Makna Kaligrafi Asmaul Husna yang Kerap Menjadi Ornamen Penghias Masjid

Kaligrafi asmaul husna merupakan ornamen yang sering digunakan untuk menghias masjid.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 12 Jan 2023, 19:20 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2023, 19:20 WIB
Ridwan Kamil Pamer Masjid-masjid Unik Rancangannya
Masjid Asmaul Husna. (Instagram @ridwankamil)

Liputan6.com, Jakarta Masjid merupakan tempat beribadah umat muslim yang dapat ditemukan dengan mudah di Indonesia. Sebagai negara dengan mayoritas muslim, masjid menjadi fasilitas peribadatan yang banyak didanai pembangunannya baik oleh pemerintah maupun pihak swasta. 

Kaligrafi asmaul husna merupakan ornamen yang sering digunakan untuk menghias masjid. Ada sebuah masjid di daerah Serpong, yang bagian interiornya dihiasi dengan ornamen kaligrafi asmaul husna yang futuristik. Masjid yang pembangunannya diinisiasi oleh Bupati Tangerang ini diberi nama Masjid Raya Asmaul Husna Gading Serpong.

Penggunaan kaligrafi asmaul husna sebagai hiasan di tempat beribadah umat muslim menjadi bentuk pengingat 99 nama Allah yang mewakili sifat-sifat Allah yang agung. Berikut makna kaligrafi Asmaul Husna yang kerap menjadi penghias masjid dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (12/1/2023).

99 Asmaul Husna dan Artinya

Masjid Asmaul Husna
Masjid Asmaul Husna di Gading Serpong, Tengerang Selatan, Banten yang merupakan rancangan Ridwan Kamil. (dok. Instagram @snasution/https://www.instagram.com/p/BOHQ7MDD4jx/)

Asmaul Husna adalah nama-nama baik yang dimiliki oleh Allah SWT. Kata Asma merupakan bentuk jamak dari kata ism yang berakar dari kata assumu. Kata tersebut mengandung arti ketinggian. Sementara, ‘husna’ adalah bentuk muannats dari kata ahsan yang artinya terbaik. Dengan begitu Asmaul Husna adalah nama-nama terbaik yang disandarkan pada sifat-sifat Allah SWT. Berikut 99 Asmaul Husna beserta artinya.

1. الرحمن 

Ar-Rahman: Maha Pengasih

2. الرحيم 

Ar-Rahim: Maha Penyayang

3. الملك 

Al-Malik: Maha Merajai (bisa diartikan Raja dari semua Raja)

4. القدوس 

Al-Quddus: Maha Suci

5. السلام 

As Salaam: Maha Memberi Kesejahteraan

6. المؤمن 

Al-Mu'min: Maha Memberi Keamanan

7. المهيمن 

Al-Muhaimin: Maha Mengatur

8. العزيز 

Al- 'Aziz: Maha Perkasa

9. الجبار 

Al-Jabbar: Memiliki (Mutlak) Kegagahan

10. المتكبر 

Al-Mutakabbir: Maha Megah, yang memiliki kebesaran

11. الخالق 

Al-Khaliq: Maha Pencipta

12. البارئ 

Al-Baari: Maha Melepaskan (membuat, membentuk, menyeimbangkan)

13. المصور 

Al-Mushawwir: Maha Membentuk Rupa (makhluk-Nya)

14. الغفار 

Al-Ghaffaar: Maha Pengampun

15. القهار 

Al-Qahhaar: Maha Menundukkan Segala Sesuatu

16. الوهاب 

Al-Wahhaab: Maha Pemberi Karunia

17. الرزاق 

Ar-Razzaq: Maha Pemberi Rezeki

18. الفتاح 

Al-Fattaah: Maha Pembuka Rahmat

19. العليم 

Al-Aliim: Maha Mengetahui

20. القابض 

Al-Qabidh: Maha Menyempitkan

21. الباسط 

Al-Baasith: Maha Melapangkan

22. الخافض 

Al-Khaafidh: Maha Merendahkan

23. الرافع 

Ar-Raafi': Maha Meninggikan

24. المعز 

Al-Mu'izz: Maha Memuliakan

25. المذل 

Al-Mudzil: Maha Menghinakan

26. السميع 

Al-Samii': Maha Mendengar

27. البصير 

Al-Bashiir: Maha Melihat

28. الحكم

Al-Hakam: Maha Menetapkan

29. العدل

Al-'Adl: Maha Adil

30. اللطيف 

Al-Lathiif: Maha Lembut

31. الخبير 

Al-Khabiir: Maha Mengenal

32. الحليم 

Al-Haliim: Maha Penyantun

33. العظيم 

Al-'Azhiim: Maha Agung

34. الغفور

Al-Ghafur: Maha Memberi Pengampunan

35. الشكور 

As-Syakur: Maha Pembalas Budi (menghargai)

36. العلى 

Al-'Aliy: Maha Tinggi

37. الكبير 

Al-Kabiir: Maha Besar

38. الحفيظ 

Al-Hafizh: Maha Memelihara

39. المقيت 

Al-Muqit: Maha Pemberi Kecukupan

40. الحسيب 

Al-Hasiib: Maha Membuat Perhitungan

41. الجليل 

Al-Jaliil: Maha Luhur

42. الكريم 

Al-Kariim: Maha Pemurah

43. الرقيب 

Ar-Raqiib: Maha Mengawasi

44. المجيب 

Al-Mujiib: Maha Mengabulkan

45. الواسع 

Al-Waasi': Maha Luas

99 Asmaul Husna dan Artinya

Doa Malam Nuzulul Qur’an
Ilustrasi Al-Qur’an Credit: freepik.com

46. الحكيم 

Al-Hakim: Maha Bijaksana

47. الودود 

Al-Waduud: Maha Mengasihi

48. المجيد 

Al Majiid: Maha Mulia

49. الباعث 

Al-Baa'its: Maha Membangkitkan

50. الشهيد 

As-Syahiid: Maha Menyaksikan

51. الحق 

Al-Haqq: Maha Benar

52. الوكيل 

Al-Wakiil: Maha Memelihara

53. القوى 

Al-Qawiyyu: Maha Kuat

54. المتين 

Al-Matiin: Maha Kokoh

55. الولى 

Al-Waliyy: Maha Melindungi

56. الحميد 

Al-Hamiid: Maha Terpuji

57. المحصى 

Al-Muhsi: Maha Mengkalkulasi (menghitung segala sesuatu)

58. المبدئ 

Al-Mubdi': Maha Memulai

59. المعيد 

Al-Mu'iid: Maha Mengembalikan Kehidupan

60. المحيى 

Al-Muhyi: Maha Menghidupkan

61. المميت

Al Mumiitu: Maha Mematikan

62. الحي 

Al-Hayyu: Maha Hidup

63. القيوم 

Al-Qayyuum: Maha Mandiri

64. الواجد 

Al-Waajid: Maha Penemu

65. الماجد 

Al-Maajid: Maha Mulia

66. الواحد 

Al Wahid: Maha Tunggal

67. الاحد 

Al-Ahad: Maha Esa

68. الصمد 

As-Shamad: Maha Dibutuhkan (tempat meminta)

69. القادر 

Al-Qaadir: Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan

70. المقتدر 

Al Muqtadir: Maha Berkuasa

71. المقدم 

Al-Muqaddim: Maha Mendahulukan

72. المؤخر

Al-Muakhir: Maha Mengakhirkan

73. الأول 

Al-Awwal: Maha Awal

74. الأخر 

Al-Aakhir: Maha Akhir

75. الظاهر 

Az-Zahir: Maha Nyata

76. الباطن 

Al-Baathin: Maha Ghaib

77. الوالي 

Al-Waali: Maha Memerintah

78. المتعالي 

Al-Muta'aalii: Maha Tinggi

79. البر 

Al-Barru: Maha Penderma (maha pemberi kebajikan)

80. التواب 

At-Tawwab: Maha Penerima Taubat

81. المنتقم 

Al-Muntaqim: Maha Pemberi Balasan

82. العفو 

Al-Afuww: Maha Pemaaf

83. الرؤوف 

Ar-Ra'uuf: Maha Pengasuh

84. مالك الملك 

Malikul Mulk: Maha Penguasa Kerajaan (semesta)

85. ذو الجلال و الإكرام 

Dzul Jalali WalIkraam: Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan

86. المقسط 

Al-Muqsith: Maha Pemberi Keadilan

87. الجامع 

Al-Jamii': Maha Mengumpulkan

88. الغنى

Al-Ghaniyy: Maha Kaya

89. المغنى 

Al-Mughnii: Maha Pemberi Kekayaan

90. المانع 

Al-Maani: Maha Mencegah91. الضار 

Ad-Dhaar: Maha Penimpa Kemudharatan

92. النافع 

An-Nafii': Maha Memberi Manfaat

93. النور 

An-Nuur: Maha Bercahaya (menerangi, memberi cahaya)

94. الهادئ 

Al-Haadii: Maha Pemberi Petunjuk

95. البديع 

Al-Badii': Maha Pencipta Tiada Bandingannya

96. الباقي 

Al-Baaqi: Maha Kekal

97. الوارث 

Al-Waarits: Maha Pewaris

98. الرشيد 

Ar-Rasyid: Maha Pandai

99. الصبور 

As-Shabuur: Maha Sabar

Pengertian Kaligrafi dan Jenisnya

Ilustrasi kosakata Arab
Ilustrasi kosakata Arab. (Foto oleh Mona Termos: https://www.pexels.com/id-id/foto/makalah-putih-di-atas-meja-dengan-seni-kaligrafi-tertulis-3139298/)

Kaligrafi adalah seni menulis indah dengan pena. Seni kaligrafi adalah yang paling terkenal di Indonesia, tapi sebenarnya seni tulis ini tidak hanya dapat dilakukan pada huruf hijaiah saja. Kaligrafi juga dapat ditemukan dalam huruf latin dan oriental Kepopuleran seni kaligrafi Arab juga dipengaruhi oleh persebaran agama Islam yang menjadi agama mayoritas penduduk Indonesia. 

Kaligrafi Arab dapat dibagi kembali menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuk khat atau bentuk guratan yang dipakai. Berikut jenis Kaligrafi Arab.

1. Kaligrafi Khat Naskhi

Jenis kaligrafi Arab yang pertama adalah khat naskhi yang menggunakan anatomi huruf sama dengan penulisan huruf Al-Qur’an. Khat naskhi artinya menghapus, sebagaimana jenis penulisan ini diperuntukkan sebagai pengganti khat kufi ‒ kaligrafi tertua pada peradaban Arab.

Sejarah khat naskhi ini berawal dari seorang bernama Ibnu Muqlah. Ia disebut-sebut sebagai orang pertama yang menyempurnakan tulisan ini, tepatnya pada 4 Hijriah. Kebanyakan Al-Qur’an dan hadis menggunakan khat ini. Khat ini juga kerap dijumpai pada media-media umum seperti majalah, buku, dan media lainnya yang dibaca orang awam. Ciri khas kaligrafi khat naskhi adalah bentuk hurufnya yang luwes, tidak bertumpuk, tidak terlalu rapat, dan memiliki harakat yang mudah dibaca.

2. Kaligrafi Khat Riq’ah

Dalam bahasa Arab, riq’ah artinya tambalan. Pada masanya, seniman kaligrafi yang menggunakan khat riq’ah menggunakan potongan kulit atau kayu sebagai media tulisnya. Sejarah khat ini berasal dari bangsa Turki Usmani, tepatnya pada masa dinasti Sultan Abdul Majid Khan (1280 H).

Khat ini sangat umum digunakan oleh masyarakat Turki Usmani karena dinilai paling mudah dan paling cepat ditulis. Dilihat dari tampilan tulisannya, khat ini dinilai paling mirip dengan khat kufi. Ciri khas kaligrafi khat naskhi adalah penggunaan harakat pada bagian yang penting saja, arah tulisan miring, dan bentuk hurufnya pendek-pendek.

 

Jenis Kaligrafi

Serius, Peserta MTQ Tangsel Bersaing Bikin Kaligrafi Alquran
Peserta membuat kaligrafi kategori mushaf Alquran pada lomba MTQ Tingkat Kota Tangerang Selatan, Banten, Selasa (18/9). Nantinya, para juara MTQ Tingkat Kota Tangerang Selatan dibina agar dapat berprestasi di tingkat nasional. (Merdeka.com/Arie Basuki)

3. Kaligrafi Khat Diwani

Dalam bahasa Arab, istilah diwani artinya dewan-dewan perkantoran sebagaimana khat ini diperuntukkan sebagai tulisan kerajaan Turki Usmani. Khat ini mulai muncul dan digunakan semenjak Sultan Muhammad Al-Fatih menaklukkan Konstantinopel pada tahun 857 H, umumnya untuk dokumen-dokumen kerajaan.

Seiring perkembangan zaman, khat ini terus disempurnakan dan jenisnya berkembang hingga muncul khat diwani jaly. Khat tersebutlah yang digunakan sebagai tulisan kaligrafi khat diwani. Ciri khas kaligrafi khat diwani adalah bentuknya yang rumit, banyak hiasan, dan bervariasi.

4. Kaligrafi Khat Kufi

MurabbaJenis khat ini termasuk dalam salah satu kaligrafi kuno dan memang merupakan jenis khat tertua dalam peradaban Arab. Tak heran jika khat ini banyak dijumpai di masjid, bangunan-bangunan kuno, prasasti, hingga dokumen-dokumen kuno. Ciri khas kaligrafi khat kufi murabba adalah bentuk tulisannya yang geometris dan tanpa harakat.

5. Kaligrafi Khat Tsuluts

Tsuluts dalam bahasa Arab berarti sepertiga, maka dari itu khat tsuluts memiliki ukuran sepertiga dibanding jenis khat lainnya. Jenis khat ini populer di kalangan seniman kaligrafi dan juga digunakan untuk penulisan Al-Qur’an serta hadis. Ciri khas kaligrafi khat tsuluts adalah kelenturan tulisan yang luar biasa, tampilan yang rumit, dan bentuk kepala huruf yang melengkung serta berduri.

6. Kaligrafi Khat Farisi

Jenis khat ini pertama kali berkembang pada peradaban Persia (sekarang Iran) lalu meluas hingga India, Pakistan, dan Turki. Khat ini umum dijumpai dalam media seperti majalah, buku, surat kabar, atau judul-judul bab. Ciri khas kaligrafi khat farisi adalah bentuk tulisannya yang miring ke bawah dari kanan ke kiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya