Penyebab Depresi, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahannya yang Perlu Diketahui

Penyebab depresi perlu diketahui agar bisa ditangani dengan tepat sesegera mungkin.

oleh Husnul Abdi diperbarui 14 Jul 2021, 14:10 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2021, 14:10 WIB
Ilustrasi Depresi
Ilustrasi Depresi Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Penyebab depresi bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih dan tidak bersemangat terus menerus.

Depresi membuat seseorang memiliki masalah dalam berpikir, berperilaku dan berbagai masalah fisik maupun emosional lainnya. Tak jarang orang yang depresi merasa bahwa hidup yang dijalani tak ada artinya. Jika dibiarkan terus menerus, depresi akan menimbulkan komplikasi kesehatan yang cukup membahayakan jiwa. 

Penyebab depresi perlu diketahui agar bisa ditangani dengan tepat sesegera mungkin. Hal ini disebabkan karena terapi untuk menyembuhkannya cukup panjang. Mengenali penyebab, gejala, pencegahan, dan cara mengatasi depresi perlu kamu pahami.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (14/7/2021) tentang penyebab depresi.

Penyebab Depresi

ilustrasi depresi
ilustrasi depresi/unsplash

Seperti dikutip Liputan6.com dari KlikDokter, hingga saat ini belum diketahui pasti apa penyebab depresi. Namun, penyakit ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor penyebab depresi ini bisa dipengaruhi oleh kondisi diri sendiri ataupun lingkungan.

Berikut beberapa faktor penyebab depresi tersebut:

- Perubahan biologis. Orang-orang dengan depresi mengalami perubahan fisik di dalam otak mereka. Perubahan yang dimaksud belum dapat dijelaskan secara pasti.

- Ketidakstabilan reaksi kimiawi dalam otak. Dalam suatu penelitian ditemukan jika zat-zat kimia yang terdapat dalam otak mungkin berperan dalam terjadinya depresi. Perubahan dalam zat kimia otak tersebut akan mengakibatkan perubahan kestabilan mood dalam seseorang.

- Perubahan hormon. Perubahan dalam keseimbangan hormon di dalam tubuh dapat memicu terjadinya depresi. Perubahan hormon dapat terjadi saat kehamilan, beberapa minggu atau bulan setelah persalinan, akibat masalah tiroid, menopause, atau kondisi lain.

- Genetik. Depresi lebih sering terjadi pada orang-orang yang dalam keluarga sedarahnya juga memiliki kondisi ini. Para peneliti saat ini masih berupaya untuk menemukan gen yang mungkin menyebabkan depresi.

- Kepercayaan diri rendah dan terlalu bergantung pada orang lain, sering menyalahkan diri sendiri, dan pesimis.

- Mengalami kejadian yang traumatik atau menegangkan. Misalnya pelecehan seksual atau penyiksaan secara fisik, kematian atau kehilangan orang yang dicintai, hubungan yang sulit dengan seseorang, atau masalah keuangan.

- Mengalami trauma atau stres masa kecil yang mulai terjadi saat remaja atau anak-anak.

- Mempunyai identitas seksualitas berbeda seperti lesbian, homoseksual, biseksual, atau transgender di dalam situasi yang tidak mendukung.

- Mempunyai gangguan mental lain, seperti gangguan cemas,atau gangguan makan.

- Ketergantungan terhadap alkohol atau obat-obatan terlarang.

- Penyakit kronik atau penyakit serius, termasuk kanker, stroke, nyeri kronik, atau penyakit jantung.

- Sedang dalam pengobatan tertentu, seperti mengonsumsi beberapa obat hipertensi atau obat tidur. Beberapa ahli menemukan hubungan depresi dengan konsumsi obat-obatan kimiawi tertentu. Sebaiknnya bicarakan dengan dokter sebelum menghentikan pengobatan apapun.

Beberapa faktor penyebab depresi tersebut tentunya harus kamu perhatikan agar bisa menghindarinya atau mencari penanganan terbaik. Selalu berkonsultasi dengan ahlinya dalam penanganan depresi ini.

Gejala Depresi

Setelah mengenali penyebab depresi, kamu juga perlu mengetahi gejalanya. Gejala-gejala ini biasanya terjadi selama lebih dari 2 minggu. Gejala depresi bisa dilihat dari aspek psikologi dan fisik.

Berikut beberapa gejala depresi dilihat dari aspek psikologi:

- Suasana hati yang buruk atau sedih secara berkelanjutan

- Merasa putus asa, rendah diri, dan tidak berharga

- Selalu merasa cemas dan khawatir yang berlebihan

- Mudah marah atau sensitif, serta mudah menangis

- Sulit berkonsentrasi, berpikir, dan mengambil keputusan

- Menjadi apatis terhadap lingkungan sekitarnya

- Tidak tertarik dan tidak memiliki motivasi terhadap segala hal

- Selalu dibebani rasa bersalah dan sering menyalahkan diri sendiri

- Timbul ide untuk menyakiti diri sendiri

 

Sementara itu, gejala depresi dilihat dari aspek fisik adalah sebagai berikut:

- Selalu merasa kelelahan dan hilang tenaga

- Kurang tidur atau malah terlalu banyak tidur

- Pusing atau rasa nyeri yang tidak jelas alasannya

- Berat badan turun secara drastis atau naik drastis

- Selera makan menurun atau tidak berselera makan

- Tidak ada gairah seksual

Pengobatan Depresi

Pengobatan Depresi
Pengobatan Depresi Credit: pexels.com/cottonbro

Untuk mendiagnosis seseorang terkena depresi atau tidak, perlu dilakukan oleh dokter dan ahli psikologis. Selain konsultasi kepada dokter, untuk mendiagnosis depresi diperlukan evaluasi psikologis oleh psikiater. Untuk menetapkan diagnosis depresi, psikiater perlu memerhatikan tanda-tanda yang ada, setidaknya selama dua minggu.

Depresi akan lebih mudah disembuhkan jika terdeteksi lebih dini dan segera ditangani. Penanganan terhadap depresi mencakup psikoterapi, obat-obatan, atau terapi kejut listrik. Metode pengobatan yang diberikan akan dipilih berdasarkan kondisi pasien.

Tindakan Meringankan Gejala Depresi

Dengan mengenali penyebab depresi maka kamu dapat mengambil tindakan penanganan yang tepat. Depresi memang termasuk penyakit yang belum ditemukan penyembuhnya, tapi kamu bisa meringankan gejalanya dengan melakukan beberapa tindakan berikut:

1. Jangan berhenti meminum obat depresi sebelum memberitahu dokter. Menghentikan pengobatan secara mendadak atau lupa meminum beberapa dosis obat dapat menyebabkan gejala menyerupai gejala putus obat dan dapat memperburuk gejala depresi.

2. Bila kamu sedang hamil atau menyusui, beberapa antidepresan dapat berisiko bagi janin atau anak yang masih menyusui. Konsultasikan dengan dokter bila kamu sedang hamil atau menyusui.

3. Jalani hidup secara sederhana. Mungkin kamu harus mengizinkan diri untuk melakukan lebih sedikit pekerjaan atau aktivitas apabila merasa lelah atau lemah.

4. Tulislah buku harian untuk memperbaiki suasana hati.

5. Bacalah buku atau situs internet yang dapat menolong kamu menjadi lebih baik.

6. Jangan mengurung diri atau memisahkan diri dari aktivitas sosial.

7. Temukan beberapa cara untuk bersantai dan mengatasi stres.

8. Jangan membuat keputusan penting saat merasa kecewa atau murung sebab mungkin kamu sedang tidak berpikir jernih.

Pencegahan Depresi

Dengan kenali penyebab depresi maka kamu akan sesegera mungkin mengobatinya bahkan mencegahnya sebelum berdampak lebih buruk. Belum ada cara yang pasti untuk mencegah depresi. Akan tetapi, kamu dapat melakukan hal-hal berikut ini yang mungkin dapat bermanfaat untuk mencegah datangnya depresi berkelanjutan:

1. Lakukan langkah-langkah pengendalian stres, untuk meningkatkan ketahanan dan kepercayaan diri.

2. Dekatkan diri dengan keluarga dan teman, terutama pada masa-masa yang berat, untuk menolong kamu melewatinya.

3. Segera mencari pengobatan saat tanda depresi paling awal muncul, untuk menolong mencegah depresi bertambah berat.

4. Pertimbangkan untuk mendapatkan terapi pemeliharaan jangka panjang untuk mencegah gejala depresi muncul kembali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya