13 Penyebab Diare yang Sering Diabaikan, Begini Pengobatannya

Kenali penyebab diare agar bisa mencegah lebih dini.

oleh Laudia Tysara diperbarui 16 Sep 2020, 18:45 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2020, 18:45 WIB
Diare
Ilustrasi Diare Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Diare merupakan kondisi ketika feses encer dan berair. Penderita diare biasanya akan merasakan perutnya mulas, sangat mual, dan ingin muntah. Untuk bisa menghindarinya, coba kenali dan pahami penyebab diare.

Mengetahui penyebab diare akan memudahkan pencegahannya. Jangan sampai diare menyerang dan membuat aktivitas keseharianmu buyar. Seseorang yang menderita diare bisa sampai lemah, lesu, dehidrasi, dan kehilangan berat badannya.

Hal serupa bisa terjadi pada balita dan anak-anak. Begitu juga infeksi virus dan bakteri penyebab diare lebih rentan terjadi pada mereka karena imunitasnya masih lemah. Maka dari itu, mencegah diare tentu lebih baik daripada harus mengobatinya.

Berikut Liputan6.com ulas penyebab diare dan pengobatannya dari berbagai sumber, Rabu (16/9/2020).

Penyebab Diare

Ilustrasi Susu | Pixabay
Ilustrasi Susu | Pixabay

Produk Olahan Susu

Produk olahan susu bisa menjadi salah satu penyebab diare. Meski sebenarnya susu dan olahannya dikatakan sangat baik buat sistem pencernaan dan kesehatan.

Namun, mengonsumsi susu dan olahannya di saat perut masih kosong justru bisa menyebabkan diare. Mengonsumsinya justru dapat memengaruhi asam lambung.

Seperti susu maupun olahan khususnya yogurt yang bersifat meningkatkan zat asam lambung. Ini juga bisa menyebabkan perut kembung dan nyeri.

Soft Drink

Soft drink memang nikmat dijadikan sebagai pelepas dahaga. Hanya saja, soft drink juga termasuk penyebab diare.

Peneliti menyebutkan bahwa soft drink tak hanya meningkatkan risiko obesitas. Sebut saja kegemukan karena ia mengandung pemanis buatan yang cukup tinggi.

Selain dapat meningkatkan risiko diare, minuman ini juga bisa sebabkan masalah pencernaan. Apalagi, jika soft drink ini dikonsumsi saat perut masih kosong dan belum terisi oleh makanan apapun.

Makan Tidak Teratur

Pola makan yang tidak teratur bisa menjadi penyebab diare. Intensitasnya malah bisa menjadi lebih sering terjadi.

Misalnya saat sedang diet, pola pikir berupa instruksi yang paling sering adalah “jangan makan”. Padahal, meski diet tetap harus makan meski dengan porsi kecil.

Kalau tidak makan (yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, dan serat) dan justru memilih untuk makan buah saja, tak heran Anda jadi lebih sering diare.

Hal ini disebabkan karena makan buah setiap hari akan membuat tubuh kelebihan serat. Agar lebih aman, seimbangkan dengan konsumsi nutrisi lainnya.

Penyebab Diare

Cara Pencegahan dari Tipes
Ilustrasi Mencuci Tangan dengan Sabun Credit: pexels.com/Burst

Abai Cuci Tangan

Sebuah penelitian menyebutkan, kebiasaan mencuci tangan yang buruk pada ibu atau pengasuh balita berisiko menyebabkan diare akut 2,45 kali, dibandingkan dengan ibu atau pengasuh yang memiliki perilaku cuci tangan yang baik.

Kebiasaan mencuci tangan dengan memakai sabun dapat menurunkan kemungkinan terserang diare pada anak sebesar 47%. Jadi, ajari anak untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, seperti sebelum dan sesudah makan, sesudah main, dan sesudah buang air besar.

Begitu pula dengan orang tua atau pengasuh, diwajibkan untuk mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum makan.

Tak hanya untuk anak dan ibu, kebiasaan ini pun patut diterapkan orang dewasa. Kebiasaan buruk seperti abai cuci tangan bisa menjadi penyebab diare bagi mereka. Bahkan tak hanya diare, tetapi juga masalah kesehatan lainnya.

Gizi Buruk

Anak dengan status gizi yang kurang lebih mudah terkena diare berat, berkepanjangan, dan berulang. Lapisan saluran cerna anak yang mengalami kekurangan nutrisi diduga sangat mudah terserang infeksi, karena daya tahan tubuhnya yang kurang baik.

Selain itu, ketika anak mengalami diare, kemungkinan status gizinya akan semakin memburuk akibat berkurangnya nafsu makan dan penyerapan nutrisi kurang optimal. Menurut data WHO, sekitar 129 juta anak di bawah usia 5 tahun di dunia memiliki berat badan kurang dibandingkan anak lain di usianya.

Penyebab Diare

Ilustrasi kanker usus besar | pixabay
Ilustrasi kanker usus besar | pixabay

Kanker Usus Besar

Kanker usus besar bisa menjadi salah satu penyebab diare. Kanker ini lebih sering menyerang usia 50 tahun ke atas ini, gejala yang sering timbul adalah perubahan pola buang air besar, baik berupa diare berkepanjangan atau sembelit.

Keluhan juga turut disertai gejala lainnya seperti perut begah, kembung, muntah berulang, mudah lelah, penurunan berat badan secara drastis, dan nyeri perut yang hilang timbul. Kanker ini awalnya muncul pada organ kolon (usus besar) atau rektum (bagian akhir dari usus besar).

Penyebab pasti kanker kolorektal hingga saat ini masih belum diketahui. Namun, seperti umumnya diketahui, kanker merupakan kondisi ketika sel normal berubah menjadi tidak normal.

Sel tersebut membelah diri dan memperbanyak diri dengan cepat dan tidak mati ketika sudah tiba usianya. Hal ini menyebabkan penumpukkan sel abnormal.

Pembuangan Tinja Buruk

Meskipun jarang ditemukan di kota besar, ternyata masih ada masyarakat atau keluarga yang tidak memiliki jamban. Akibatnya keluarga tersebut tidak memiliki sarana pembuangan tinja yang memadai.

Semua orang sudah selayaknya membuang air besar di jamban dan setiap keluarga harus memiliki jamban yang berfungsi baik serta dibersihkan secara teratur. Sarana pembuangan tinja yang buruk dapat menjadi tempat penyebaran kuman atau tempat berkembang biaknya lalat.

Tak hanya berdampak buruk bagi balita dan bayi. Kondisi pembuangan tinja yang buruk bisa menjadi penyebab diare juga bagi orang dewasa. Bahkan lansia dan hal ini jelas akan sangat menyulitkan aktivitasnya.

Kuman

Kuman penyebab diare dapat ditularkan melalui makanan, minuman maupun benda yang tercemar dengan tinja. Misalnya saja seperti air yang terkontaminasi kuman digunakan untuk minum, cuci tangan, wadah makanan dan minuman.

Kuman dapat masuk ke mulut melalui kontak dengan benda-benda tersebut dan menjadi penyebab diare. Oleh sebab itu, penting sekali untuk menjamin kebersihan air di lingkungan tempat tinggal.

Minumlah air yang matang, lalu direbus hingga mendidih selama 1-3 menit. Simpan air di tempat bersih dan tertutup, serta cuci semua peralatan makan menggunakan air bersih.

Penyebab Diare

Membuat Persendian Menjadi Kaku Sampai Nyeri Punggung Bagian Bawah
Ilustrasi Nyeri Punggung Credit: pexels.com/pixabay

Intoleransi Laktosa

Intoleransi laktosa adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak mampu mencerna laktosa (gula dalam susu) dalam jumlah banyak. Hal ini terjadi karena tidak ada atau kurangnya enzim laktase di dalam tubuh.

Padahal enzim inilah yang seharusnya bertugas untuk mencerna laktosa. Jadi, enggak heran kalau intoleransi laktosa termasuk salah satu penyebab diare.

Salah satu gejalanya adalah diare berbusa serta mual dan muntah. Anak yang memiliki risiko intoleransi laktosa mudah mengalami gejala diare. Kondisi seperti ini pun terkadang bisa terjadi pada orang dewasa.

Iritasi Usus Besar

Sindrom iritasi usus besar (irritable bowel syndrome atau IBS) adalah salah satu penyakit yang membuat seseorang lebih sering diare. IBS adalah gangguan sistem saluran cerna yang terjadi dalam jangka panjang.

Salah satu gejalanya adalah diare dengan intensitas sering. Penderitanya terkadang diikuti dengan sembelit, perut kembung, dan nyeri punggung.

Selain IBS, penyakit Crohn juga patut dicurigai. Penyakit tersebut adalah gangguan kronis yang disebabkan oleh peradangan di lapisan sistem cerna.

Gejalanya berupa diare berkepanjangan dan sering berulang. Selain itu, feses juga kerap bercampur darah dan berlendir.

Penyebab Diare

Ilustrasi pria minum kopi
Ilustrasi pria minum kopi (Dok.Unsplash)

Kopi

Mengonsumsi kopi dengan perut kosong bisa menjadi penyebab diare. Banyak orang yang sangat menyukai kopi, bahkan sampai kecanduan. Rasanya yang khas dan aromanya yang wangi membuat kopi disukai oleh hampir semua orang.

Konsumsi kopi saat perut masih kosong juga dikaitkan dengan risiko maag lebih tinggi. Kandungan kafein dan zat asam di dalam kopi dipercaya mampu mengiritasi lapisan lambung. Jika ia dikonsumsi saat lambung atau perut masih kosong.

Makanan Pedas

Mengonsumsi makanan pedas memang bisa menjadi penyebab diare. Maka  dari itu, cobalah lebih berhati-hati saat konsumsi makanan pedas. Asam lambung bisa naik dan iritasi usus pun bisa terjadi.

Jangan mengonsumsi makanan pedas ketika perut atau lambung masih kosong. Konsumsi makanan pedas saat lambung masih kosong bisa meningkatkan risiko diare yang sangat tinggi.

Ini juga bisa menyebabkan nyeri perut dan perut kembung. Jadi, sebaiknya kamu harus benar-benar memperhatikan konsumsi makanan saat perut masih kosong.

Buah Jeruk

Hampir sama seperti makanan pedas. Buah jeruk pun bisa menjadi sumber penyebab diare. Risikonya bisa meningkat ketika jeruk dikonsumsi dalam keadaan perut kosong.

Zat asam yang sangat tinggi di dalam buah jeruk dipercaya mampu mengiritasi lapisan lambung. Termasuk mengacaukan sistem pencernaan jika dikonsumsi saat perut masih kosong.

Jadi, sebelum mengonsumsinya lebih baik ganjal perut dengan nasi. Bisa juga menggantinya dengan roti atau makanan berat lainnya.

Pengobatan Diare

[Bintang] Ilustrasi Anak Diare
Ilustrasi diare (Sumber Foto: Youtube)

Minum Banyak Cairan

Dalam kasus yang tidak terlalu parah, gejala penyakit diare dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari. Akan tetapi, bagi beberapa orang lainnya, diare yang dialaminya mungkin lebih berat.

Dehidrasi disebabkan karena terlalu banyak cairan yang keluar dari tubuh melalui buang air besar yang terlalu cair dan sering pada saat diare.

Untuk mengatasi hal tersebut, orang yang sedang sakit diare dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan cairannya. Sebaiknya kamu minum banyak cairan dari air putih, air kelapa, teh manis, air kaldu, atau oralit.

Jika kamu memiliki penyakit ginjal, jantung, atau hati dan harus membatasi cairan, sebaiknya berkonsultasi ke dokter.

Hindari Makanan Tertentu

Selama kamu sakit diare, sebaiknya memerhatikan asupan makanan dengan baik. Konsumsilah makanan yang lunak, tinggi protein dan rendah serat. Hindari berbagai makanan yang sulit dicerna agar gejala diare tidak semakin memburuk.

Secara umum, berikut beberapa makanan yang harus kamu hindari selama sakit diare:

- Makanan padat/ keras, pedas, berlemak, berminyak, mentah, berserat tinggi, dan banyak bumbu.

- Buah dan sayur yang mengandung gas.

- Alkohol dan kafein, setidaknya sampai 48 jam setelah semua gejala diare kamu menghilang.

- Hindari mengonsumsi susu atau produk olahan selama 3 hari setelah gejala diare kamu hilang.

- Namun, kamu bisa memakan keju atau yogurt yang mengandung probiotik.

Makanan Probiotik

Probiotik mengandung sekumpulan bakteri hidup yang mirip dengan bakteri sehat yang umumnya ditemukan di dalam sistem pencernaan tubuh.

Probiotik dapat meningkatkan jumlah bakteri sehat yang ada untuk melawan kuman dalam saluran pencernaan kamu. Bakteri ini bisa kamu temukan dalam yoghurt dan keju. Jika diperlukan, kamu juga bisa mengonsumsi suplemen probiotik.

Rajin Cuci Tangan

Saat kamu mengalami diare, penting untuk cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Terutama setelah kamu pergi ke kamar mandi dan sebelum makan.

Pasalnya, tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang sering digunakan untuk bersentuhan dengan berbagai benda. Bersalaman dengan orang lain, membuka gagang pintung, atau memencet tombol lampu adalah beberapa contoh aktivitas yang melibatkan sentuhan tangan.

Cucilah tangan kamu menggunakan sabun dan air yang mengalir sampai benar-benar bersih. Jangan lupa, jaga pula kebersihan kuku.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya