Salah Kaprah, Para Ahli: Ada Orang Percaya Susu Cokelat Berasal dari Sapi Cokelat

Survei susu cokelat yang bikin geleng kepala.

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 23 Jan 2023, 14:10 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2023, 14:10 WIB
Susu Sapi Cokelat
Orang Percaya Susu Cokelat Berasal dari Sapi Cokelat (Sumber: Pexels)

Liputan6.com, Jakarta Cita rasa susu sapi memang sudah tak bisa diragukan lagi. Segelas susu bisa menjadi sumber protein dan gizi untuk menunjang hidup sehat. Umumnya susu sapi murni berwarna putih, namun untuk meningkatkan cita rasa, susu sapi kini diolah jadi beraneka rasa dan warna. Salah satunya susu cokelat yang kerap jadi idola anak-anak.

Mungkin sebagian besar sudah tahu jika susu cokelat dibuat dari campuran susu murni yang putih dan cokelat. Tidak dengan sebuah penelitian yang mengungkap orang percaya susu cokelat berasal dari sapi cokelat. Mengejutkannya, jumlah orang yang menganggap susu cokelat berasal dari sapi cokelat ini mencapai belasan juta. 

Pusat Inovasi Susu AS bersama Edelman Intelligence melakukan survei untuk melihat apakah orang dewasa Amerika tahu dari mana asal susu coklat. 

"Meskipun studi ini tidak ditujukan untuk konsumsi publik, namun secara statistik valid. Studi tersebut mensurvei 1.000 orang dewasa Amerika secara online antara 5 Mei dan 9 Mei 2017. Tanggapan datang dari seluruh 50 negara bagian, dan perincian tanggapan regional cukup merata."

Yang menyedihkan, tujuh persen dari negara yang mungkin terdengar kecil, tetapi sebenarnya berjumlah 16,4 juta orang percaya bahwa susu cokelat tidak dibuat dari kakao, gula, dan susu, tetapi langsung keluar dari ambing sapi cokelat.

Mendengar fakta orang percaya susu sapi berasal dari sapi cokelat ini bikin geleng kepala. Salah kaprah yang harus diluruskan, berikut Liputan6.com merangkum temuan unik para ahli ini melansir dari LAD Bible, Senin (23/1/2023).

Dua kali populasi New York percaya susu cokelat dari sapi cokelat

Ilustrasi anak sapi
Ilustrasi anak sapi. (Photo by Nighthawk Shoots on Unsplash)

Sapi perah penghasil susu tak hanya berwarna hitam dan putih. Faktanya, seluruh sapi sudah tentu menghasilkan susu murni yang berwarna putih. Bahkan warna kulit yang cokelat, hitam, atau bahkan belang tiga sekalipun. Survei sekaligus penelitian yang para ahli ini mulanya hanya mencari tahu persepsi publik terhadap susu.

“Tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur beberapa fakta menarik dan menyenangkan tentang persepsi konsumen terhadap produk susu, bukan studi ilmiah atau akademis yang dimaksudkan untuk dipublikasikan,” ungkap para peneliti.

Siapa sangka, 7 persen orang Amerika percaya susu cokelat berasal dari sapi berwarna cokelat. Lebih jelasnya, 16,4 juta orang setara dengan populasi Kamboja, Chad, atau Senegal.

Atau jika menggunakan AS, jumlah orang yang percaya bahwa susu coklat berasal dari sapi coklat adalah sekitar dua kali lipat populasi New York saat ini. Lebih buruk lagi, informasi yang salah seputar makanan tidak berakhir di situ.

Bukan kali pertama salah kaprah makanan

Susu Sapi Cokelat
Orang Percaya Susu Cokelat Berasal dari Sapi Cokelat (Sumber: Alamy Stock Photo)

Pada tahun 1993, ditemukan hampir seperlima orang dewasa tidak menyadari bahwa daging sapi adalah bahan utama hamburger, seperti yang ditemukan oleh Departemen Pertanian. Studi ini mengungkapkan empat dari 10 siswa kelas empat, lima dan enam. Mereka menyadari sapi digunakan untuk membuat hamburger dan tiga dari 10 tidak tahu susu digunakan untuk membuat keju.

Lebih dari separuh siswa sekolah dasar tidak menyadari bahwa bawang merah dan selada adalah tanaman dan bahwa acar adalah ketimun kecil yang hanya dimasukkan ke dalam air garam atau cuka.

Survei tersebut juga tidak diverifikasi atau dirilis untuk umum, jadi mungkin ada harapan informasi yang salah tidak seburuk kelihatannya.

Apa pun itu, salah satu pendiri organisasi nirlaba Food Corps yang 'menghubungkan anak-anak dengan makanan sehat di sekolah,' kata Cecily Upton kepada The Washington Post: "Pada akhirnya, ini adalah masalah pengetahuan.

"Saat ini, kami dikondisikan untuk berpikir bahwa jika Anda membutuhkan makanan, Anda pergi ke toko. Tidak ada dalam kerangka pendidikan kami yang mengajarkan anak-anak dari mana makanan berasal sebelum titik itu. Kami masih mendapatkan anak-anak yang terkejut bahwa kentang goreng berasal kentang.

"Pengetahuan adalah kekuatan. Tanpa itu, kita tidak bisa membuat keputusan," kata Upton.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya