Â
Liputan6.com, Jakarta Kita semua tentu memiliki ambisi, harapan dan impian yang ingin tercapai. Namun tak semua yang diinginkan bisa tercapai karena harus berkorban demi orang yang disayangi. Seperti yang dilakukan oleh pria bernama Faiq Syukri Saparudin yang menolak menjadi dokter demi merawat ayahnya.
Pria 28 tahun ini merupakan lulusan kedokteran dari Royal College of Surgeons di Dublin, Irlandia pada tahun 2017 lalu. Tentunya sebagai lulusan kedokteran dari kampus ternama, Faiq memiliki peluang besar menjadi dokter di Malaysia negara asalnya.
Advertisement
Baca Juga
Ia pun ditawari menjadi seorang dokter di salah satu rumah sakit setelah lulus dari pendidikannya. Namun Faiq Syukri yang pada waktu itu ditawari untuk jadi dokter di Rumah Sakit Batu Pahat, Malaysia menolaknya karena alasan tertentu.
Alasan tersebut ternyata dilatarbelakangi karena ingin mengurus ayahnya yang alami stroke selama lima tahun terakhir. Berikut kisah Faiq Syukri yang tolak tawaran menjadi dokter demi rawat sang ayah yang Liputan6.com lansir dari hmetro, Minggu (1/9/2019).
Tolak tawaran menjadi dokter demi rawat sang ayah
Ayah Faiq Syukri yang bernama Saparudin Arifin kini berusia 61 tahun, telah mengalami stroke selama lima tahun terakhir dari 2014. Faiq Syukri merasa kasihan terhadap ibunya yang juga sudah tua, Suraya Adam yang berumur 53 tahun saat menjaga ayahnya.
Maka dari itulah Faiq memutuskan untuk rawat ayahnya dan tidak menjadi dokter agar memiliki banyak waktu.
Mengutip dari Harian Metro, meski pilihan hidup seperti ini sangat sulit, bagi Faiq Syukri sampai saat ini bisa melewatinya. Bahkan banyak orang yang berpikiran sinis terhadap pilihannya tersebut, namun ia tidak terlalu memikirkannya. Dia bersyukur bahwa keluarganya menerima dan selalu mendukung.
"Saya akhirnya membuat keputusan untuk tidak bekerja sebagai dokter dan inilah saatnya bagi saya untuk melayani mereka," ungkap Faiq.
Advertisement
Kini Faiq menjadi seorang konsultan keuangan
Faiq Syukri yang tinggal di Johor Baru, Malaysia mengatakan bahwa saat merawat ayahnya, ibunya yang hanya seorang ibu rumah tangga perlu mengumpulkan uang untuk membiayai pengobatan ayahnya.
"Ibu melakukan banyak pekerjaan seperti menjadi agen produk kesehatan untuk menutupi pengeluaran," ungkap Faiq.
Ayahnya yang kini sudah berusia tidak muda lagi tersebut ternyata adalah seorang mantan dosen di Universitas Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM), yang harus pensiun karena masalah kesehatannya.
Faiq mengatakan bahwa saat ini ia bekerja sebagai konsultan keuangan,. Dengan pekerjaannya itu, iamalah memungkinkan untuk merawat ayahnya, serta mengurus sekolah adiknya.
“Tidak ada kata-kata penyesalan dalam hidup saya karena keluarga saya menghormati. Pekerjaan dapat dicari selama kita bekerja keras," tandasnya.
Sebagai lulusan kedokteran, ternyata Faiq mempunyai sebuah cita-cita untuk membuka klinik di masa depan.
"Di masa depan saya ingin membuka klinik sendiri meskipun saya tidak bisa menjadi dokter, tetapi saya berharap untuk terus berkontribusi kepada masyarakat," katanya.