Penyakit Mastitis Adalah Gangguan Saluran Payudara, Ketahui Gejala dan Penyebabnya

Penyakit mastitis adalah ganguan kesehatan yang terjadi di payudara.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 20 Sep 2022, 16:50 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2022, 16:50 WIB
Tips Cegah Payudara Bengkak saat Mulai Menyapih Anak dari Ahli Laktasi
Pembengkakan pada payudara saat menyapih berisiko terhadap mastitis. Simak tips mencegahnya dari ahli laktasi. (pexels/martproduction).

Liputan6.com, Jakarta Mastitis adalah kondisi yang sering terjadi pada ibu menyusui. Melansir dari laman cancer.org, penyakit mastitis merupakan salah satu peradangan yang terjadi pada payudara, sehingga menimbulkan bengkak yang umumnya disebabkan karena infeksi. Hal ini juga paling sering terjadi, saat wanita sedang menyusui namun bisa juga terjadi di waktu lain. Saluran susu yang tersumbat tidak dapat membiarkan ASI mengalir sepenuhnya dari payudara, atau pecahnya kulit puting yang dapat menyebabkan infeksi.

Penyakit mastitis ini juga membuat sel darah putih tubuh, serta melepaskan zat untuk melawan infeksi, yang dapat menyebabkan pembengkakan serta peningkatan aliran darah. Bagian payudara yang mengalami infeksi dapat membengkak, nyeri, merah, dan hangat saat disentuh. Penyakit Mastitis juga dapat menyebabkan demam dan sakit kepala hingga gejala umum seperti flu. 

Penyakit mastitis merupakan gangguan kesehatan yang terjadi pada saluran payudara yang tersumbat, sehingga menyebabkan infeksi payudara. Oleh karena itu, untuk wanita yang menyusui memiliki kemungkinan besar untuk terkena mastitis, meskipun dapat mempengaruhi pria dan wanita yang tidak menyusui.

Berikut ini penyakit mastitis, gejala serta penyebab yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (20/9/2022). 

 

Mengenal Penyakit Mastitis

Tips Cegah Payudara Bengkak saat Mulai Menyapih Anak dari Ahli Laktasi
Pembengkakan pada payudara saat menyapih berisiko terhadap mastitis. Simak tips mencegahnya dari ahli laktasi. (pexels/andreapiacquadio).

Mastitis merupakan salah satu infeksi kesehatan pada payudara, yang mulai berkembang di jaringan payudara. Kondisi yang menyakitkan ini, dapat menjadi penyebab salah satu payudara mulai bengkak, merah dan meradang.

Dalam kasus ini juga jarang terjadi, namun perlu diketahui bahwa penyakit mastitis adalah jenis penyakit payudara jinak (non-kanker), dan orang yang mungkin masuk dalam kategori terkena dampak dari penyakit ini adalah: 

- Pada masa menyusui, mastitis paling sering terjadi selama enam sampai 12 minggu pertama. Namun bagi pria dan wanita yang tidak menyusui, juga bisa terkena mastitis jika,

a. Melakukan implan payudara.

b. Mengalami diabetes atau penyakit autoimun lainnya.

c. Adanya eksim atau kondisi kulit serupa.

d. Torehan di kulit karena mencabut atau mencukur bulu dada.

e. Melakukan tindik pada puting.

f. Mengalami Kecanduan terhadap tembakau atau nikotin.

Jenis Penyakit Mastitis

Pekan Menyusui Sedunia, Simak 3 Tips agar Produksi ASI Melimpah dari Ahli Laktasi
ASI cenderung sedikit? Yuk simak tips membuat produksi ASI melimpah dari ahli laktasi berikut ini. (Pexels/wendy wei).

Adapun jenis mastitis yang terjadi pada ibu menyusui adalah: 

- Laktasi

Laktasi merupakan salah satu jenis infeksi yang dapat mempengaruhi wanita menyusui. Kondisi kesehatan ini juga disebut mastitis nifas, dan penyakit ini umum terjadi pada kalangan ibu menyusui

- Periductal

Wanita yang mengalami menopause juga pascamenopause akan sangat rentan terhadap mastitis periductal. Kondisi kesehatan seperti ini juga disebut ektasia saluran susu, di mana kondisi ini terjadi ketika saluran susu menebal. Puting pada payudara yang terkena juga bisa berubah ke dalam, sehingga mengeluarkan cairan seperti susu.

Perlu diketahui bahwa penyakit mastitis tidak meningkatkan risiko kanker pada payudara. Namun, gejala mastitis sangat mirip dengan gejala kanker payudara inflamasi. Jenis kanker pada payudara ini juga sangat langka terjadi ini.

Tanda-tanda yang Anda akan alami, mungkin termasuk lesung pipit dan ruam payudara yang memiliki tekstur kulit jeruk. Seperti penyakit mastitis, satu atau kedua payudara bisa menjadi merah dan bengkak. Sehingga kanker payudara inflamasi biasanya tidak menyebabkan benjolan payudara. Kanker payudara inflamasi merupakan jenis kanker agresif, sehingga membutuhkan diagnosis dan pengobatan yang cepat.

Gejala dan Penyebab Mastitis

menyusui
Ilustrasi ibu yang sedang menyusui/copyright freepik.com/cookie_studio

a. Gejala Mastitis

Orang yang mengalami infeksi pada saluran payudara, atau yang dikenal dengan mastitis memiliki  gejala dan tanda merah berbentuk biji pada satu payudara, serta gejala lain diantaranya: 

- Terdapat benjolan payudara.

- Adanya nyeri payudara, yang memiliki sensasi terbakar yang memburuk saat bayi Anda menyusu.

- Mengalami kelelahan.

- Demam dan menggigil.

- Sakit kepala.

- Mual dan muntah.

b. Penyebab Mastitis 

Mastitis akan muncul saat bakteri yang ditemukan pada kulit atau air liur memasuki jaringan payudara melalui saluran susu atau retakan di kulit. Saluran susu merupakan salah satu bagian dari anatomi payudara yang membawa susu ke puting. Infeksi yang terjadi ini, juga muncul saat ASI kembali keluar karena saluran ASI yang tersumbat atau teknik menyusui yang bermasalah.

Adapun faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko ibu menyusui mengembangkan mastitis adalah:

- Puting pecah-pecah, sakit.

- Adanya teknik pelekatan yang tidak tepat atau hanya menggunakan satu posisi untuk menyusui.

- Mengenakan bra ketat yang dapat membatasi aliran ASI.

 

- Bayi juga tidak menempel pada payudara dengan benar

- Mengalami kesulitan mengisap ASI dari payudara

- Ibu jarang menyusui

- Saluran susu juga bisa tersumbat karena tekanan pada payudara yang disebabkan oleh pakaian yang ketat.

Perlu diketahui bahwa penyakit mastitis terjadi, karena bakteri yang pada umumnya tidak berkembang dalam ASI segar. Namun, jika saluran susu tersumbat, dan susu mandek, infeksi lebih mungkin terjadi. Wanita yang tidak menyusui, memiliki kemungkinan besar untuk mengalami mastitis. Bahkan para ahli juga percaya bahwa merokok dapat merusak saluran susu, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi

 

Pengobatan dan Pencegahan Mastitis

5 Buah yang Bagus Dikonsumsi Ibu Menyusui agar Bayi Cerdas
Inilah 5 buah yang bagus untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui agar bayi cerdas dan sehat. (ilustrasi/Pexels/Laura Garcia)

a. Pengobatan Mastitis

Untuk mengatasi penyakit mastitis bagi ibu menyusui adalah: 

- Konsumsi banyak cairan dan istirahat yang cukup.

- Sering-seringlah menyusui atau perah ASI jika menyusui tidak memungkinkan.

- Mulailah menyusui dengan payudara yang bersentuhan langsung dengan mulut bayi, juga memastikannya dikuras lebih teratur.

- Setelah menyusui, peras susu yang tersisa dengan lembut.

- Menemukan cara yang paling efektif menguras payudara, serta sering berganti posisi.

- Hangatkan juga payudara dengan kompres hangat sebelum menyusui, karena hal ini terkadang membuat bayi lebih mudah mengeluarkan ASI.

- Oleskan kompres dingin setelah menyusui untuk meredakan ketidaknyamanan, lalu gunakan teknik membelai untuk membantu aliran ASI, dan pijat saluran yang tersumbat selama menyusui.

- Kenakan pakaian yang longgar, kemudian tempatkan kain yang dibasahi dengan air hangat di atas payudara untuk menghilangkan rasa sakit.

b. Pencegahan Mastitis

Adapun cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit mastitis adalah memperhatikan saluran tersumbat, karena saluran tersumbat dan mastitis cenderung terjadi kembali.

- Sering-seringlah menyusui, terutama saat payudara sedangn penuh.

- Gunakan hanya ASI untuk memberi makan bayi selama sekitar 6 bulan.

- Jangan lepaskan bayi saat menyusui, tetapi tunggu sampai mereka rileks dan melepaskannya.

- Hindari bra ketat dan pakaian lainnya, serta variasikan posisi menyusui.

- Tetap mandi air panas dan biarkan mengalir di payudara yang terkena.

- Oleskan panas sebelum menyusui dan pijat salurannya.

- Berikan tekanan lembut pada payudara jika menggosok kulit terasa menyakitkan.

- Pompa setelah menyusui untuk mengurangi pembengkakan sampai mastitis sembuh.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya