Liputan6.com, Jakarta Cinta seorang ayah kepada keluarganya memang tidak ada batasnya. Sang ayah akan rela berkorban demi memenuhi kebutuhan keluarga terutama anak-anaknya. Seorang ayah akan melakukan apa pun untuk memastikan keluarganya aman dan sehat.
Ayah sering mengutamakan kebutuhan keluarga dibanding kebutuhannya sendiri, bahkan saat ia sedang sakit sekali pun. Ia selalu mengutamakan kebahagiaan dan keberlangsungan keluarganya.
Advertisement
Baca Juga
Seperti halnya yang dilakukan oleh ayah yang satu ini. Pria bernama Jamal Baraoud dari Suriah bersedia menjual salah satu organ tubuhnya agar keluarganya memiliki tempat untuk berlindung.
Jamal memiliki delapan anak yang masing-masing memiliki masalah kesehatan sendiri seperti masalah ginjal, masalah pertumbuhan, epilepsi dan masalah kesehatan lainnya. Sebelum perang, ayah delapan anak ini bekerja sebagai penjahit untuk menafkahi keluarganya.
Namun ia kemudian ditangkap karena kegiatan revolusionernya dan disiksa di cabang keamanan yang mengakibatkan lehernya patah. Dengan kondisi demikian Jamal pun akhirnya tidak bisa bekerja, sehingga ia tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.
Membeli tenda untuk tempat tinggal
Kondisi yang semakin sulit membuat pria ini putus asa. Ia kemudian memutuskan untuk berdiri di pinggir jalan dengan memegang sebuah plakat yang bertuliskan bahwa ia bersedia menjual ginjalnya untuk membeli tempat berlindung bagi keluarganya.
“Saya telah mengungsi 27 hari yang lalu. Saya akan menjual ginjal saya untuk sebuah tenda untuk melindungi saya dan keluarga saya, karena saya hanya memiliki Tuhan di sisi saya,” ungkap Jamal seperti dikutip Liputan6.com dari World of Buzz, Rabu (4/3/2020).
Jamal juga menambahkan bahwa anak-anaknya sudah tidak bersekolah selama lebih dari dua tahun. Saat ini ia bahkan mempertimbangkan untuk bunuh diri dengan anak-anaknya, sehingga Jamal dan keluarganya bisa beristirahat.
Hal itu terlintas di benaknya karena ia sudah tidak tahan melihat keluarganya kedinginan dan kelaparan lagi. Banyak orang yang telah menawarkan bantuan kepada Jamal, tetapi ia bersikeras bahwa ia hanya ingin bantuan medis untuk anak-anaknya. Ia juga berharap ada orang yang membantu ia dan keluarganya meninggalkan Suriah yang sedang dilanda peperangan, penderitaan dan ketakutan yang terus-menerus menghantuinya.
Advertisement