Liputan6.com, Jakarta - Apa arti disintegrasi? Arti disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu atau keadaan terpecah belah. Pengertian disintegrasi adalah perpecahan pengaruh konflik dan sebaliknya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskannya hal yang sama.
KBBI menjelaskan disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu, keadaan terpecah belah, hilangnya keutuhan atau persatuan, dan perpecahan.
Baca Juga
Advertisement
Disintegrasi memunculkan perilaku fatalistik dan intoleran. Keberadaan disintegrasi adalah sumber dari adanya konflik dan bisa terjadi sebaliknya, adanya konflik bisa menjadi sumber penyebab disintegrasi. Apa saja yang bisa menjadi penyebab disintergasi selain konflik?
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang pengertian disintegrasi, penyebab disintegrasi, ciri-ciri disintegrasi, dan cara mencegah serta mengatasinya, Jumat (27/5/2022).
Pengertian Disintegrasi adalah Perpecahan Pengaruh Konflik dan Sebaliknya
Memahami disintegrasi adalah keadaan terpecah belah. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan pengertian disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu, keadaan terpecah belah, hilangnya keutuhan atau persatuan, dan perpecahan.
Keberadaan disintegrasi adalah sumber dari adanya konflik dan bisa terjadi sebaliknya, adanya konflik bisa menjadi sumber penyebab disintegrasi.
Hal yang sama dijelaskan dalam buku berjudul Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial oleh Soerjono Soekanto, pengertian disintegasi adalah memiliki nama lain disorganisasi, suatu proses pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat yang disebabkan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Secara umum ada tiga hal yang menjadi penyebab terjadinya disintegrasi. Dalam jurnal berjudul DESINTEGRASI (Suatu Tinjauan Sosiologis) oleh DH Hasan, dijelaskan ada tiga penyebab terjadinya disintegrasi, yakni internal, kultural, dan struktural.
1. Internal
Penyebab disintegrasi adalah karena masalah internal yang sumbernya dari kualitas pribadi manusia. Umumnya terjadi akibat pemahaman dan intepretasi yang kurang tepat terhadap sistem nilai budaya.
Kemudian muncul perilaku fatalistik, intoleran, meninggikan suku bangsa masing-masing, hingga penggunaan bahasa yang tidak proposional.
2. Kultural
Penyebab disintegrasi adalah masalah kultural mengenai pandangan nilai dan sikap mental serta perilaku masyarakat. Pandangan ini muncul dari sistem nilai budaya yang menghargai cara hidup yang menghindari kesenangan duniawi dan keharmonisan.
Kelompok ini memiliki kecenderungan untuk melakukan kegiatan yang meresahkan masyarakat dan berujung pada kesengsaraan orang banyak. Mereka tidak saling mengenal dan menghargai kebudayaan kelompok etnis hingga tidak menerima nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
3. Struktural
Penyebab disintegrasi adalah masalah struktural. Hal ini terjadi akibat adanya struktur kekuasaan yang memberikan ruang bagi lahirnya disintegrasi bangsa. Dicontohkan tentang rendahnya legitimasi pemerintahan, kekacauan ekonomi, tingginya represi, banyaknya pelanggaran HAM, hingga ketidakadilan dari pemerintah pusat terhadap daerah.
Advertisement
Faktor Pendorong Terjadinya Disintegrasi Lainnya
Apa yang menjadi faktor pendorong terjadinya disintegrasi? Ini penjelasan faktor pendorong terjadinya disintegrasi yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:
1. Perbedaan Ideologi
Setiap negara tentu punya ideologi masing-masing yang harus juga dimiliki oleh para warga negaranya. Masalah akan datang ketika muncul berbagai ideologi dengan paham yang tidak sesuai dengan ideologi negara.
Contohnya adalah ideologi Indonesia adalah Pancasila. Namun, banyak ideologi selain Pancasila yang berkembang di tengah masyarakat. Keberadaan ideologi selain Pancasila tersebut dapat mengancam persatuan dan dapat menyebabkan kehancuran pada suatu tatanan hidup masyarakat. Seperti komunisme, marxisme dan lain-lain.
2. Demografi yang Timpang
Kesenjangan dalam demografis juga bisa menjadi penyebab dari terjadinya disintegrasi bangsa. Ketika pemenuhan kebutuhan tidak seimbang, rakyat akan berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhannya. Ini bisa memunculkan rasa kecemburuan yang akan menuntut berbagai hal dan bisa berakibat perpecahan.
3. Iklim Politik yang Kurang Sehat
Ini adalah salah satu pemicu yang bisa menyebabkan terjadinya perpecahan. Akan ada oknum yang mempermainkan politik untuk kepentingannya sendiri. Hasilnya, banyak terjadi demonstrasi dan perpecahan di tengah masyarakat ketika membahas masalah politik ini.
4. Menurunnya Tingkat Toleransi di Tengah Masyarakat
Menghormati segala perbedaan adalah hal yang penting dalam hidup berbangsa. Kita tidak boleh membedakan sikap terhadap orang lain hanya karena suku, ras, agama, adat, kondisi ekonomi, kondisi fisik, tingkat pendidikan ataupun hal-hal lainnya.
Namun nyatanya saat ini, toleransi dari masyarakat semakin berkurang. Banyak sekali kejadian yang bisa membuat perpecahan bangsa dimulai dari tidak adanya toleransi. Kita harus waspada untuk hal yang satu ini.
5. Kemajuan Ekonomi yang Terhambat
Hal ini bisa menyebabkan kesenjangan yang besar di antara orang-orang yang berkecukupan dengan yang memiliki kekurangan finansial di tengah masyarakat.
Tingginya tingkat pengangguran juga merupakan akibat dari lambatnya kemajuan ekonomi. Hal-hal tersebut dapat meningkatkan kriminalitas dan perpecahan di antara penduduk suatu negara.
Ciri-Ciri Disintegrasi dan Cara Mengatasinya
Apa saja yang menjadi tanda kemunculan disintegrasi atau ciri-ciri disintegrasi itu? Ini penjelasan ciri-ciri disintegrasi yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:
1. Ciri-ciri disintegrasi adalah telah muncul perbedaan, itu artinya tidak adanya persamaan pandangan (persepsi) antara anggota masyarakat mengenai tujuan yang semula dijadikan patokan oleh masing-masing anggota masyarakat.
2. Ciri-ciri disintegrasi adalah telah muncul pelanggaran. Itu artinya ada perilaku para warga masyarakat cenderung melawan/melanggar nilai-nilai dan norma-norma yang telah disepakati bersama.
3. Ciri-ciri disintegrasi adalah telah muncul pertentangan norma. Kerap kali terjadi pertentangan antara norma-norma yang ada di dalam masyarakat.
4. Ciri-ciri disintegrasi adalah telah muncul ketidakfungsian norma di masyarakat. Nilai-nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat tidak lagi difungsikan dengan baik dan maksimal sebagaimana mestinya.
5. Ciri-ciri disintegrasi adalah tidak adanya konsistensi dan komitmen bersama terhadap pelaksanaan sanksi bagi mereka yang melanggar norma-norma yang ada di masyarakat.
6. Ciri-ciri disintegrasi adalah kerap kali terjadinya proses-proses sosial di masyarakat yang bersifat disosiatif, seperti persaingan tidak sehat, saling fitnah, saling hasut, pertentangan antarindividu maupun kelompok, perang urat saraf, dan seterusnya.
Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya disintegrasi?
Apabila sudah menemukan adanya ciri-ciri disintegrasi, mulai dengan melakukan pencegahan dengan membangun sebuah komitmen bersama bahwa masalah harus menjadi prioritas untuk diselesaikan.
Setelah terbangun sebuah komitmen, tata sistem dan struktur (sebagai landasan dari tindakan politik, hukum, ekonomi dan sebagainya) yang kondusif terhadap terbangunnya integrasi dan sebagai koreksi terhadap sistem dan struktur yang selama ini ditengarai menjadi faktor terjadinya disintegrasi bangsa.
Kemudian bisa lakukan hal-hal yang memudahkan terjadinya integrasi dengan:
1. Membuat anggota masyarakat yang merasa jika mereka mampu dan berhasil mengisi kebutuhan masing-masing.
2. Menciptakan sebuah kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai sosial yang dilestarikan serta dijadikan sebuah pedoman.
3. Menjadikan norma dan nilai-nilai sosial tersebut kemudian dijadikan sebuah aturan pasti dalam melakukan integrasi sosial.
Advertisement