Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengisyaratkan kemungkinan perubahan haluan terkait perang dagang dengan China. Hal ini terjadi di tengah berlanjutnya volatilitas pasar.
Ia menuturkan, tarif tinggi atas barang-barang China akan “turun secara substansial, tetapi tidak akan menjadi nol”. Pernyataan yang disampaikan Trump di Gedung Putih pada Selasa, 22 April 2025 menandai kemunduran retorika setelah berminggu-minggu bersikap keras dan saling membalas yang menyebabkan tarif atas China melampaui 145%.
Baca Juga
"145% sangat tinggi dan tidak akan setinggi itu,” ujar Trump seperti dikutip dari CNN, Rabu (23/4/2025) saat sesi tanya jawab dengan wartawan.
Advertisement
"Tidak akan mendekati angka itu. Tarif akan turun secara substansial. Tetapi tidak akan menjadi nol,” kata dia.
Donald Trump menyampaikan komentar itu ketika ditanya tentang pernyataan Menteri Keuangan Scott Bessent sebelumnya. Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan, tarif tinggi antara Amerika Serikat dan China telah mengembargo perdagangan antara kedua negara.
Bessent menuturkan, perang dagang dengan China tidak berkelanjutan dan memperkirakan ketegangan akan mereda dalam waktu dekat. Hal itu menurut sumber yang mengetahui masalah itu kepada CNN.
Saat ditanya mengenai komentar Trump dan Bessent, Kementerian Luar Negeri China mengatakan, AS harus menghentikan ancaman dan paksaannya. Selain itu, terlibat dengan China atas dasar kesetaraan, saling menghormati, dan timbal balik jika ingin membuat kesepakatan.
“Mengklaim ingin mencapai kesepakatan dengan China sambil terus menerus memberikan tekanan maksimum bukanlah cara yang tepat untuk terlibat dengan China, dan itu tidak akan berhasil,” ujar juru bicara kementerian Guo Jiakun kepada wartawan.
"Posisi China terhadap perang tarif yang diprakarsai oleh Amerika Serikat sangat jelas. Kami tidak ingin berperang, tetapi kami tidak takut berperang. Jika harus berperang, kami akan berperang sampai akhir. Jika harus berunding, pintu kami terbuka lebar,” ia menambahkan.
Trump jadi Perhatian di China
Perubahan nada bicara Trump juga menjadi viral di China. Pada Rabu, tagar “Trump takut” menjadi tren sebagai topik utama di platform media sosial Weibo dan mengumpulkan lebih dari 150 juta tayangan.
Dua ekonomi terbesar di dunia telah saling mengenakan tarif yang memecahkan rekor dalam pertikaian yang meningkat dengan cepat yang telah mengguncang pasar global, mengganggu rantai pasokan, dan memicu ketakutan akan resesi.
Sejauh ini, China bersikap menantang dan menolak untuk mundur. Sebaliknya, China membalas dengan menaikkan tarif atas barang-barang AS hingga 125%, menambahkan lebih banyak perusahaan Amerika Serikat ke dalam daftar kendali ekspor dan daftar entitas yang tidak dapat diandalkan, serta membatasi ekspor mineral penting yang digunakan dalam berbagai hal, mulai dari iPhone hingga sistem rudal.
China juga bergerak untuk menekan industri-industri utama AS, membatasi jumlah film Hollywood yang ditayangkan di negara tersebut dan mengembalikan sedikitnya dua jet Boeing yang dimaksudkan untuk digunakan oleh maskapai penerbangan Tiongkok ke AS.
Selama ini, Trump bersikeras ia memiliki "hubungan yang sangat baik” dengan Xi Jinping sambil menunggu pemimpin China itu menghubunginya dan telah memberi tahu timnya AS tidak akan mengambil langkah pertama, CNN melaporkan sebelumnya.
Alih-alih menelepon Trump untuk menegosiasikan tarif, Xi malah meluncurkan serangan pesona diplomatik dengan mitra dagang lain untuk melawan upaya AS menggunakan perang tarif untuk mengisolasi Tiongkok secara ekonomi.
Advertisement
Harapan Donald Trump
Pada Selasa, Trump kembali menyatakan harapannya agar Xi datang ke meja perundingan dan berjanji untuk “bersikap sangat baik.”
Ketika ditanya apakah AS akan bersikap keras terhadap China atau Xi untuk membuat kesepakatan, atau apakah para pejabat akan menyebutkan pandemi Covid-19, Trump dengan cepat menjawab: “Tidak.”
"Tidak, tidak, kami akan bersikap sangat baik. Mereka akan bersikap sangat baik, dan kita lihat apa yang terjadi,” tambah presiden itu. “Tetapi pada akhirnya, mereka harus membuat kesepakatan, karena jika tidak, mereka tidak akan dapat bertransaksi di Amerika Serikat, dan kami ingin mereka terlibat.”
"Saya pikir kita akan hidup bersama dengan sangat bahagia dan idealnya bekerja sama, jadi saya pikir ini akan berjalan dengan sangat baik,” katanya.
