Dampak Solstis, Fenomena Alam yang Terjadi Setiap Dua Tahun Sekali

Lalu apa sebenarnya solstis itu? Apa dampak solstis? Bagaimana fenomena ini memengaruhi kehidupan manusia?

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 19 Des 2022, 17:30 WIB
Diterbitkan 19 Des 2022, 17:30 WIB
Ilustrasi Matahari Terbit, Sunrise
Ilustrasi Matahari Terbit, Sunrise (Photo by Federico Respini on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Dampak solstis bagi manusia sempat menjadi perbincangan di media sosial. Sempat ada yang menyebarkan kabar soal larangan keluar rumah saat terjadi fenomena solostis. Ternyata solostis adalah fenomena yang rutin terjadi setiap 2 tahun sekali, yaitu pada bulan Juni dan Desember. 

Belum ada penelitian ilmiah yang menyatakan dampak solstis dapat berakibat buruk pada manusia. Kabar dampak solstis yang katanya berbahaya telah disanggah oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional lewat laman http://edusainsa.brin.go.id. Pada laman tersebut dikatakan bahwa solstis tidak memberi dampak yang ekstrem pada kehidupan manusia.

Lalu apa sebenarnya solstis itu? Apa dampak solstis? Bagaimana fenomena ini memengaruhi kehidupan manusia? Berikut ulasan Liputan6.com tentang pengertian dan dampak solstis yang dirangkum dari berbagai sumber, Senin (19/12/2022).

Dampak Solstis: Pengertian

Matahari Bersinar 24 Jam, Bagaimana Cara Berpuasa di Daerah Midnight Sun?
Kawasan bagian Arktik ini tidak memiliki rentang waktu malam hari saat musim panas (Sumber foto: mytrip.com)

Sebelum mengetahui lebih jauh bagaimana dampak solstis, aba baiknya mengenal dulu apa itu solstis. Dilansir dari laman edusainsa.brin.go.id, kata solstis berasal dari bahasa Latin, Solstitium. Solstitium terdiri dari 2 kata, Sol yang artinya matahari dan Stitium yang merupakan bentuk kata kerja dari Sistere yang berarti tempat berhenti, singga, atau balik. Dengan begitu secara bahasa, solstis dapat dimaknai sebagai fenomena titik balik matahari.

Solstis sebetulnya adalah fenomena astronomis yang biasa terjadi dua kali dalam setahun. Fenomena ini adalah fenomena alam yang terjadi ketika matahari berada paling utara maupun selatan ketika mengalami gerak semu tahunannya, relatif terhadap ekuator langit atau proyeksi garis khatulistiwa pada bola langit. 

Ada dua jeni solstis yang terjadi, yaitu solstis Juni dan solstis Desember. Solstis Juni terjadi sekitar tanggal 20 atau 21 Juni saat Kutub Utara Bumi menghadap Matahari. Soltis ini juga disebut sebagai Summer Solstice (Solstis Musim Panas) untuk belahan Bumi utara dan Winter Solstice (Solstis Musim Dingin) untuk belahan Bumi selatan.

Sedangkan solstis Desember terjadi sekitar tanggal 21 atau 22 Desember saat Kutub Selatan Bumi menghadap Matahari. Soltis Desember juga disebut sebagai Summer Solstice (Solstis Musim Panas) untuk belahan Bumi selatan dan Winter Solstice (Solstis Musim Dingin) untuk belahan Bumi utara.

Dampak Solstis: Penyebab

Sungai Nil (1)
Ilustrasi matahari terbenam seperti tampak dari El Mansoura pada 4 April 2010. (Sumber Flickr/HuTectShOts)

Dilansir dari laman edusainsa.brin.go.id, dampak solstis disebabkan oleh sumbu rotasi bumi yang miring 23,44 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika atau sumbu kutub utara-selatan ekliptika. Fenomena ini terjadi saat bumi berotasi sekaligus mengorbit Matahari, sehingga pada periode tertentu belahan bumi utara condong ke matahari, sementara belahan bumi selatan menjauhi matahari. Ini lah yang terjadi saat solostis bulan Juni.

Sebaliknya saat solstis bulan Desember belahan bumi bagian selatan lebih condong ke matahari, dan belahan bumi utara menjauh dari matahari. 

Dampak Solstis

Gerhana Matahari
Ilustrasi Gerhana Matahari Credit: unsplash.com/Andrea

Dampak Solstis Bulan Juni

1. Matahari akan terakumulasi paling utara saat tengah hari, kecuali di wilayah yang terletak di garis balik utara yaitu pada 23,44 derajat lintang Utara. Matahari akan terakumulasi tepat di Zenit.

2. Intensitas radiasi matahari akan maksimum untuk lintang sedang belahan bumi utara yaitu pada >23,44 derajat Lintang Utara. Sedangkan pada lintang sedang belahan bumi selatan  yaitu pada >23,44 Lintang Selatan intensitas matahari akan minim.

3. Matahari akan terbit di antara timur dan timur laut untuk wilayah yang berada di lintang <56 derajat utara maupun selatan. Untuk wilayah yang berada tepat di lintang 56 derajat utara maupun selatan, matahari akan terbit tepat di barat laut. Sedangkan untuk wilayah yang berada di >56 derajat utara maupun selatan, matahari akan terbit di antara timur laut dan utara.

4. Matahari akan terbenam di arah antara barat dan barat laut untuk wilayah yang berada di lintang <56 derajat utara maupun selatan. Untuk wilayah yang tepat berada di lintang 56 derajat utara maupun selatan matahari tenggelam di arah barat laut. Sedangkan untuk wilayah yang berada di lintang >56 derajat utara maupun selatan matahari akan tenggelam di antara barat laut dan utara.

5. Waktu siang akan lebih panjang dari waktu malam untuk wilayah di belahan bumi utara. Selaiknya malam akan lebih panjang daripada siang di belahan bumi selatan. 

6. Terjadi fenomena “matahari tengah malam” atau midnight Sun di wilayah kutub utara. Hal ini disebabkan oleh posisi kutub yang condong ke matahari sepanjang hari. Pada saat terjadi solstis Juni Kutub disinari matahari selama 24 jam.

7. Sebaliknya, kutub utara akan mengalami fenomena ‘malam kutub’ atau Polar Night. Hal ini disebabkan oleh kutub selatan yang menjauhi matahari.

8. Terjadi puncak musim panas di lintang sedang belahan bumi utara dan sebaliknya terjadi puncak musim dingin di Lintang sedang belahan bumi selatan. 

9. Wilayah lintang rendah baik di belahan bumi selatan maupun belahan bumi selatan terjadi puncak musim kemarau.

 

Dampak Solstis Bulan Desember

1. Matahari akan terakumulasi di belahan bumi paling selatan saat tengah hari, kecuali di wilayah yang terletak di garis balik selatan yaitu pada 23,44 Lintang Selatan. Matahari akan terakumulasi tepat di Zenit.

2. Intensitas radiasi matahari akan maksimum untuk wilayah yang berada di lintang sedang belahan bumi selatan atau >23,44 Lintang Selatan. Sedangkan untuk lintang sedang belahan bumi utara yaitu >23,44 lintang Utara Intensitas matahari akan minimum.

3. Matahari akan terbit di arah antara timur dan tenggara untuk wilayah yang berada di lintang <56 derajat utara maupun selatan. Untuk wilayah yang tepat berada di lintang 56 derjat utara maupun selatan matahari terbit tepat di tenggara. Sedangkan wilayah yang berada di >56 derajat utara maupun selatan matahari akan terbit di antara tenggara dan selatan.

4. Matahari akan terbenam di antara barat dan barat data untuk wilayah yang berada di lintang <56 derajat utara maupun selatan. Untuk wilayah yang tepat berada di lintang 56 derajat utara dan selatan matahari akan terbenam tepat di barat daya. Sedangkan untuk wilayah lintang >56 derajat utara maupun selatan matahari akan terbit di antara barat daya dan selatan.

5. Siang akan lebih panjang dari pada malam untuk belahan bumi selatan. Sebaliknya, malam akan lebih panjang dari pada siang untuk belahan bumi utara.

6. Terjadi Midnight Sun di kutub selatan 

7. Terjadi Polar Night di Kutub Utara

8. Terjadi puncak musim panas di lintang sedang belahan bumi selatan dan puncak musim dingin di belahan bumi bumi utara

9. Wilayah lintang rendah baik di belahan bumi selatan maupun belahan bumi selatan terjadi puncak musim penghujan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya