7 Alasan Pentingnya Mendapatkan Vaksin Booster, Tingkatkan Perlindungan

Vaksin booster penting untuk melawan COVID-19.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 14 Jan 2022, 20:30 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2022, 20:30 WIB
Pemerintah Tegaskan Vaksin Booster Diberikan Gratis, Tolak Tawaran Vaksin Berbabayar
ilustrasi vaksin. (Pexels/Maksim Goncharenok)

Liputan6.com, Jakarta Vaksin booster COVID-19 kini mulai disuntikkan ke masyarakat. Vaksin booster adalah dosis ekstra vaksin setelah dosis asli (atau primer) diberikan. Suntikan booster diberikan setelah perlindungan yang dihasilkan oleh suntikan primer mulai berkurang seiring waktu. 

Tujuan suntikan booster adalah untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu pada saat vaksin awal mungkin mulai hilang. Tanpa suntikan booster, efek perlindungan dari beberapa vaksin dapat mulai berkurang. Dengan vaksin booster, seseorang akan memastikan bahwa dia akan terlindungi dari penyakit dan infeksi yang dapat dicegah.

Pemerintah mengungkapkan pentingnya pemberian vaksin booster. Di Indonesia, vaksin booster diberikan pada masyarakat dengan usia di atas 18 tahun yang sudah minimal 7 bulan mendapatkan vaksin primer (dosis 1 dan 2). Seperti apa pentingnya vaksin booster?

Berikut 6 alasan pentingnya mendapatkan vaksin booster, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat(14/01/2022).


Menurunnya efektivitas vaksin primer

RSUD Tangerang Selatan Laksanakan Vaksinasi Booster untuk Lansia
Petugas medis melakukan pemeriksaan kesehatan kepada warga calon penerima vaksin COVID-19 dosis ketiga di RSUD Tangerang Selatan, Rabu (12/1/2022). Lebih dari 60 warga lanjut usia (lansia) Tangsel mendapatkan vaksinasi lanjutan (booster) COVID-19 dengan jenis Pfizer. (merdeka.com/Arie Basuki)

Menurut CDC, meski vaksin COVID-19 tetap efektif dalam mencegah penyakit parah. Efektivitasnya bisa berkurang dari waktu ke waktu, terutama pada orang berusia 65 tahun dan lebih tua. Melansir Nature, vaksinasi menghasilkan lonjakan awal dalam jumlah sel kekebalan yang menghasilkan antibodi dan molekul lain, yang kemudian perlahan turun.

Merujuk studi meta analisis dan analisis regresi oleh Fekin dkk tahun 2021, diketahui efektivitas empat vaksin COVID-19 yang sudah mendapatkan Emergency Use Listing (EUL) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengalami penurunan efektivitas sebesar 8 persen dalam 6 bulan terakhir pada seluruh kelompok umur.

"Dalam kurun waktu yang sama kepada orang dengan usia 50 tahun ke atas, terjadi penurunan efektivitas vaksin sebesar 10 persen dan 32 persen untuk mencegah kemunculan gejala," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam Keterangan Pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (11/1/2022).


Bentuk usaha adaptasi selama pandemi

FOTO: Program Vaksinasi Booster COVID-19 Sasar Kelompok Rentan
Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 untuk disuntikkan kepada warga saat pelaksanaan vaksinasi booster COVID-19 di Puskesmas Cilandak, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Pemerintah mulai program vaksinasi booster COVID-19 gratis untuk masyarakat umum usia 18 tahun ke atas. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Alasan pentingnya vaksin booster selanjutnya adalah menjadi wujud usaha adaptasi masyarakat selama pandemi. Pemberian vaksin booster sebagai bentuk usaha adaptasi masyarakat hidup di masa pandemi COVID-19 demi ketahanan kesehatan masyarakat jangka panjang.

Vaksin booster membantu setiap orang yang mendapatkannya beradaptasi dengan perkembangan COVID-19, salah satunya varian yang terus berkembang.


Hak perlindungan diri

RSUD Tangerang Selatan Laksanakan Vaksinasi Booster untuk Lansia
Tenaga kesehatan menunjukkan botol vaksin saat vaksinasi booster COVID-19 di RSUD Tangerang Selatan, Rabu (12/1/2022). Lebih dari 60 warga lanjut usia (lansia) Tangsel mendapatkan vaksinasi lanjutan (booster) COVID-19 dengan jenis Pfizer. (merdeka.com/Arie Basuki)

Vaksinasi booster juga menjadi hak setiap orang untuk melindungi diri dan komunitas. Suntikan booster diberikan untuk mengingatkan sistem kekebalan tubuh tentang virus yang perlu dipertahankannya. Ini meningkatkan atau memberi sistem kekebalan dorongan.

Booster dirancang untuk membantu orang mempertahankan tingkat kekebalan mereka lebih lama. Vaksin booster adalah hak tiap masyarakat untuk mendapatkan perlindungan dari COVID-19.


Kemunculan varian Omicron

Vaksinasi Booster COVID-19 di Jakarta
Warga antre mendapatkan vaksin COVID-19 dosis ketiga saat vaksinasi booster COVID-19 di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Program booster COVID-19 diberikan kepada kelompok prioritas yaitu lanjut usia (lansia) dan penderita immunokompromais. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Melansir CDC, kemunculan varian Omicron belakangan ini semakin menegaskan pentingnya vaksinasi COVID-19 primer maupun booster. Hal ini sebagai upaya pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri dari COVID-19. Melansir Healthline, data menunjukkan bahwa satu atau dua dosis vaksin COVID-19 menawarkan sedikit perlindungan terhadap infeksi oleh Omicron.

Dengan penyebaran cepat varian Omicron yang sangat menular dari virus corona, CDC merekomendasikan semua orang yang telah mendapatkan vaksin primer, harus mendapatkan dosis booster segera setelah mereka memenuhi syarat. Dosis booster dapat menopang perlindungan terhadap infeksi dan memperkuat perlindungan terhadap penyakit parah dan rawat inap.


Modal pemulihan ekonomi

Vaksinasi Booster COVID-19 di Jakarta
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada warga di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Program vaksinasi lanjutan (booster) COVID-19 diberikan kepada kelompok prioritas yaitu lanjut usia dan penderita immunokompromais. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dari sisi ekonomi, dengan pemberian vaksin booster, kasus COVID-19 dapat ditekan. Dengan begitu, ia dapat mencegah kemunculan gelombang baru. Hal ini dapat menjadi modal pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi.

"Di luar dari beberapa manfaat vaksin booster dalam konteks kesehatan, vaksin booster secara tidak langsung dapat menjadi modal untuk penguatan pemulihan ekonomi," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam Keterangan Pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (11/1/2022).


Bukti kinerja vaksinasi booster

Pemerintah Tegaskan Vaksin Booster Diberikan Gratis, Tolak Tawaran Vaksin Berbabayar
ilustrasi vaksin. (pexels/Nataliya Vaitkevich)

Melansir Mayo Clinic, penelitian menunjukkan bahwa mendapatkan dosis booster dapat mengurangi risiko infeksi dan penyakit parah dengan COVID-19. Menurut CDC, suntikan booster dapat meningkatkan respons imun. Dengan peningkatan respons kekebalan, seseorang akan memiliki perlindungan yang lebih baik terhadap infeksi COVID-19.

Booster akan memperkuat sistem kekebalan. Ini membawa tiap orang yang mendapatkannya kembali ke tingkat perlindungan yang akan melindungi mereka dari infeksi, rawat inap, dan kematian akibat paparan COVID-19. Menurut Nature, dosis ketiga vaksin yang dikembangkan oleh Moderna, Pfizer-BioNTech, Oxford-AstraZeneca dan Sinovac mendorong lonjakan tingkat antibodi 'penetralisir' penghambat infeksi, ketika diberikan beberapa bulan setelah dosis kedua.


Peran vaksin booster untuk kekebalan

FOTO: Pelaksanaan Vaksinasi Booster COVID-19 di Surabaya
Seorang pria menerima dosis vaksin booster COVID-19 Pfizer di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/1/2022). (JUNI KRISWANTO/AFP)

Mengutip Nature, vaksinasi menghasilkan lonjakan awal dalam jumlah sel kekebalan yang menghasilkan antibodi dan molekul lain, yang kemudian perlahan turun. Ini meninggalkan kumpulan kecil sel B dan T 'memori' tahan lama yang berpatroli di tubuh untuk infeksi di masa depan oleh patogen itu.

Booster melakukan beberapa hal pada sel-sel ini, kata Ali Ellebedy, ahli imunologi sel B di Universitas Washington di St. Louis, Missouri. Ini menyebabkan sel B pembuat antibodi berkembang biak, meningkatkan kadar antibodi terhadap patogen sekali lagi. Seiring waktu, jumlah mereka akan berkurang lagi, tetapi kumpulan sel B memori yang tertinggal akan lebih besar dari sebelumnya, yang mengarah ke respons yang lebih cepat dan lebih kuat terhadap eksposur berikutnya.

Booster juga mempromosikan proses yang disebut maturasi afinitas, di mana sel B 'terlibat' - sel-sel yang telah dipicu oleh vaksin - melakukan perjalanan ke kelenjar getah bening. Di sini, mereka mendapatkan mutasi, membuat antibodi yang mereka hasilkan mengikat patogen lebih kuat, berpotensi meningkatkan potensi mereka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya