Liputan6.com, Jakarta Idul Fitri adalah perayaan penting yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Perayaan tersebut menandai akhir bulan suci Ramadhan, di mana umat Islam berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam. Sebagai salah satu momen paling penting dan menggembirakan dalam Islam, Idul Fitri bukan hanya waktu untuk perayaan dan kemeriahan, tetapi juga memiliki makna dan tujuan yang dalam.
Baca Juga
Advertisement
Tujuan utama Idul Fitri adalah untuk mengungkapkan rasa syukur dan merayakan selesainya bulan Ramadhan, yang dianggap sebagai waktu refleksi spiritual, disiplin diri, dan peningkatan pengabdian kepada Allah.
Umat Muslim berpuasa selama Ramadhan sebagai tindakan ibadah dan pengendalian diri, dan Idul Fitri adalah waktu untuk bersuka cita dan menunjukkan penghargaan atas berkah dan bimbingan yang diterima selama bulan suci ini.
Tujuan Idul Fitri lainnya adalah untuk memupuk persatuan, cinta, dan harmoni di antara umat Islam. Ini adalah waktu bagi keluarga dan teman untuk berkumpul, mendamaikan segala perbedaan, dan memperkuat ikatan kekeluargaan dan persahabatan. Muslim mengunjungi satu sama lain, bertukar salam "Idul Fitri" atau "Selamat Hari Raya," dan saling memaafkan dan meminta maaf.
Tujuan Idul Fitri memiliki banyak segi dan mencakup aspek spiritual, sosial, amal dan pribadi. Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Rabu (19/4/2023), tujuan perayaan Idul Fitri yang penuh makna dan berkah bagi umat muslim di seluruh dunia.
Tujuan Perayaan Idul Fitri
Tujuan perayaan Idul Fitri dalam agama Islam memiliki banyak aspek dan makna yang mendalam. Berikut adalah gambaran lengkap tentang tujuan perayaan Idul Fitri beserta dalil atau dasar hukumnya dalam agama Islam:
1. Ungkapan Syukur
Salah satu tujuan utama perayaan Idul Fitri adalah sebagai ungkapan syukur atas selesainya bulan Ramadan, bulan suci dalam agama Islam di mana umat Muslim berpuasa dan beribadah lebih intensif. Setelah menjalani bulan penuh ibadah, puasa, dan pengendalian diri, umat Muslim merasa bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat dan rahmat-Nya yang telah diberikan dalam menjalani ibadah puasa Ramadhan.
Ungkapan syukur dalam perayaan Idul Fitri didasarkan pada ajaran dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 185, yang menyatakan:
"Bulan Ramadhan, di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."
2. Penebusan Dosa
Selain sebagai ungkapan syukur, perayaan Idul Fitri juga memiliki makna sebagai momen penebusan dosa. Dalam bulan Ramadhan, umat Muslim berfokus pada ibadah, taqwa, dan pengendalian diri. Perayaan Idul Fitri menjadi waktu di mana umat Muslim merayakan kesuksesan mereka dalam menjalani ibadah puasa, serta memohon ampunan Allah SWT atas dosa-dosa yang telah dilakukan dan berharap agar dosa-dosa tersebut diampuni.
Dalil atau dasar hukum penebusan dosa dalam perayaan Idul Fitri dapat ditemukan dalam hadis Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda,
"Barangsiapa berpuasa Ramadhan dan kemudian diikuti enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun" (HR. Muslim). Hadis ini menunjukkan bahwa penebusan dosa dalam perayaan Idul Fitri dapat menjadi amalan yang sangat dianjurkan dalam agama Islam.
Advertisement
3. Mempererat Tali Silaturahmi
Perayaan Idul Fitri juga memiliki tujuan untuk mempererat tali silaturahmi atau hubungan baik antara sesama umat Muslim. Setelah menjalani bulan Ramadan yang penuh dengan ibadah dan pengorbanan, perayaan Idul Fitri menjadi momen di mana umat Muslim berkumpul bersama keluarga, sahabat, tetangga, dan komunitas muslim lainnya untuk merayakan bersama. Ini adalah waktu yang dijadikan sebagai ajang untuk mempererat tali silaturahmi, saling bermaafan, dan memperkuat hubungan antar sesama muslim.
Dasar hukum mempererat tali silaturahmi dalam perayaan Idul Fitri didasarkan pada ajaran dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama muslim. Beliau bersabda,
"Barangsiapa tidak memperlihatkan rahmat kepada manusia, niscaya Allah tidak akan memperlihatkan rahmat-Nya kepada orang itu pada hari kiamat" (HR. Al-Bukhari). Hadis ini menggarisbawahi pentingnya memperlihatkan rahmat, kasih sayang, dan menjaga hubungan baik dengan sesama muslim, termasuk dalam perayaan Idul Fitri.
4. Kepedulian Sosial
Selain mempererat tali silaturahmi, perayaan Idul Fitri juga memiliki tujuan untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama yang membutuhkan. Umat Muslim dianjurkan untuk berbuat kebajikan, bersedekah, dan memberikan sumbangan kepada fakir miskin dan kaum yang less fortunate sebagai bentuk kepedulian sosial dan solidaritas.
Dasar hukum kepedulian sosial dalam perayaan Idul Fitri didasarkan pada ajaran dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang mengajarkan pentingnya bersedekah dan berbuat kebajikan. Beliau bersabda,
"Perumpamaan orang yang memberi makan pada orang yang berbuka adalah seperti orang yang berpuasa" (HR. At-Tirmidzi). Hadis ini menekankan pentingnya memberikan makanan kepada mereka yang berbuka pada hari raya sebagai bentuk kepedulian sosial dan solidaritas terhadap sesama muslim yang membutuhkan.
5. Merayakan Kemenangan
Perayaan Idul Fitri juga memiliki tujuan untuk merayakan kemenangan dalam menjalani bulan Ramadhan dan mencapai tujuan ibadah serta pengendalian diri. Umat Muslim merasa bangga dan bersyukur atas pencapaian mereka dalam menjalani bulan Ramadhan dengan penuh kesabaran, ketekunan, dan keikhlasan dalam beribadah.
Dasar hukum merayakan kemenangan dalam perayaan Idul Fitri didasarkan pada ajaran dalam Al-Qur'an Surah Al-Insyirah ayat 5-6, yang menyatakan
"Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."
Ayat ini menggambarkan bahwa setelah melewati masa puasa yang mungkin penuh cobaan dan kesulitan, umat Muslim diberikan kemudahan dan kemenangan dalam merayakan Idul Fitri.
Demikianlah beberapa tujuan perayaan Idul Fitri dalam tradisi Islam. Perayaan ini bukan sekadar merayakan akhir bulan Ramadan dan berbuka puasa, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam, seperti menjaga keimanan, menjalankan ibadah, mempererat tali silaturahmi, berbagi kebahagiaan, dan merayakan kemenangan dalam menjalani bulan Ramadhan.
Perayaan Idul Fitri juga memiliki aspek kebersamaan dan kegembiraan. Umat Muslim saling mengunjungi, bertukar salam "Eid Mubarak" yang berarti "Selamat Hari Raya", serta saling memberikan ucapan maaf dan bermaaf-maafan. Momen ini diisi dengan berbagai kegiatan, seperti shalat Idul Fitri di masjid atau lapangan terbuka, mengenakan pakaian baru sebagai simbol kesegaran dan kebersihan hati, serta bersantap hidangan lezat sebagai bentuk syukuran.
Selain aspek spiritual dan sosial, Idul Fitri juga merupakan waktu untuk kegembiraan, perayaan dan kenikmatan. Muslim mengenakan pakaian terbaik mereka, mendekorasi rumah mereka, dan menyiapkan hidangan dan manisan khusus untuk dibagikan dengan keluarga, teman, dan tetangga. Perayaan dapat mencakup sholat berjamaah di masjid atau lapangan terbuka, pertunjukan budaya, dan berbagai kegiatan rekreasi, yang mencerminkan beragam tradisi dan kebiasaan komunitas Muslim yang berbeda.
Advertisement