Mandala Wisata Wenara Wana, Tawarkan Pesona Alam Bali yang Lengkap

Mandala wisata wenara wana memiliki pesona alam dan budaya yang menakjubkan.

oleh Husnul Abdi diperbarui 01 Jul 2022, 17:25 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2022, 17:25 WIB
Monkey forest
Monkey forest (sumber:monkeyforestubud)

Liputan6.com, Jakarta Mandala wisata wenara wana merupakan salah satu destinasi wisata populer di Bali. Sebagian dari kamu mungkin tidak mengenali nama ini, karena destinasi wisata satu ini memang lebih terkenal dengan sebutan Monkey Forest Ubud. 

Tempat ini disebut Monkey Forest Ubud karena menjadi tempat tinggal ratusan kera ekor panjang. Selain itu, di Mandala Wisata Wenara Wana juga terdapat tiga pura yang menambah  kesakralan tempat ini.

Mandala wisata wenara wana memiliki pesona alam dan budaya yang menakjubkan. Tidak heran, Mandala Wisata Wenara Wana menjadi destinasi favorit wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. 

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (1/7/2022) tentang mandala wisata wenara wana.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mandala Wisata Wenara Wana atau Monkey Fores Ubud

Monkey Forest Ubud
Monkey Forest Ubud (sumber: pesona.travel)

Mandala Wisata Wenara Wana adalah objek wisata populer di Ubud dan sering dikunjungi oleh lebih dari 10.000 wisatawan setiap bulannya. Di sini, wisatawan bisa berjalan menyusuri hutan dan menikmati suasana yang tenang. Mandala Wisata Wenara Wana dikenal juga dengan sebutan Monkey Forest Ubud, yaitu cagar alam sekaligus kompleks candi yang berada di desa Padangtegal Ubud, Bali.

Selain cagar alam, Mandala Wisata Wenara Wana juga merupakan cagar budaya yang menjadi bagian penting dari warisan budaya Bali. Terdapat juga 3 pura yang disakralkan oleh warga setempat. Pura ini masih digunakan masyarakat untuk berdoa.

Mandala Wisata Wenara Wana buka setiap hari mulai 8:30 pagi sampai 6:00 sore. Tiket masuknya dikenai Rp 80 ribu untuk dewasa dan Rp 60 ribu untuk anak. Lokasi berada di Jl. Monkey Forest, Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.


Pesona Mandala Wisata Wenara Wana

Hutan konservasi
Hutan konservasi Monkey forest (sumber:monkeyforestubud)

Kawanan Kera Ekor Panjang

Ikon dari Mandala Wisata Wenara Wana adalah kera ekor panjang yang hidup di hutan ini. Jenis kera yang ada di Mandala Wisata Wenara Wana adalah kera ekor panjang Bali yang bernama latin Macaca fascicularis. Melansir Monkeyforestubud, ada 6 kelompok kera yang hidup di Mandala Wisata Wenara Wana. Kera-kera ini menempati depan candi utama, timur, tengah, kuburan, hutan baru, dan selatan. Di Mandala Wisata Wenara Wana terdapat hampir 700 kera ekor panjang yang hidup dan dilindungi oleh warga sekitar.

Makanan utama kera di Monkey Forest adalah ubi jalar. Namun, dalam kesehariannya dikombinasikan dengan makanan lain, seperti; pisang, daun pepaya, buah musiman, dan lainnya. Pengunjung dilarang untuk memberi makan monyet karena alasan kesehatan dan Staf Monkey Forest sebenarnya juga memberi makan monyet 3 kali sehari.

Pengunjung bisa menyaksikan langsung kawanan monyet di Mandala Wisata Wenara Wana. Di sini, pengunjung bisa berinteraksi dengan monyet selama mengikuti arahan yang ada.

Hutan Konservasi

Selain kawanan monyet, daya tarik dari Mandala Wisata Wenara Wana adalah hutan alaminya. Hutan ini terdiri dari sekitar sepersepuluh kilometer persegi (sekitar 27 hektar). Mandala Wisata Wenara Wana juga menjadi merupakan tempat penting untuk program penelitian dan konservasi.

Di sini, hidup setidaknya 115 spesies pohon yang berbeda. Beberapa dari pohon ini dianggap suci dan digunakan dalam berbagai praktik spiritual Bali. Contohnya termasuk Majegan, yang digunakan secara eksklusif untuk pembangunan tempat pemujaan; atau Berigin, yang daunnya digunakan dalam upacara kremasi.

Ada juga pohon Pule Bandak yang mewujudkan semangat hutan, dan digunakan dalam pembuatan topeng yang kuat. Topeng-topeng ini hanya digunakan di dalam pura, dan pohon-pohon tidak ditebang untuk membuatnya. Hari khusus dipilih dan pemuka agama meminta izin kepada roh pohon untuk memotong sepotong kecil kayunya.


Pesona Mandala Wisata Wenara Wana

Monkey forest
Monkey forest (sumber:monkeyforestubud)

Pura

Selain wisata alam, Mandala Wisata Wenara Wana juga menawarkan wisata budaya dan religi yang khidmat. Berdasarkan analisis Kitab Pura Purana, candi atau pura yang ada di Mandala Wisata Wenara Wana dibangun sekitar pertengahan abad ke- 14. Ini merupakan masa ketika kerajaan-kerajaan di Bali diperintah oleh Dinasti Pejeng atau awal mula Dinasti Gelgel.

Ada tiga pura yang berdiri di Mandala Wisata Wenara Wana. Pura ini meliputi Pura Dalem Agung, Pura Beji, dan Pura Prajapati. Pura Dalem Agung merupakan pura utama yang terletak di bagian barat daya Monkey Forest. Pura ini digunakan untuk menyembah dewa Hyang Widhi sebagai personifikasi dari dewa Siwa. Area di depan candi adalah wilayah dan rumah bagi salah satu kelompok kera.

Pura beji terletak di area barat laut. Di pura ini orang memuja Dewa (Hyang Widhi) dalam personifikasi sebagai Dewi Gangga. Pura ini merupakan tempat penyucian diri sebelum melakukan upacara (piodalan). Pura Beji sering digunakan untuk "melukat" sebagai pembersihan spiritual dan fisik.

Pura ketiga adalah Pura Prajapati. Pura ini terletak di daerah timur laut dan bersebelahan dengan pemakaman. Pemakaman tersebut digunakan sementara, sambil menunggu hari kremasi massal yang digelar setiap 5 tahun sekali. Di pura ini umat Hindu menyembah Tuhan (Hyang Widhi) dalam personifikasi sebagai Prajapati.

Cagar Budaya

Di Bali, tempat-tempat suci seperti Monkey Forest biasanya berada di area desa yang keramat, seringkali dikelilingi oleh pura. Cagar budaya ini tidak hanya merupakan bagian penting dari warisan budaya Bali, tetapi juga merupakan bagian penting dari kehidupan sehari-hari.

Festival candi secara teratur diadakan untuk penduduk desa dan para dewa di daerah tersebut. Kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kawasan ini sangat penting dalam menjaga keharmonisan antara manusia, alam dan kosmos. Tidak hanya arwah leluhur dan dewa-dewa yang diberikan sesajen dan doa. Kehadiran hutan keramat merupakan demonstrasi hidup berdampingan secara harmonis antara manusia dan alam.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya