Demi Bisa Makan Siang di Sekolah, Dua Bocah Ini Rela Jadi Tukang Jahit Sepatu

Perjuangan dua bocah bersaudara jadi tukang jahit sepatu agar bisa makan siang di sekolah.

oleh Loudia Mahartika diperbarui 11 Sep 2019, 15:45 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2019, 15:45 WIB
Demi Uang Makan Siang di Sekolah, Dua Bocah Ini Jadi Tukang Jahit Sepatu
Perjuangan dua bocah bersaudara jadi tukang jahit sepatu agar bisa makan siang di sekolah. (Sumber: Elite Readers)

Liputan6.com, Jakarta Semua orangtua menginginkan anaknya agar bisa menimba pendidikan di sekolah dengan lancar. Tak heran jika banyak orangtua yang bekerja keras agar anaknya bisa terus mengenyam pendidikan dengan layak dan baik. 

Namun ternyata tak hanya orangtua saja yang bekerja keras untuk mengumpulkan uang demi anaknya. Tetapi beberapa anak juga ada yang bekerja untuk sekedar mendapatkan uang untuk jajan di sekolah. Sebagian mungkin banyak yang menemukan anak-anak yang bekerja sesuai dengan kemampuan mereka seperti berjualan keliling, memberikan jasa ojek payung, jadi buruh di pasar dan sebaginya.

Inilah pula yang dilakukan oleh dua bocah laki-laki dan perempuan yang diketahui masih bersaudara. Jika banyak anak yang diberi uang saku oleh orangtuanya untuk makan siang di sekolah atau dibekali makanan dari rumah, dua bocah ini harus mencari uang sendiri.

Dilansir dari Elite Readers oleh Liputan6.com, Rabu (11/9/2019) berikut ini kisah perjuangan dua bocah bersaudara yang harus jadi tukang jahit sepatu sebelum berangkat sekolah. 

Jadi Tukang Jahit Sepatu Sebelum Berangkat Sekolah

Demi Uang Makan Siang di Sekolah, Dua Bocah Ini Jadi Tukang Jahit Sepatu
Perjuangan dua bocah bersaudara jadi tukang jahit sepatu agar bisa makan siang di sekolah. (Sumber: Elite Readers)

Kejadian ini terjadi diKkota Puerto Princesa, Palawan, Filipina. Dua orang bocah bersaudara ini mendapat perhatian netizen yang kemudian jadi viral di media sosial. 

Mereka bernama Manuelita dan Micko Borbon seorang murid di Palawan National School. Setiap hari bocah perempuan berusia 13 tahun dan adik laki-lakinya berusia 12 tahun terlihat duduk di pinggir jalan di samping tumpukan sepatu.

Sudah lengkap dengan seragam sekolah, mereka mulai menjahit beberapa sepatu para pelanggannya. Mereka akan menjahit sepatu maupun sandal sampai uang mereka cukup untuk membeli makanan di sekolah sebagai makan siang. 

Dengan uang yang mereka bawa, dua bersaudara ini baru bisa pergi ke sekolahnya yang juga berada di sekitaran kawasan tersebut. 

Untuk Uang Makan Siang di Sekolah

Mereka harus melakukan itu untuk mendapatkan uang yang bisa dibelikan makan siang mereka di sekolah. Manuelita juga menambahkan jika mereka juga mendapatkan uang untuk membayar sekolah dari menjahit sepatu.

Menurut netizen, dua bocah saudara ini memiliki keterampilan yang baik dalam menjahit sepatu di usia mereka yang masih muda. Orangtua mereka juga bekerja di tempat itu. Jadi, Manuelita dan Micko membantu orangtuanya. 

Ibu mereka mengatakan bahwa keluarga mereka harus berjuang dengan pekerjaan ini karena mereka tak memiliki rumah sendiri. Ia dan suaminya sangat bangga memiliki anak seperti mereka karena masih tetap bersemangat untuk sekolah.

Belajar Menjahit Sepatu Hanya dari Melihat Orangtuanya

Demi Uang Makan Siang di Sekolah, Dua Bocah Ini Jadi Tukang Jahit Sepatu
Perjuangan dua bocah bersaudara jadi tukang jahit sepatu agar bisa makan siang di sekolah. (Sumber: Elite Readers)

Bagi sebagian besar anak di usia Manuelita dan Micko, menjahit sepatu tentunya adalah pekerjaan yang tak mudah. Bahkan bagi orang dewasa sekalipun.

Namun mereka bahkan belajar hanya dari melihat kedua orangtuanya saja. Bocah itu juga bahkan tak malu melakukan pekerjaan tersebut. 

Manuelita dan Micko hanya menjahit sepatu atau sandal yang kira-kira mudah agar cepat selesai dan dapat langsung berangkat sekolah serta belajar. Bahkan pihak sekolah memberikan rasa hormat dan sanjungnya kepada dua muridnya tersebut. Mereka menunjukkan sebagai murid yang bekerja keras meski masih menjadi duduk di bangku sekolah. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya