Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini, viral di media sosial video yang memperlihatkan seekor kucing mati yang diduga dicekoki ciu atau minuman keras. Kejadian ini terjadi di Tulungagung, Jawa Timur oleh seorang pemuda bernama Ahmad Azam yang merekam dan membagikan video itu di media sosial.
Kejadian ini pun mendapat sorotan publik dan kepolisian langsung melakukan penyelidikan terkait video viral yang meresahkan masyarakat. Namun, Polres Tulungagung menyebutkan video viral di medsos tersebut tidak sesuai dengan kenyataannya. Polisi menduga kucing keracunan setelah memakan bangkai tikus dan bukanlah karena dicekoki oleh ciu.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Namun berbeda dengan apa yang diungkapkan Doni Herdaru, aktivis perlindungan hewan sekaligus pendiri Animal Defender. Doni meyakini jika air tersebut bukan air kelapa untuk menetralisir racun yang disebutkan pelaku, melainkan miras jenis ciu. Doni mengungkapkan beberapa fakta dan hal-hal ganjil soal video viral ini lewat akun Instagramnya.
Untuk ciu sendiri merupakan sebutan minuman keras tradisional Jawa. Di kota asalnya Banyumas, ciu terbuat dari fermentasi tape (ketelai singkong) atau beras. Sementara di tempat-tempat lainnya seperti di Solo, Jogja, dan Magelang ada juga ciu yang terbuat dari hasil penyulingan tetes tebu yang difermentasi. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, fakta ciu, Jumat (18/10/2019).
1. Sudah Ada Sejak Abad ke-18
Kabarnya ciu sudah ada sejak jaman kolonial Belanda di mana pada sekitar abad ke-18. Pada waktu itu minuman keras ini dikenal dengan label Batavia Arrack van Oosten.
Batavia Arrack van Oosten memproduksi miras dengan bahan baku yang banyak ditemui di wilayah Nusantara seperti beras yang difermentasi, tetes tebu dan kelapa.
Hingga akhirnya, masyarakat Banyumas secara tradisional membuat ciu tanpa mengandung campuran dari bahan kimia buatan lainnya. Dulunya, ciu ini diracik oleh ibu-ibu rumah tangga sedangkan tugas para lelaki mencari bahan dan menjual ciu ini di pasar.
Advertisement
2. Berasal dari Banyumas
Ciu merupakan sejenis minuman beralkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi ketela pohon cair yang terbuang dalam proses pembuatan tape atau beras. Kabarnya ciu ini minuman khas dan berasal dari Desa Kebjaran, Sumpiuh, Banyumas dan Cikakak Ajibarang, Jawa Tengah, Indonesia, sebuah daerah di sekitar pinggiran kota Banyumas.
Awalnya Ciu hanya banyak di pasarkan di wilayah Banyumas dan Purwokerto. Kemudian minuman ini terus populer di berbagai wilayah Jawa lainnya karena harga murah dan sangat efektif untuk membuat orang yang meminumnya mabuk.
3. Memiliki Kadar Alkohol yang Sangat Tinggi
Ciu itu sendiri bisa dibilang sebagai alkohol yang belum sempurna karena hanya melewati satu kali penyulingan. Padahal seharusnya alkohol harus melewati 3 kali penyulingan. Proses penyulingan yang kilat ini membuat kadar alkohol dalam bir ciu terbilang cukup tinggi dibandingkan bir komersil yang dijual pasaran.
Jika pada bir kaleng kemasan yang sudah melewati tiga kali penyulingan umumnya hanya sekitar 4,5-8 persen. Namun pada ciu terdapat kadar alkohol dalam ciu murni bervariasi antara 25-70 persen. Ada pula beberapa ciu yang bisa mengandung alkohol hingga mencapai 90 persen setelah melewati dua kali proses penyulingan.
Advertisement
4. Dilarang Peredarannya
Meski menjadi minuman tradisional, kenyataannya ciu justru menjadi minuman yang sering dilarang peredarannya oleh aparat kepolisian. Selain itu ciu juga dicap sebagai minuman kelas rendahan dan rentan dioplos dengan bahan kimia berbahaya.
Sering kali minuman ini dicampur dengan bahan bahaya lainnya yang membuat pengonsumsinya semakin mabuk dan berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, peredaran minuman keras ini dilarang dijual bebas.
5. Bahaya untuk Kesehatan
Efek umum yang dapat langsung terjadi setelah minum miras dengan kadar alkohol tinggi tentu adalah mabuk. Namun, perlu dipahami bahwa ciu menawarkan kandungan alkohol yang berkali-kali lipat lebih tinggi daripada bir biasa. Oleh karena itu, minuman ini selain memabukkan juga bisa berakibat fatal bagi kesehatan.
Adapun dampak jika mengonsumsi minuman ciu ini di antaranya, dapat menyebabkan kerusakan otak, dapat berakibat pada penyakit hati kronis, berisiko mengembangkan infeksi paru, keracunan hingga mengakibatkan kematian.
Advertisement