Liputan6.com, Jakarta Kata-kata Iwan Fals yang merupakan seorang penyanyi terkenal Indonesia ini sering dijadikan kutipan-kutipan di media sosial. Bahkan tak sedikit yang menjadikannya sebagai status di media sosial.
Kata-kata Iwan Fals terkadang penuh dengan arti dan makna yang mendalam, sehingga cocok untuk digunakan. Terkadang kata-katanya juga tertuang dalam lirik lagu yang ia ciptakan dan ia nyanyikan.
Advertisement
Baca Juga
Lirik lagunya penuh dengan makna beribu arti di dalamnya. Kamu mungkin tidak sadar dibalik arti sesungguhnya dari lirik lagu yang sering Iwan Fals bawakan. Musisi yang lahir pada 3 September 1961 di Jakarta ini memang sudah terkenal dari dulu karena suaranya yang khas.
Selain itu, lagu Iwan Fals dikenal dengan kedalaman lirik yang begitu menyentuh setiap pendengarnya. Lewat lagu-lagunya, Iwan Fals menggambarkan suasana sosial kehidupan di Indonesia.
Kata-kata Iwan Fals dalam lirik lagunya begitu mengenai hati setiap orang yang mendengarnya. Banyak kata-kata Iwan Fals yang masih sering digunakan hingga sekarang untuk berbagai hal.
Berikut ini Liputan6.com sudah merangkum beberapa kata-kata Iwan Fals yang cukup legendaris dan memiliki makna yang dalam dari berbagai sumber, Kamis (24/4/2019).
Kata-kata Iwan Fals Tentang Alam
"Alam semesta menerima perlakuan sia-sia, diracun jalan napasnya diperkosa kesuburannya." (Untuk Bram –album Cikal 1991)
"Tuhan ampunilah kami, ampuni dosa-dosa kami, ampuni kesombongan kami, ampuni bangsa kami, terimalah di sisi-Mu korban bencana ini." (Saat Minggu Masih Pagi)
"Cepatlah besar matahariku, menangis yang keras janganlah ragu, hantamlah sombongnya dunia buah hatiku, doa kami dinadimu." (Galang Rambu Anarki – album Opini 1982)
"Jalan masih teramat jauh, mustahil berlabuh bila dayung tak terkayuh." (Maaf Cintaku - album Sugali 1984)
"Kota adalah hutan belantara akal kuat dan berakar, menjurai di depan mata siap menjerat leher kita." (Kota - album Aku Sayang Kamu 1986)
"Pada tanah yang sama kita berdiri, pada air yang sama kita berjanji, karena darah yang sama jangan bertengkar, karena tulang yang sama usah berpencar." (Di Bawah Tiang Bendera)
Advertisement
Kata-kata Iwan Fals Tentang Cinta
"Pertemuan dan perpisahan, di mana awal akhirnya? Di mana bedanya?" (Doa Dalam Sunyi – album Orang Gila 1994)
"Aku sering ditikam cinta, pernah dilemparkan badai, tapi aku tetap berdiri." (Nyanyian Jiwa - album Swami II 1991)
"Kalau cinta sudah dibuang, jangan harap keadilan akan datang." (Bongkar - album Swami 1989)
"Memang usia kita muda namun cinta soal hati, biar mereka bicara telinga kita terkunci." (Buku Ini Aku Pinjam - album 1910 1988)
"Memberi itu terangkan hati, seperti matahari yang menyinari bumi." (Seperti Matahari - album Suara Hati 2002)
"Seperti udara kasih sayang engkau berikan, tak mampu ku membalas, Ibu." (Ibu – album 1910 1988)
Kata-kata Iwan Fals Tentang Politik
"Apa jadinya jika mulut dilarang bicara? Apa jadinya jika mata dilarang melihat? Apa jadinya jika telinga dilarang mendengar? Jadilah robot tanpa nyawa yang hanya mengabdi pada perintah." (Hura Hura Huru Hara –album Dalbo 1993)
"Ada kamu yang mengatur ini semua tapi rasanya percuma, ada juga yang janjikan indahnya surga tapi neraka terasa." (Cemburu – album 50:50 2007)
"Jangan ragu jangan takut karang menghadang, bicaralah yang lantang jangan hanya diam." (Surat Buat Wakil Rakyat – album Wakil Rakyat 1987)
"Kau paksa kami untuk menahan luka ini, sedangkan kau sendiri telah lupa." (Luka Lama)
"Matinya seorang penyaksi bukan matinya kesaksian." (Lagu Buat Penyaksi – album Kantata Samsara 1998)
"Kesedihan hanya tontonan, bagi mereka yang diperkuda jabatan." (Bongkar - album Iwan Fals Swami 1989)
"Dewa-dewa kerjanya berpesta, sambil nyogok bangsa manusia." (17 Juli 1996 – album Manusia Setengah Dewa 2004)
Advertisement
Kata-kata Iwan Fals Tentang Tuhan
"Tak ada yang lepas dari kematian, tak ada yang bisa sembunyi dari kematian, pasti." (Ikan-Ikan – album 50:50 2007)
"Hukum alam berjalan menggilas ludah, hukum Tuhan katakan, Sabar!" (Kemarau)
"Sang jari menari jangan berhenti, kupasrahkan diriku digenggaman-Mu." (Lagu Pemanjat –album Lagu Pemanjat 1996)
"Oh yang ditinggalkan tabahlah sayang, ini rahmat dari Tuhan kita juga pasti pulang." (Harapan Tak Boleh Mati)
"Ingatlah Allah yang menciptakan, Allah tempatku berpegang dan bertawakal, Allah maha tinggi dan maha esa, Allah maha lembut." (Kantata Takwa –album Kantata Takwa 1990)
"Tuhan ampunilah kami, ampuni dosa-dosa kami, ampuni kesombongan kami, ampuni bangsa kami, terimalah disisi-Mu korban bencana ini." (Saat Minggu Masih Pagi)
"Oh Tuhan tolonglah, lindungi kami dari kekhilafan, oh ya Tuhan tolonglah, Ramadhan mengetuk hati orang orang yang gila perang." (Selamat Tinggal Ramadhan)