfer hingga bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang larut dan jatuh dengan air hujan asam.

Hujan asam, juga disebabkan oleh beberapa faktor dari alam hingga dari ulah manusia. Untuk lebih jelasnya mengenai hujan asam, berikut ini Liputan6.com sudah merangkum dari beberapa sumber mengenai penyebab hujan asam, Senin (15/4/2019).

Penyebab Hujan Asam

Ilustrasi polusi udara
Ilustrasi polusi udara (iStock)

1. Sulfur dan Nitrogen

Penyebab hujan asam yang pertama adalah sulfur dan nitrogen. Sulfur dan nitrogen hasil dari industri, pembangkit listrik, dari kendaraan bermotor, hingga amonia yang dihasilkan dari aktivitas pertanian dapat menjadi penyebab hujan asam.

Sulfur dan nitrogen adalah dua senyawa dari hasil pembakaran. Kemudian sulfur juga merupakan senyawa yang berasal dari kebakaran hutan dan juga dari letusan gunung berapi.

Berbagai industri yang dikelola manusia seperti industri minyak kelapa sawit dan industri logam juga akan menghasilkan sulfur dioksida yang bisa menjadi penyebab hujan asam. Sedangkan industri pupuk kimia dan obat yang membutuhkan pembakaran dengan suhu yang tinggi akan menghasilkan nitrogen oksida yang juga merupakan senyawa yang bisa menjadi penyebab hujan asam.

2. Pencemaran Udara

Pencemaran udara yang disebabkan oleh gas karbon monoksida, karbondioksida, hidrogen sulfida, dan sulfur dioksidan dapat menjadi penyebab hujan asam. Karbon monoksida dan karbondioksida berasal dari polusi kendaraan dan hasil dari proses pembakaran. Kedua senyawa tersebut jika perbetemu dengan air bisa membentuk asam karbonan atau sering dikelompokkan pada asam lemah.

Hidrogen sulfida dan sulfur dioksida merupakan senyawa dari hasil pemanasan dan pembakaran belerang. Jika bertemu dengan air kedua senyawa ini akan membentuk asam sulfat yang tergolong dalam kelompok asam kuat dan menjadi penyebab hujan asam.

Hujan biasa pada umumnya sudah mengandung asam karena kandungan CO2, namun pH dari hujan ini masih berkisar di angka 6. Namun pada daerah yang sudah mengalami pencemaran lingkungan dan udara yang sangat parah akan menyebabkan tingkat keasaman yang tinggi dan membuat pH menjadi lebih rendah.

Dampak Hujan Asam

Ilustrasi kerusakan alam
Ilustrasi kerusakan alam (sumber: Pixabay)

Hujan asam adalah salah satu fenomena alam yang bisa menguntungkan dan bisa merugikan. Namun hujan asam lebih banyak mendatangkan kerugian bagi lingkungan dan juga bisa mengganggu kehidupan. Berikut ini dampak dari hujan asam.

1. Ekosistem di Air Terganggu

Muara utama air berada di laut, begitu pula dengan air hujan. Meski hujan asam tidak terjadi di laut namun hujan asam yang terjadi di dataran tinggi atau dataran rendah akan terbawa ke sungai dan dari sungai akan bermuara ke laut. Hal ini akan menyebabkan terganggunya ekosistem yang ada di laut. Jumlah populasi ikan akan berpengaruh hingga biota-biota lainnya yang ada dilaut akan berpengaruh. Hal ini juga terjadi di danau dan sungai-sungai atau tempat muara air.

2. Menganggu Kesuburan Tanah

Hujan asam akan membawa air hujan asam dan masuk kedalam tanah, kemudian bisa menyebabkan sulitnya perkembangan akar dan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Selain itu, akar dari tanaman yang tidak tumbuh dengan baik akan menyebabkan tanaman mudah tumbang. Hujan asam juga akan membuat tanah menjadi tandus dan mematikan organisme keceil atau mikroorganisme yang ada di dalam tanah.

3. Penyebab Besi Korosi

Kandungan asam yang tinggi pada hujan asam bisa menyebabkan besi menjadi mudah korosi atau berkarat. Jika sudah berkarat maka ketahanan atau kekuatan besi tersebut akan semakin berkurang dan mudah patah.

Selain itu hujan asam juga akan menyebabkan peningkatan kandungan logam di air hingga tanah. Logam sangat berbahaya dan bisa mencemari lingkungan karena sifat toksiknya.

Pencegahan Hujan Asam

Ilustrasi daur ulang
Ilustrasi daur ulang (sumber: Pixabay)

Banyak cara yang bisa digunakan untuk mencegah terjadinya hujan asam. Di Amerika Serikat, penggunaan Flue Gas Desulfurization atau FGD digunakan dalam pembangkit listrik tenaga batu bara untuk menghilangkan gas yang mengandung belerang dari cerobong asap.

Selain itu kamu juga bisa melakukan hal-hal sederhana seperti melakukan tindakan go green, dengan daur ulang yaitu reduce, reuse dan recycle terhadap sampah plastik.

Kamu juga dianjurkan menggunakan energi secara lebih hemat agar kebutuhan energi masih tetap terjaga. Contohnya saja menggunakan listrik dengan seperlunya saja, menggunakan bahan bakar dari fosil secukupnya dan lain sebagainya.

Hujan asam memang bisa bermanfaat bagi kehidupan jika hujan asam tersebut mengandung pH yang normal, namun jika pH tidak normal dalam hujan asam maka sangat berbahaya dan harus kamu hindari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya