Mengenal Abu Vulkanik, Bahaya, Hingga Pemanfaatannya dalam Kehidupan

Abu vulkanik adalah partikel lava yang terembus ketika gunung berapi meletus atau erupsi.

oleh Husnul Abdi diperbarui 13 Jan 2023, 18:50 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2023, 18:50 WIB
Erupsi Gunung
Ilustrasi erupsi Gunung Anak Krakatau yang terjadi beberapa waktu lalu. Credits: pexels.com by Koen Swiers

Liputan6.com, Jakarta Abu vulkanik adalah partikel lava yang terembus ketika gunung berapi meletus atau erupsi. Abu vulkanik ini biasanya terdiri dari pecahan batuan, mineral, hingga gelas vulkanik yang terbentuk selama erupsi gunung api.

Abu vulkanik ini dapat terjatuh dalam radius yang dekat dengan gunung berapi hingga sangat jauh. Batuan yang berukuran besar (bongkah-kerikil) biasanya jatuh di sekitar kawah sampai radius 5-7 km dari kawah, dan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan km bahkan ribuan km dari kawah, karena dapat terpengaruh oleh adanya hembusan angin.

Abu vulkanik memiliki kandungan lapisan asam yang berbahaya bagi kesehatan. Lapisan asam ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan, batuk, hingga iritasi pada paru-paru, mata, dan juga kulit tubuh manusia.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (13/1/2023) tentang abu vulkanik.

Mengenal Abu Vulkanik

Gunung Merapi Erupsi, Warga Sleman Diungsikan
Awan panas dari bahan vulkanik mengalir menuruni lereng Gunung Merapi saat terjadi letusan di Sleman, Yogyakarta (27/1/2021). Gunung berapi paling aktif di Indonesia meletus pada Rabu dengan sungai lava dan awan gas yang membakar mengalir 1.500 meter (4.900 kaki) ke bawahnya. lereng. (AP Photo/Slam

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), abu vulkanis atau abu vulkanik adalah partikel lava yang halus yang terembus ketika gunung berapi meletus, kadang-kadang partikel ini berembus tinggi sekali sehingga jatuh di tempat yang sangat jauh.

Mengutip magma.esdm.gi.id, abu vulkanik adalah material vulkanik yang terdiri dari pecahan batuan, mineral, dan gelas vulkanik, yang terbentuk selama erupsi gunung api dan berdiameter kurang dari 2 mm (0,079 inci). Istilah abu vulkanik juga sering digunakan untuk merujuk pada semua produk jatuhan erupsi eksplosif (tephra), termasuk partikel yang lebih besar dari 2 mm.

Abu vulkanik terbentuk ketika gas terlarut dalam magma mengembang dan lepas secara tiba-tiba ke atmosfer. Kekuatan gas menghancurkan magma dan mendorongnya ke atmosfer dan membeku menjadi fragmen batuan vulkanik dan gelas vulkanik.

Abu juga dihasilkan ketika magma bersentuhan dengan air selama letusan freatomagmatik, menyebabkan ledakan secara eksplosif menjadi uap yang menyebabkan pecahnya magma. Begitu berada di udara, abu diangkut oleh angin hingga mencapai ribuan kilometer.

Menurut Dinas Kesehatan DIY, Abu vulkanik, sering disebut juga pasir vulkanik atau jatuhan piroklastik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan, terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus.

Batuan yang berukuran besar (bongkah-kerikil) biasanya jatuh disekitar kawah sampai radius 5-7 km dari kawah, dan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan km bahkan ribuan km dari kawah, karena dapat terpengaruh oleh adanya hembusan angin.

Abu vulkanik mengandung banyak unsur logam, seperti Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Krom (Cr), Kadmium ( Cd), Seng (Zn), Boron (B), Barium (Ba), Selenium (Se), Perak (Ag), Besi (Fe), pH H2O, SiO2 dan Silika (Si). Abu vulkanik memiliki kandungan lapisan asam yang berbahaya bagi kesehatan karena bisa menyebabkan gangguan pernafasan, batuk, iritasi pada paru”paru dan mata maupun kulit tubuh.

Bahaya Abu Vulkanik untuk Kesehatan

ilustrasi sesak napas/freepik
ilustrasi sesak napas/freepik

Melansir Dinas Kesehatan DIY, bahaya abu vulkanik untuk kesehatan adalah sebagai berikut:

Gangguan Pernapasan

Bahaya abu vulkanik yang pertama yaitu dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Partikel abu sangat halus sehingga dapat masuk ke paru-paru ketika kamu bernapas. Apabila paparan terhadap abu cukup tinggi, maka orang yang sehat pun akan mengalami kesulitan bernapas disertai batuk dan iritasi.

Gejala penyakit pernapasan akut akibat abu vulkanik di antaranya yaitu iritasi hidung dan pilek, Iritasi dan sakit tenggorokan (kadang disertai dengan batuk kering), Untuk penderita penyakit pernapasan, abu vulkanik dapat menyebabkan penyakit menjadi serius seperti tanda-tanda bronkitis akut selama beberapa hari (seperti: batuk kering, produksi dahak berlebih, mengi dan sesak napas).

Selain itu, gangguan pernapasan lainnya yaitu iritasi saluran pernapasan bagi penderita asma atau bronkitis (keluhan umum dari penderita asma antara lain sesak nafas, mengi dan batuk), serta ketidaknyamanan saat bernapas.

Iritasi Mata

Iritasi mata adalah salah satu bahaya abu vulkanik untuk kesehatan. Butiran-butiran abu yang tajam dapat merusak kornea mata dan membuat mata menjadi merah. Tanda-tanda umum iritasi mata akibat abu vulkanik di antaranya merasakan seolah-olah ada partikel yang masuk ke mata, mata menjadi sakit, perih, gatal atau kemerahan, mengeluarkan air mata dan lengket, kornea lecet atau tergores, serta mata merah akut atau pembengkakan kantong mata sekitar bola mata karena adanya abu, yang mengarah pada memerahnya mata, mata terbakar dan menjadi sangat sensitif terhadap cahaya. 

Iritasi kulit

Bahaya abu vulkanik dapat menyebabkan iritasi kulit untuk sebagian orang, terutama ketika abu vulkanik tersebut bersifat asam. Tanda-tanda kondisi ini yaitu iritasi dan memerahnya kulit, serta infeksi sekunder akibat garukan.

Dampak Abu Vulkanik Terhadap Kehidupan

Dampak Terhadap Ketersediaan Air Bersih

Hujan abu dapat mengakibatkan terkontaminasinya air bersih, penyumbatan saluran air, serta kerusakan peralatan penyedia air bersih. Pasokan air terbuka seperti tangki air di rumah-rumah sangat rentan terhadap hujan abu.

Sedikit saja abu yang masuk ke dalam tandon air dapat mengakibatkan permasalahan kelayakan air minum. Meskipun risiko racun rendah, pH dapat dikurangi atau disisi lain klorinasi terhambat. Selama dan setelah hujan abu, ada kemungkinan kekurangan air yang diakibatkan oleh kebutuhan air ekstra untuk bersih-bersih.

Dampak Terhadap Sanitasi

Tidak beroperasinya sistem sanitasi dapat menyebabkan peningkatan penyakit di wilayah yang terkena hujan abu.

Pemanfaatan Abu Vulkanik

Melihat Lahan Pertanian di Kawasan Bromo yang Sepi dari Wisatawan
Warga membersihkan rumput liar pada areal kebun bawang dengan latar belakang kaldera Gunung Bromo di kawasan Cemoro Lawang, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (9/9/2021). Kawasan kaldera Gunung Bromo dan hamparan pasir yang masih ditutup karena pemberlakuan PPKM Darurat. (merdeka.com/Arie Basuki)

Melansir laman UMY, abu vulkanik juga memiliki dampak positif dan manfaat pada sisi lain. Tidak hanya bermanfaat sebagai pupuk tanaman, abu vulkanik juga dapat memperbaiki sifat fisika tanah dan mempunyai kemampuan mengikat air.

Bahkan, abu vulkanik ini juga bisa dijadikan bahan campuran adonan semen sebagai bahan konstruksi yang cukup bagus, karena bisa menghasilkan kekuatan sampai 150kg per satuan beban.

Menurut Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP, Dosen Pertanian UMY, pengaruh positif dari abu letusan gunung bisa dilihat dari tiga sisi, yakni dari sisi kimia, fisika, dan teknik sipil. Dari segi kimiawi dapat diketahui bahwa abu vulkanik mengandung cadangan mineral yang cukup banyak, sehingga baik untuk pertanian.

Kemudian dari segi fisika, abu vulkanik ini memiliki kelebihan bisa memperbaiki sifat tanah dan mengikat air, atau bisa meningkatkan daya adhesi tanah. Sehingga, jika digunakan pada tanah berpasir akan mudah menyerap air. Sementara dari teknik sipil, abu vulkanik bisa digunakan untuk bahan konstruksi, juga untuk bahan campuran membuat adonan semen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya