Fungsi Sistem Ekskresi pada Manusia adalah Mengeluarkan Racun Sisa Metabolisme

Fungsi sistem ekskresi pada manusia adalah mengelola racun khususnya di ginjal, paru-paru, hati, dan kulit.

oleh Laudia Tysara diperbarui 11 Nov 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2022, 17:00 WIB
Gaya
Ilustrasi belajar. Credit: unsplash.com/Windows

Liputan6.com, Jakarta - Ada tiga fungsi sistem ekskresi pada manusia yang perlu diketahui. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjelaskan paling utama dan terpenting dari fungsi sistem ekskresi pada manusia adalah mengeluarkan racun sisa metabolisme.

Zat sisa metabolisme atau limbah metabolisme harus dikeluarkan, jika tidak bisa meracuni tubuh. Ketika tubuh teracuni oleh limbah metabolisme, maka berbagai masalah kesehatan bisa terjadi terutama pada organ-organ ekskresi manusia. Seperti ginjal, paru-paru, hati, dan kulit.

Sistem ekskresi pada manusia lebih kompleks daripada ekskresi pada makhluk hidup lainnya. Kemdikbud menjelaskan tiga fungsi ekskresi pada manusia adalah mengeluarkan zat sisa metabolisme, mengatur homeostasis, dan mengatur pH cairan tubuh.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang fungsi sistem ekskresi pada manusia yang dimaksudkan dan organ ekskresinya, Jumat (11/11/2022).

Fungsi Sistem Ekskresi pada Manusia adalah Mengeluarkan Racun Sisa Metabolisme

Ilustrasi guru, mengajar, ruang kelas
Ilustrasi guru, mengajar, ruang kelas. (Photo by Tima Miroshnichenko from Pexels)

Secara umum, sistem ekskresi adalah sistem yang berperan penting mengeluarkan zat sisa metabolisme pada tubuh manusia. Sistem ekskresi manusia adalah terdiri dari beberapa organ dengan fungsinya masing-masing.

Zat sisa metabolisme atau limbah metabolisme harus dikeluarkan, jika tidak bisa meracuni tubuh. Zat sisa metabolisme disebut pula sebagai zat sisa yang tidak diperlukan atau tidak memberi manfaat bagi tubuh manusia. Fungsi sistem ekskresi pada manusia adalah sama dengan melancarkan proses metabolisme.

Dalam buku berjudul Modul Pembelajaran SMA Biologi kelas XI oleh Kemdikbud, proses metabolisme adalah terjadinya pemasukkan zat-zat ke dalam tubuh manusia yang akan diproses tubuh dengan berbagai reaksi biokimia, yang pada akhirnya akan menghasilkan zat bermanfaat dan zat sisa yang tidak bermanfaat.

Sebelum zat sisa metabolime atau zat tidak bermanfaat dikeluarkan melalui ekskresi, zat ini akan diserap dari darah, diproses, dan akhirnya dikeluarkan melalui organ-organ ekskresi.

Sementara, zat bermanfaat pasti akan diserap oleh tubuh untuk kelangsungan hidup organisme atau manusia tersebut. Organ tubuh yang berperan penting menjalankan fungsi sistem ekskresi pada manusia adalah ginjal, paru-paru, kulit, dan hati.

Organ ekskresi pada manusia lebih kompleks daripada organ ekskresi makhluk hidup lainnya. Inti dari fungsi sistem ekskresi pada manusia adalah mengelola racun zat sisa metabolisme. Kemdikbud menjelaskan fungsi sistem ekskresi pada manusia adalah intinya ada tiga.

1. Mengeluarkan Zat Sisa

Pertama, fungsi sistem ekskresi pada manusia adalah sangat penting untuk mengeluaran sisa-sisa metabolime.

2. Mengatur Homeostasis

Kemudian, fungsi sistem ekskresi pada manusia adalah bagian terpenting untuk mengatur homeostasis tubuh. Homeostasis sama dengan proses mempertahankan atau melepaskan panas untuk menjaga kestabilan tubuh manusia.

3. Mengatur pH Cairan Tubuh

Terakhir, fungsi sistem ekskresi pada manusia adalah mengatur kadar pH cairan tubuh agar tetap seimbang.

Dalam buku berjudul Mari Belajar: ilmu Alam Sekitar: Panduan Belajar IPA Terpadu (2008) oleh Sukis Wariyono dan Yani Muharomah, zat sisa metabolisme yang dikeluarkan melalui sistem ekskresi disebut sebagai ekskret.

Pada intinya, fungsi sistem ekskresi pada manusia adalah mengeluarkan ekskret. Dijelaskan lebih mendalam, wujud ekskret adalah berupa air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya, garam-garam mineral, dan pigmen empedu.

Organ Ekskresi pada Manusia dan Penjelasannya

Tidak Memaksa Anak
Ilustrasi Anak Belajar. Credit: pexels.com/Olia

Sistem ekskresi pada manusia dikelola atau diatur oleh organ ekskresi sebagaimana dijelaskan sebelumnya, meliputi ginjal, paru-paru, kulit, dan hati.

Ini penjelasan Kemdikbud tentang fungsi sistem ekskresi pada manusia sesuai organ ekskresi yang mengelola:

1. Kulit

Kulit Kering dan Gatal
Ilustrasi kulit. Credits: pexels.com by Cats Coming

Kulit sebagai organ ekskresi manusia memiliki fungsi untuk mengekskresikan urea, garam, dan kelebihan air melalui kelenjar keringat yang ada di kulit. Keringat manusia terdiri dari air, garam, terutama garam dapur (NaCl), sisa metabolisme sel, urea, serta asam.

2. Paru-paru

ilustrasi paru-paru/credit pixabay/kalhh
Ilustrasi paru-paru/credit pixabay/kalhh

Paru sebagai organ ekskresi pada manusia memiliki fungsi mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O) yang dihasilkan dari respirasi. Karbon dioksida yang dihasilkan selama respirasi dalam sel diangkut oleh hemoblobin dalam darah.

Pada prinsipnya, CO2 diangkut dengan dua cara yaitu melalui plasma darah dan diangkut dalam bentuk ion HCO3 melalui proses berantai tersebut. Pertukaran gas terjadi di alveoli (tunggal, alveolus), kantong-kantong udara yang menggugus di ujung bronkiolus paling kecil.

Paru-paru manusia mengandung jutaan alveoli, yang secara bersamaan memiliki area permukaan sekitar 100 m2, lima puluh kali lebih luas daripada kulit. Oksigen di udara yang memasuki alveoli terlarut di dalam selaput lembab yang melapisi permukaan dalam dan berdifusi dengan cepat melintasi epitelium ke dalam jejaring kapiler yang mengelilingi setiap alveoli.

Karbon dioksida berdifusi dalam arah yang berlawanan, dari kapiler melintasi epitelium alveoli dan menuju ke dalam rongga udara.

3. Hati

Gambar Ilustrasi Kesehatan Hati
Ilustrasi liver. Sumber : Freepik

Hati sebagai organ ekskresi berperan untuk membuang urea, pigmen, empedu, dan racun. Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan kelenjar detoksifikasi. Hati sebagai organ yang mengeksresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari.

Empedu berupa cairan hijau kebiruan berasa pahit, dengan pH sekitar 7-7.6 yang mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin. Empedu berasal dari perombakan sel darah merah (eritrosit) yang telah tua dan rusak di dalam hati.

Sel-sel hati yang khusus bertugas merombak eritrosit disebut sel histiosit. Sel tersebut akan menguraikan hemoglobin menjadi senyawa hemin, zat besi (Fe), dan globulin. Zat besi diambil dan disimpan dalam hati untuk dikembalikan ke sumsum tulang. Globin digunakan lagi untuk metabolisme protein atau untuk membentuk Hb baru.

Senyawa hemin di dalam hati diubah menjadi zat warna empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin. Selanjutnya zat warna tersebut dikirim ke usus dua belas jari dan dioksidasi menjadi urobilin. Urobilin berwarna kuning cokelat yang berperan memberi warna pada feses dan urin.

4. Ginjal

Membuat Ginjal Lebih Sehat
Ilustrasi Ginjal Credit: freepik.com

Ginjal atau “ren” berbentuk seperti biji buah kacang merah (kara/ercis). Ginjal sebagai organ ekskresi terletak di kanan dan di kiri tulang pinggang yaitu di dalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah dua buah dan berwarna merah keunguan.

Ginjal sebelah kiri terletak agak lebih tinggi daripada ginjal sebelah kanan. Sebuah saluran sempit yang disebut uereter terdapat di setiap ginjal. Ureter inilah yang terhubung ke kantong besar yang disebut kandung kemih. Urin dikumpulkan dan disimpan dalam kandung kemih.

Pada akhir kandung kemih terdapat saluran berotot yang disebut uretra. Uretra bekerja sebagai saluran tempat pembuangan. Urin terus mengalir keluar dari ginjal ke dalam ureter dan bergerak menuju kandung kemih karena kontraksi dinding ureter. Kandung kemih dapat mengembang dan meperluas volumenya agar dapat diisi urin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya