Fasisme Adalah Aliran Nasionalis Ekstrem, Simak Sejarah dan Ciri-cirinya

Fasisme adalah aliran nasionalis ekstrem yang percaya bahwa sebuah negara memerlukan kepemimpinan yang kuat.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 27 Des 2022, 18:10 WIB
Diterbitkan 27 Des 2022, 18:10 WIB
Ilustrasi bendera neo-fasisme (AFP Photo / Andreas Solaro)
Ilustrasi bendera neo-fasisme (AFP Photo / Andreas Solaro)

Liputan6.com, Jakarta Fasisme adalah aliran nasionalis ekstrem yang percaya bahwa sebuah negara memerlukan kepemimpinan yang kuat. Kekuatan tersebut didapat dengan identitas kolektif tunggal, memiliki kemampuan melakukan kekerasan serta perang untuk menjaga bangsa yang kuat. Fasisme melarang dan menekan oposisi terhadap negara. 

Fasisme adalah ideologi yang meninggikan kekerasan, perang, dan militerisme sebagai upaya memberikan perubahan positif dalam masyarakat. Hal ini juga jalan yang ditempuh untuk memberikan renovasi spiritual, pendidikan, menanamkan sebuah keinginan untuk mendominasi dalam karakter orang, dan menciptakan persaudaraan nasional melalui jalur militer. 

Fasisme adalah paham politik yang membentuk negara dengan sistem otoriter-totaliter. Berikut ulasan Liputan6.com tentang fasisme yang dilansir dari berbagai sumber, Selasa (27/12/2022).


Fasisme adalah Paham Nasionalis Ekstrem

[FEATURE] Protes ala Belarusia
Sebuah prasasti bertuliskan "1942 = 2020 Polisi anti huru hara = fasis" terlihat dicat dengan cat semprot di dinding di Minsk (25/8/2020). Alexander Lukashenko mengklaim dirinya menang pada masa jabatan keenam dalam pemilihan yang disengketakan pada 9 Agustus. (AFP/Sergei Gapon)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fasisme adalah prinsip atau paham golongan nasionalis ekstrem yang menganjurkan pemerintahan otoriter. Fasisme bersal dari kata dalam bahasa Latin "fases" yang merujuk pada serumpun batang yang diikatkan di kapak.berarti serumpun batang yang diikat di kapak. Benda ini adalah simbol otoritas hakim sipil Romawi Kuno atau juga dapat diartikan kejayaan.

Fases menjadi sebuah simbol kekuatan melalui kesatuan. Sebab, satu batang batang akan mudah patah, sedangkan serumpun batang sulit untuk dipatahkan. Simbol serupa dikembangkan oleh gerakan fasis yang berbeda. Misalnya simbol Falange yang berbentuk sekelompok anak panah yang bergabung bersama oleh sebuah kuk.

Secara umum fasisme merupakan ideologi yang dijalankan dengan cara absolut dan tegas, tidak percaya pada politik demokrasi, dan meyakini seorang pemimpin pemimpin kharismatik otoriter. Dapat dikatakan juga fasisme adalah paham yang anti komunisme, anti demokratis, anti individualis, anti liberal, anti parlemen, anti konservatif, anti borjuis, dan anti proletar.

Penganut paham fasisme mempercayai teori Darwin yang menyatakan, bahwa yang kuat akan selalu unggul dalam persaingan dan akan bisa mendapatkan hidupnya (survival of the fittest). Adanya paham fasisme membuat suatu bangsa menempuh segala cara untuk dapat menjadi yang paling utama dan unggul.


Sejarah Fasisme

Memahami Komunis sebagai Ideologi
Ilustrasi Buku Credit: pexels.com/Molly

Dalam bukunya yang berjudul Fasisme, Kevin Passmore menjelaskan sejarah tentang fasisme.

Tahun 1919

Istilah 'fasis' pertama kali digunakan oleh Mussolini pada tahun 1919 dalam sebuah gerakan politik yang mengkombinasikan ultranasionalisme, yaitu paham nasionalisme yang berlebihan, dengan permusuhan dengan paham kiri maupun dengan konservatisme yang saat itu berkuasa. Tiga tahun kemudian, Mussolini memegang kekuasaan sebagai pemimpin koalisi yang didukung oleh kalangan konservatif.

Tahun 1926

Pada tahun 1926 Mussolini mulai membangun secara penuh kediktatorannya. Pada saat itu juga, fasisme adalah paham yang dipuja secara luas oleh sebagian besar tokoh politik dan sastra yang terkemuka di luar Italia, yang tidak semuanya mendukung kelompok kanan.

Tahun 1939

Penaklukan sebagian besar wilayah Eropa oleh Nazi membuat penganut paham fasis dengan cepat menduduki kursi pemerintahan negara-negara oposisi, khususnya di Kroasia dan Rumania. Nafsu Fasis dan Nazi yang tidak pernah terpuaskanmenciptakan sebuah koalisi internasional yang pada akhirnya menghancurkan fasisme dengan mengorbankan jutaan orang yang meninggal, luka luka, dan terusir dari kampung halamannya.


Ciri-Ciri Fasisme

Pengertian Ideologi Menurut Ahli
Ilustrasi Buku Credit: pexels.com/Salkind

Dalam buku Isme-isme yang Mengguncang Dunia, William Ebenstein menjelaskan tujuh ciri dari fasisme.

1. Tidak Percaya pada Kemampuan Nalar

Fasisme adalah pemahaman yang menganggap keyakinan yang bersifat fanatik dan dogmatik menjadi sesuatu yang sudah pasti benar dan tidak boleh lagi didiskusikan.

2. Pengingkaran Derajat Kemanusiaan

Dalam ideologi fasisme, manusia tidaklah sama karena ketidaksamaan itu yang justru bisa mendorong munculnya idealisme mereka.

3. Kode Perilaku yang Didasarkan pada Kekerasan dan Kebohongan

Bagi fasisme, pihak yang bertentangan dengan negara adalah musuh dan harus dimusnahkan.

4. Pemerintahan oleh Kelompok Elit

Dalam prinsip fasis, pemerintahan harus dipimpin oleh segelintir elit yang dianggap lebih tahu kebutuhan seluruh anggota masyarakat. Jika terdapat perbedaan pendapat maka yang berlaku adalah pendapat kelompok elit tersebut

5. Totaliterisme

Fasisme menyingkirkan sesuatu yang dianggap "kaum pinggiran" secara total atau menyeluruh. Hal ini dialami kaum perempuan yang hanya ditempatkan di wilayah 3 K yakni kinder (anak-anak), kuche (dapur), dan kirche (gereja). Ciri yang menonjol dari fasisme adalah adalah penggunaan cara kekuasaan dan kekerasan pada semua bentuk hubungan masyarakat, entah itu hubungan politik atau tidak.

6. Rasialisme dan Imperialisme

Rasialisme dan imperialisme dicirikan oleh ketidaksamaan martabat manusia dan kekerasan yang diterapkan pada masyarakat bangsa-bangsa. Keunggulan ras tertentu menjadi alasan untuk melenyapkan pihak lain yang tidak satu ras. Imperialisme dengan menguasai bangsa lain menjadi tujuan fasisme melalui pembantaian besar-besaran (genocide) dan perbudakan terhadap bangsa lain.

7. Berani Menantang Hukum dan Ketertiban Internasional

Jika konsensus Internasional diciptakan agar tercipta pola hubungan antar negara yang sejajar dan damai, namun fasisme menolak adanya persamaan. Fasis menentang persamaan tertib hukum internasional.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya