Liputan6.com, Jakarta Indonesia memiliki sejuta kesenian daerah, termasuk kebudayaan tari tradisional. Tari adalah jenis seni pertunjukan terdiri dari gerakan-gerakan yang selaras dengan musik pengiringnya.
Tari yang lahir tumbuh berkembang dalam suatu masyarakat yang kemudian diturunkan atau diwariskan secara terus-menerus dari generasi ke generasi merupakan definisi dari tari tradisional.
Baca Juga
Advertisement
Dengan kata lain, pengertian tari tradisional adalah jenis tarian yang merupakan wujud sebuah budaya di suatu daerah. Indonesia sendiri punya lebih dari 300 jenis tarian tradisional yang berasal dari wilayah berbeda.
Lebih lengkapnya, berikut ini penjelasan mengenai pengertian tari tradisional, macam-macam, unsur, hingga fungsinya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (5/7/2021).
Pengertian Tari Tradisional
Pengertian tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun-temurun di suatu daerah tertentu. Tarian ini biasanya memiliki berbagai ciri khas yang menonjolkan falsafah, budaya dan kearifan lokal setempat di mana tarian tersebut berkembang. Sehingga dapat ditebak bahwa masing-masing daerah akan memiliki keunikan tersendiri. Terutama di negeri ini, di mana keberagaman masyarakatnya seakan tak terbatas.
Meskipun demikian, sejatinya setiap perbedaan antar daerah tersebut adalah milik kita juga. Seperti dalam pendapat Alwi yang menyebutkan bahwa kesenian tradisional adalah kesenian yang diciptakan oleh masyarakat banyak yang mengandung unsur keindahan yang hasilnya menjadi milik bersama.
Pengertian tari tradisional di atas diperkuat oleh pendapat Sekarningsih & Rohayani, yang mengungkapkan bahwa seni tari adalah tarian yang telah mengalami perjalanan dan memiliki nilai-nilai masa lampau yang dipertahankan secara turun-temurun serta memiliki hubungan ritual atau adat istiadat.
Kemudian, Menurut Hidayat berpendapat bahwa tari tradisi ialah tarian yang dibawakan dengan tata cara yang berlaku di suatu lingkungan etnik atau adat tertentu yang bersifat turun temurun.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, pengertian tari tradisional adalah tarian yang telah berkembang dari masa ke masa yang telah melewati waktu yang cukup lama di suatu daerah, adat, atau etnik tertentu sehingga memiliki nilai-nilai estetika klasik yang dilestarikan dari generasi ke generasi.
Advertisement
Ciri Ciri Tari Tradisional
Setelah mengetahui pengertian tari tradisional, Anda harus memahami ciri-ciri tari tradisional. Beberapa ciri tersebut meliputi:
1. Memiliki pakem atau aturan gerakan dasar yang wajib diikuti.
2. Diiringi oleh musik tradisional khas daerah setempat.
3. Mengenakan kostum pakaian tradisional khas daerah setempat.
4. Diajarkan dan dipelajari secara lisan atau dari mulut ke mulut secara langsung dari generasi lama ke generasi penerusnya.
5. Mengandung filosofi yang berasal dari buah pikiran kearifan lokal setempat.
6. Memiliki fungsi sosial adat seperti untuk untuk kepentingan upacara adat atau kegiatan lokal lainnya.
7. Terkadang memiliki syarat khusus berupa waktu, tempat, dan bahkan hanya beberapa orang terpilih saja yang diperbolehkan membawakannya.
Unsur-unsur Seni Tari
Tak hanya harus mengetahui pengertian tari tradisional, Anda harus memahami unsur tari tradisional. Berikut ini unsur-unsur tari tradisional, yaitu:
1. Unsur Utama
Seni tari juga mempunyai unsur utama yang bisa memaksimalkan ekspresi seni tari. Beberapa unsur tersebut adalah sebagai berikut:
a. Wiraga (Raga)
Unsur yang pertama kali harus ada dalam sebuah seni tari tentunya adalah wiraga atau raga. Sebuah tarian harus bisa menampakkan gerakan badan dalam posisi apa pun.
b. Wirama (Irama)
Unsur penting selanjutnya adalah irama. Pasalnya, setiap tarian harus punya irama yang bisa memadukan musik pengiring dengan gerakan badan yang dilakukan oleh seorang penari. Irama ini pun harus mempunyai tempo yang sesuai.
c. Wirasa (Rasa)
Selain raga dan irama, seni tari harus mempunyai unsur rasa. Sebuah tarian harus mampu menyampaikan sebuah perasaan yang ada di dalam jiwa seseorang. Penyampaian perasaan inilah yang disampaikannya lewat sebuah gerakan atau tarian serta pengekspresiannya.
2. Unsur Pendukung
Seni tari juga mempunyai unsur pendukung yang bisa memaksimalkan ekspresi seni tari. Beberapa unsur tersebut adalah sebagai berikut:
a. Ragam Gerak
Sebuah tarian tentu akan terlihat lebih indah jika mampu melakukan kolaborasi seluruh anggota badan. Tak hanya mengandalkan tangan dan kaki saja, melainkan juga turut mengombinasikan raut wajah hingga lirikan mata. Hal tersebut tentunya bisa menjadi pesona tersendiri ketika melakukan sebuah tarian.
b. Ragam Iringan
Unsur pendukung lainnya adalah iringan yang diwujudkan dengan adanya pengiringan musik yang ritmis dan sesuai. Musik ini harus disesuaikan dengan gerakan badan yang membentuk sebuah tarian. Perpaduan akan gerakan dan alunan musik ini, bisa membuat penari atau bahkan orang lain larut dalam ekspresi dan tarian.
c. Riasan dan Kostum
Selain gerakan dan iringan, riasan wajah dan kostum merupakan unsur pendukung agar seni tari lebih maksimal dan menarik perhatian. Tentunya, tidak akan lengkap jika sebuah tarian tanpa kostum atau riasan wajah yang membuatnya terkesan hambar dan biasa-biasa saja. Bahkan, selain riasan dan kostum, pola lantai atau blocking pun harus diperhatikan sehingga rapi dan enak dipandang.
Advertisement
Fungsi Tari Tradisional
Ada beberapa fungsi tari tradisional yang dapat Anda pelajari, diantaranya :
1. Sebagai Pertunjukan
Fungsi tari yang pertama adalah untuk sebuah pertunjukan atau pentas. Tarian untuk fungsi ini lebih kepada menonjolkan sisi koreografis yang indah serta terkonsep. Dengan begitu, penonton yang melihatnya akan tertarik dan merasa terhibur.
2. Sebagai Tarian Upacara
Selain berfungsi untuk pertunjukan, tarian bisa dimaksudkan sebagai pengisi upacara-upacara tertentu. Biasanya yang seringkali menggunakan tarian pada upacara inim seperti upacara adat atau ritual keagamaan tertentu. Pada tarian ini tentu yang ditunjukkan adalah kekhidmatan sembari berkomunikasi dengan Sang Kuasa.
3. Sebagai Hiburan
Tidak jauh berbeda dengan fungsi tarian sebagai pertunjukan. Bedanya, pada fungsi pertunjukan, tarian dilakukan dengan memikirkan konsep tarian atau koreografis yang menarik. Sementara untuk hiburan, tujuan dan fungsinya hanya untuk menghibur saja. Gerakan dan pola tariannya lebih bebas.
4. Sebagai Pergaulan dan Kesenian
Fungsi yang lainnya adalah sebagai bentuk pergaulan dan kesenian. Jika untuk pergaulan, tarian bisa dimainkan sebagai bentuk interaksi antarsesama dan lebih komunikatif. Sementara untuk kesenian, tarian difungsikan untuk melestarikan budaya-budaya tertentu, misalnya pada tarian tradisional atau tari-tarian adat yang khas dan berbeda di setiap sukunya.
Jenis Tari Tradisional
Meskipun terdengar sudah mengerucut, sebetulnya tarian tradisional masih memiliki beberapa kategori yang membedakannya. Misalnya, menurut Humardani berdasarkan nilai artistik garapannya, tari tradisional dapat dibedakan menjadi beberapa tarian berikut ini:
1. Tari Primitif
Merupakan tarian yang gerak maupun iringannya masih sederhana. Secara umum dapat dikatakan bahwa penggarapan koreografinya belum dilakukan secara serius. Busana kostum dan tata riasnya juga masih kurang diperhatikan. Tari tradisional jenis ini jarang dipentaskan bahkan sudah jarang dijumpai keberadaannya, kemungkinan tari ini hanya dapat ditemui di daerah terpencil atau pedalaman saja.
2. Tari Klasik
Adalah tari tradisi yang sudah mapan atau baku baik dari segi gerak, maupun iringannya. Tari klasik merupakan tarian yang sudah mendapatkan banyak perhatian dan biasanya digarap secara serius oleh masyarakatnya dan mendapatkan dukungan penuh dari tetua, bangsawan, atau raja suatu daerah yang telah mencapai nilai artistik cukup tinggi karena telah menempuh perjalanan yang cukup panjang (sudah mengalami masa kejayaan). Contoh tari klasik, diantaranya yaitu Tari Bedhaya, Tari Srimpi, Tari Golek, Tari Bondan, dan lain sebagainya. Adapun ciri khas tari klasik, diantaranya yaitu:
a. Berpedoman pada pakem tertentu (ada standardisasi).
b. Memiliki nilai estetis yang tinggi dan makna yang dalam.
c. Disajikan dalam penampilan yang serba mewah mulai dari gerak, riasan, hingga kostum yang dikenakan.
3. Tari Rakyat
Tarian ini memiliki gerakan dan pola langkah yang sederhana dan cukup mudah untuk dipelajari, meskipun telah mengalami penggarapan koreografi yang serius. Sebab, tari rakyat terlahir dari budaya masyarakat pedesaan yang berada di luar tembok Keraton. Katakanlah tarian ini diciptakan dari dan untuk dinikmati oleh rakyat, sehingga tidak ada beban khusus terhadap kerajaan atau pihak penguasa lain yang menuntut nilai estetika agung. Contoh tari rakyat, diantaranya yaitu Polostomo, Tari Cikeruhan, Gaplek, Erang, Geboy, Bardin dan lainnya. Adapun ciri-ciri khas tari rakyat, diantaranya yaitu:
a. Kental dengan nuansa social.
b. Merujuk pada adat dan kebiasaan masyarakat.
c. Memiliki gerak, rias, dan kostum yang sederhana.
4. Tari Kreasi Baru
Tari kreasi baru adalah tari klasik yang mengalami aransemen dan dikembangkan sesuai perkembangan zaman, namun tetap mempertahankan nilai-nilai yang dimiliki di dalamnya. Tari kreasi baru biasanya diciptakan oleh para pakar tari. Contoh tari kreasi baru dan daerahnya, diantaranya yaitu Tari Nguri yang berasal dari Sumbawa, Tari Merak yang berasal dari Jawa Barat, Tari Rara Ngigel yang berasal Yogyakarta, Tari Kupu-kupu yang berasal dari Bali, Tari Manipuren yang berasal dari Jawa Tengah, dan lain sebagainya. Adapun ciri tari kreasi baru, diantaranya yaitu:
a. Terbentuk dari jenis tari tradisional dengan inovasi.
b. Terdapat inovasi gerakan, tata rias, alat pengiring dan lagu pengiring.
c. Properti yang digunakan lebih modern.
Advertisement