Apa Itu Autis? Kondisi yang Memengaruhi Interaksi Sosial, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Autis adalah salah satu kondisi neurodevelopmental yang memengaruhi interaksi sosial dan komunikasi

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 10 Feb 2023, 10:35 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2023, 10:35 WIB
Autis
Ilustrasi Pembelajaran Bersama Anak Autis Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Apa itu autis? Autis adalah salah satu kondisi neurodevelopmental yang mempengaruhi interaksi sosial dan komunikasi. Autisme, atau Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah spektrum kondisi di mana tingkat dan bentuk dampaknya pada setiap individu bervariasi. Tanda-tanda autis bisa terlihat sejak masa bayi dan anak-anak, dan kerap mencakup kesulitan dalam membuat kontak mata serta cara berkomunikasi dengan orang lain.

Ketika mengetahui apa itu autis, maka sangat membantu profesional kesehatan mental dalam melakukan diagnosis, setelah melakukan evaluasi dan tes yang sesuai. Meskipun ada beberapa teori mengenai penyebab autis, tidak ada satu faktor tunggal yang diketahui menjadi penyebab pastinya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik, perkembangan otak, dan lingkungan dapat memainkan peran dalam perkembangan autisme.

Untuk membantu individu dengan autis mencapai potensi mereka dan hidup yang lebih baik, terapi dan pendekatan intervensi yang tepat sangat penting. Beberapa jenis terapi yang digunakan untuk membantu individu dengan autisme meliputi terapi perilaku, terapi komunikasi, terapi pendidikan, dan terapi ocupational.

Apa itu autis? Secara keseluruhan, autis adalah kondisi yang kompleks dan bervariasi sehingga membutuhkan pendekatan yang holistik, dan individual untuk memastikan bahwa individu dengan autisme memiliki potensi hidup yang lebih baik. Dengan pemahaman dan dukungan yang tepat, individu dengan autisme dapat mengatasi tantangan mereka dan menjalani hidup bahagia.

Berikut ini penjelasan tentang gejala dan penyebab autis yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (10/2/2023).

 

Apa itu Autis

Penyandang Autis Lebih Berorientasi Pada Logika Dibanding Emosi
Ilustrasi Pembelajaran Bersama Anak Autis Credit: pexels.com/pixabay

Autis atau gangguan spektrum autisme (ASD), mengacu pada berbagai kondisi yang ditandai dengan tantangan dengan keterampilan sosial, perilaku berulang, ucapan, dan komunikasi nonverbal. Menurut Centers for Disease Control, autisme mempengaruhi sekitar 1 dari 44 anak di Amerika Serikat saat ini. Perlu diketahui bahwa tidak hanya ada satu autisme tetapi banyak subtipe, dan bahkan sebagian besar dipengaruhi oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

Karena autisme adalah gangguan spektrum, setiap orang dengan autisme memiliki kekuatan dan tantangan yang berbeda. Melansir dari laman autism speaks, cara orang dengan autisme belajar, berpikir, dan memecahkan masalah dapat berkisar dari sangat terampil hingga sangat tertantang. Beberapa orang dengan ASD mungkin memerlukan dukungan yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari mereka, sementara yang lain mungkin membutuhkan lebih sedikit dukungan dan, dalam beberapa kasus, hidup mandiri sepenuhnya.

Beberapa faktor dapat memengaruhi perkembangan autis, dan seringkali disertai dengan sensitivitas sensorik dan masalah medis seperti gangguan gastrointestinal (GI), kejang atau gangguan tidur, serta tantangan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan masalah perhatian. Tanda-tanda autisme biasanya muncul pada usia 2 atau 3 tahun. Beberapa keterlambatan perkembangan yang terkait dapat muncul lebih awal, dan seringkali dapat didiagnosis sejak usia 18 bulan. Penelitian menunjukkan bahwa intervensi dini mengarah pada hasil positif di kemudian hari bagi orang dengan autisme.

 

Gejala Autis

Ilustrasi anak autis
Ilustrasi anak autis. Sumber foto: unsplash.com/Caleb Woods.

Gejala autisme dapat berbeda-beda pada setiap individu, namun ada beberapa tanda dan gejala umum yang sering ditemukan pada individu dengan autisme, antara lain:

- Komunikasi

Beberapa individu dengan autis mungkin mengalami kesulitan dalam berbicara, atau memulai dan menjaga percakapan. Mereka mungkin juga menunjukkan kecenderungan, untuk menggunakan bahasa secara monolog atau untuk membahas topik yang tidak berhubungan dengan pembicaraan saat ini.

- Interaksi Sosial

Individu dengan autis, mungkin mengalami kesulitan dalam memahami dan membina hubungan sosial dengan orang lain. Mereka mungkin memiliki kecenderungan untuk menghindari kontak mata, atau tidak menunjukkan respon yang tepat terhadap perasaan dan ekspresi emosional orang lain.

- Kebiasaan dan Aktivitas

Beberapa individu dengan autis mungkin memiliki kebiasaan dan aktivitas yang terulang dan membosankan, seperti mengulang-ulang gerakan fisik atau mengomel dengan nada yang sama. Mereka juga mungkin memiliki kecenderungan, untuk menolak perubahan dalam rutinitas atau lingkungan mereka.

- Sensori

Beberapa individu dengan autisme, mungkin memiliki sensori yang sangat peka atau tidak peka terhadap suara, cahaya, atau sentuhan. Mereka mungkin merasa sangat tidak nyaman dengan sentuhan atau suara tertentu, atau sebaliknya, mereka mungkin mencari sensasi yang sangat intens, seperti menggeliat atau memukul diri mereka sendiri. 

- Keterampilan Bekerja

Beberapa individu dengan autis mungkin memiliki keterampilan bekerja yang baik dan fokus, sementara yang lain mungkin mengalami kesulitan dalam memulai dan menyelesaikan tugas.

- Perkembangan Bahasa

Beberapa individu dengan autis, mungkin memulai berbicara pada usia yang normal, sementara yang lain mungkin memiliki keterlambatan dalam berbicara atau memiliki bahasa yang terbatas.

- Minat

Beberapa individu dengan autisme mungkin memiliki minat yang sangat spesifik, dan mengikuti topik tertentu secara mendalam, sementara yang lain mungkin memiliki lebih sedikit minat atau tidak memiliki minat yang jelas.

Penyebab Autis

Pengidap Autisme Biasanya Memiliki Daya Ingat yang Tajam
Ilustrasi Pembelajaran Bersama Anak Autis Credit: pexels.com/pixabay

Penyebab spesifik dari autis saat ini masih tidak diketahui secara pasti. Penelitian menunjukkan bahwa ada kombinasi faktor genetik dan lingkungan, yang mungkin memainkan peran dalam perkembangan autisme. Beberapa faktor yang dicurigai berkontribusi pada perkembangan autis meliputi:

1. Faktor Genetik

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada faktor keturunan, yang mempengaruhi risiko seseorang untuk mengembangkan autis. Ada beberapa bukti yang menunjukkan, adanya pola keturunan dalam keluarga dengan anggota yang menderita autisme. Beberapa studi juga menunjukkan adanya variasi genetik yang terkait dengan risiko autisme.

2. Perkembangan Otak

Ada beberapa indikasi bahwa perkembangan otak yang abnormal, dapat memainkan peran dalam perkembangan autis. Penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam struktur dan fungsi otak, pada individu dengan autisme, seperti adanya perbedaan ukuran dan bentuk beberapa bagian otak, dan perbedaan dalam jalur saraf yang mempengaruhi komunikasi dan interaksi sosial.

3. Lingkungan

Terdapat beberapa faktor lingkungan yang dicurigai memainkan peran dalam perkembangan autisme, seperti paparan terhadap zat kimia dan racun, masalah kesehatan pada ibu selama kehamilan, dan pengaruh lingkungan prenatal yang tidak memadai. Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya kaitan antara paparan terhadap obat-obatan, seperti thalidomide dan valproate, dan risiko autis.

4. Interaksi Genetik dan Lingkungan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi antara faktor genetik dan lingkungan, yang mempengaruhi perkembangan autisme. Misalnya, variasi genetik tertentu mungkin membuat seseorang lebih rentan terhadap dampak buruk dari faktor lingkungan, seperti paparan terhadap zat kimia berbahaya.

Harus dicatat bahwa banyak faktor yang berkontribusi pada perkembangan autis belum diketahui secara pasti, dan penelitian masih dilakukan untuk memahami lebih jauh tentang penyebab dan faktor risiko autisme. Namun, dengan memahami kontribusi dari faktor genetik, lingkungan, dan interaksi keduanya, kita dapat membantu orang yang terkena dampak dari autisme dan membantu membentuk intervensi yang lebih efektif.

Pengobatan Autis

Saat ini, belum ada obat untuk menyembuhkan autis. Namun, ada berbagai pendekatan pengobatan yang dapat membantu individu dengan autis, juga mengatasi beberapa gejala dan memfasilitasi perkembangan dan peningkatan keterampilan. Berikut adalah beberapa pendekatan pengobatan yang umum digunakan:

Terapi Perilaku

Terapi perilaku menekankan pada peningkatan perilaku positif, dan penurunan perilaku negatif melalui metode yang terukur dan dianalisis secara sistematis. Terapi ini dapat membantu individu dengan autisme memperbaiki keterampilan sosial dan komunikasi.

Terapi Komunikasi

Terapi komunikasi dapat membantu individu dengan autis, untuk memperbaiki keterampilan berkomunikasi, termasuk peningkatan keterampilan bahasa dan memahami konvensi sosial.

Terapi Occupational

Terapi Occupational difokuskan pada membantu individu dengan autis, untuk memperbaiki keterampilan yang relevan dengan aktivitas sehari-hari, seperti memakan, berpakaian, dan berkendara.

Terapi Edukasi

Terapi edukasi lebih difokuskan pada memberikan pendidikan yang khusus, dan membantu individu dengan autisme memperbaiki keterampilan akademis dan sosial.

Terapi Keterampilan Sosial

Terapi Keterampilan Sosial akan difokuskan, untuk membantu individu dengan autis memperbaiki keterampilan sosial dan memahami konvensi sosial.

Ini hanyalah beberapa contoh pendekatan pengobatan yang umum digunakan. Pilihan pendekatan pengobatan tergantung pada kebutuhan individu, dan bisa berubah seiring dengan perkembangan dan perubahan gejalanya. Oleh karena itu, penting untuk bekerja dengan profesional kesehatan mental dan medis, untuk menentukan pendekatan pengobatan yang paling sesuai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya