Viral Foto Tahlilan di Rumah Warga Non-Muslim, Ini Kisah di Baliknya

Perbedaan agama dan ras tak jadi penghalang untuk berbuat baik.

oleh Yunisda Dwi Saputri diperbarui 13 Mei 2019, 21:10 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2019, 21:10 WIB
Tahlilan digelar di rumah warga non muslim
Tahlilan digelar di rumah warga non muslim (Sumber: Facebook/Amran Sopoh)

Liputan6.com, Jakarta Lazimnya, tahlilan digelar pada Kamis malam untuk mendoakan mendiang keluarga ataupun tetangga yang sudah meninggal. Tahlilan dapat digelar di masjid maupun rumah warga dengan menyediakan makanan atau snack sebagai wujud terima kasih kepada orang-orang yang telah hadir untuk mendoakan.

Namun, ada satu pemandangan yang tidak biasa dari foto yang baru-baru ini viral di media sosial. Pasalnya, dalam foto tersebut terlihat para tamu yang sedang melangsungkan tahlilan di kediaman warga non Muslim.

Foto tersebut diunggah di Facebook oleh akun Amran Sopoh pada Kamis malam, (9/5/2019). Tampak jam dinding dengan desain salib dan lukisan foto Yesus Kristus yang dipajang di tembok rumah berwarna kuning itu. Dalam unggahannya, Amran Sopoh menuliskan,

“Selamat hari Jumat dan selamat berpuasa! Beberapa orang mungkin menganggap pemandangan ini cukup janggal. Namun, bagi kami di Malaysia Timur, pemandangan ini adalah hal biasa. Yang memimpin tahlilan adalah orang Kelantan, yang mengambil foto adalah orang Terengganu, sedangkan yang lain adalah orang-orang dari Johor dari Malaysia Barat.” Tulis Amran.

Tahlilan digelar untuk mendoakan seorang mualaf

Salam Jumaat Dan selamat berpuasa. Mungkin Ada yg pelik dgn gambar Ni tapi bagi kami di MALAYSIA TIMUR ini adalah...

Posted by Amran Sopoh on Thursday, 9 May 2019

Melihat hal tersebut, beberapa pengguna Facebook tampak menyetujui pernyataan Amran dalam statusnya. Kejadian tersebut nampaknya adalah hal yang umum terjadi di Sabah, Malaysia. Pasalnya, banyak warga multirasial serta dengan keyakinan berbeda di beberapa keluarga di Sabah.

Muhamad Uzzair Yusof adalah salah satu pria yang hadir dalam tahlilan tersebut. Muhamad Uzzair menceritakan bahwa ia dan rekan-rekannya dari Kent Teachers Training College diundang untuk menggelar tahlilan untuk seorang mualaf yang telah meninggal yang berasal dari keluarga beragama Kristen.

Keluarga almarhum meminta Muhammad Uzzair dan rekannya untuk mendoakan putranya yang memeluk agama Islam sebelum meninggal dunia. Akhirnya, tahlilan yang identik dengan agama Islam digelar di rumah warga non-Muslim di Kota Tinggi, Johor, Malaysia.

Dikutip Liputan6.com dari The Star Online, Senin, (13/5/2019), Muhamad Uzzair mengimbuhkan bahwa perbedaan agama dan ras tak jadi penghalang untuk berbuat baik.

“Agama mengajarkan kita untuk mencintai satu sama lain. Kami ingin masyarakat membuka pikiran mereka dan sadar bahwa persatuan bermula dari rumah masing-masing. Hal ini benar-benar berlaku di Sabah.” Ungkap Uzzair.

Ungkapan terima kasih dari keluarga almarhum

Tahlilan digelar di rumah warga non muslim
Tahlilan digelar di rumah warga non muslim (Sumber: Facebook/Amran Sopoh)

Unggahan Amran Sopoh sontak viral dan menarik perhatian banyak orang di Facebook. Hingga kini, statusnya itu telah dibagikan lebih dari 600 kali dan dibanjiri ratusan komentar.

Salah satunya komentar dari adik almarhum yang mengucapkan rasa terima kasihnya kepada semua orang yang telah mendoakan kakaknya yang telah tiada.

Akun bernama Sue Nella Farrah Bee menuliskan,

"Terima kasih untuk yang komen positif. Saya adik bungsu almarhum mengucapkan jutaan terima kasih atas bantuan yang ikhlas dari semua orang yang melafalkan tahlil untuk almarhum kakak saya yang ke 7 hari. Semoga arwahnya diberkahi rahmat dan ditempatkan di tempat yang semestinya. Semoga berkat Allah melimpah buat saudara semua."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya