Meteor adalah Meteoroid yang Jatuh ke Atmosfer Bumi, Begini Proses Terjadinya

Hujan meteor adalah fenomena yang biasanya terjadi ketika Bumi melintasi orbit dari komet atau asteroid dan menabrak partikel-partikel kecil yang ditinggalkan oleh objek tersebut.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 12 Apr 2023, 15:50 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2023, 15:50 WIB
Hujan meteor persaid hadir setiap tahun.
Hujan meteor persaid hadir setiap tahun. (Sumber Nasional Park Services)

Liputan6.com, Jakarta Meteor adalah salah satu fenomena langit yang menarik untuk dikaji. Meteor biasanya dapat terlihat dengan mata telanjang sebagai garis atau streak yang cepat dan singkat di langit malam. Kadang-kadang, meteor bisa terlihat seolah-olah terbelah atau meledak ketika mereka masuk ke atmosfer Bumi.

Beberapa meteor bahkan bisa menghasilkan warna-warni yang spektakuler, yang terjadi akibat ionisasi partikel di udara. Saat hujan meteor terjadi, kita bisa menyaksikan ratusan atau bahkan ribuan meteor dalam satu malam.

Hujan meteor adalah fenomena yang biasanya terjadi ketika Bumi melintasi orbit dari komet atau asteroid dan menabrak partikel-partikel kecil yang ditinggalkan oleh objek tersebut. Hujan meteor terkenal seperti Perseids dan Geminids adalah puncak aktivitas meteor yang sangat dinanti-nanti oleh pengamat langit.

Berikut ulasan tentang meteor adalah fenomena langit yang menarik, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (12/4/2023).

Pengertian Meteor

Ilustrasi meteor
Ilustrasi meteor. (Photo created by kjpargeter on www.freepik.com)

Meteor adalah objek angkasa yang memasuki atmosfer Bumi dan menghasilkan fenomena optik yang disebut sebagai bintang jatuh atau shooting star. Meteor terbentuk dari debu dan partikel kecil lainnya yang tersebar di tata surya. 

Ketika meteor memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan yang sangat tinggi, friksi dengan udara menyebabkan partikel-partikel itu memanas dan menghasilkan cahaya yang terlihat dari permukaan Bumi. Cahaya yang dihasilkan ini dapat berupa warna-warni dan biasanya hanya terlihat selama beberapa detik.

Meteor yang sangat besar disebut bolid atau bola api, dan dapat menghasilkan suara gemuruh atau ledakan ketika mereka memasuki atmosfer Bumi. Meteor yang berhasil melalui atmosfer Bumi dan mencapai permukaan disebut sebagai meteorit.

Fenomena meteor terjadi sepanjang tahun, tetapi puncak aktivitasnya terjadi selama hujan meteor. Hujan meteor adalah periode waktu ketika Bumi melintasi orbit dari komet atau asteroid dan menabrak partikel-partikel kecil yang ditinggalkan oleh objek tersebut. Hujan meteor yang terkenal adalah Leonids, Perseids, dan Geminids.

Selain menjadi fenomena alam yang menarik untuk disaksikan, meteor juga penting bagi penelitian astronomi. Dalam studi meteor, para ilmuwan dapat mempelajari asal usul dan sifat partikel-partikel yang terdapat di tata surya. Selain itu, pengamatan meteor juga dapat membantu dalam memahami struktur dan dinamika atmosfer Bumi.

Bagaimana Meteor Terjadi

Ilustrasi meteor
Ilustrasi hujan meteor (dok. Unsplash/ Austin Schmid)

Meteor terjadi ketika objek angkasa, seperti debu dan partikel kecil lainnya, memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan yang sangat tinggi. Saat objek tersebut memasuki atmosfer, gesekan dengan udara menyebabkan panas dan tekanan pada objek tersebut. Akibatnya, objek tersebut memanas dan menguap, dan terlihat sebagai kilatan cahaya yang disebut sebagai meteor atau bintang jatuh.

Objek angkasa yang menjadi meteor berasal dari tiga sumber utama: komet, asteroid, dan debu antar bintang. Komet adalah objek besar yang terbuat dari es dan batu, yang berputar mengelilingi matahari dalam orbit yang panjang. Ketika komet mendekati matahari, es dan batunya menguap dan membebaskan debu dan partikel kecil lainnya. Partikel-partikel ini kemudian menyebar di sekitar orbit komet, dan ketika Bumi melintasi orbit tersebut, partikel-partikel tersebut bertabrakan dengan atmosfer Bumi dan menjadi meteor.

Asteroid adalah objek batuan yang lebih kecil dari planet, dan berasal dari sabuk asteroid yang terletak di antara orbit Mars dan Jupiter. Seperti komet, asteroid juga bisa membebaskan debu dan partikel kecil ketika mereka mendekati matahari. Partikel-partikel ini kemudian menyebar di sekitar orbit asteroid, dan ketika Bumi melintasi orbit tersebut, partikel-partikel tersebut bertabrakan dengan atmosfer Bumi dan menjadi meteor.

Debu antar bintang adalah partikel kecil yang tersebar di antara bintang-bintang di galaksi kita. Ketika Bumi melintasi jalur debu ini, partikel-partikel tersebut bertabrakan dengan atmosfer Bumi dan menjadi meteor.

Saat meteor memasuki atmosfer, kecepatan objek tersebut mencapai ratusan ribu kilometer per jam, yang menyebabkan objek tersebut menghasilkan kilatan cahaya yang terlihat dari permukaan Bumi. Cahaya ini terlihat selama beberapa detik, dan kadang-kadang bisa menghasilkan suara gemuruh atau ledakan ketika meteor yang lebih besar memasuki atmosfer.

Meteoroid yang berukuran sangat besar dapat mencapai permukaan bumi, karena tidak habis terbakar dengan panasnya gesekan atmosfer bumi. Pada kasus ini, apabila meteoroid menyentuh permukaan bumi maka statusnya akan berubah menjadi meteorit.Meteorit yang jatuh pada di permukaan bumi akan menciptakan suatu kawah, seperti misalnya meteorit yang massanya itu kurang lebih 10.000 ton pernah jatuh di Arizona serta Siberia. Meteorit tersebut bisa menciptakan kawah yang lebarnya kurang lebih sekitar 1 km lebih.

Ciri-ciri Meteor

Ilustrasi meteor jatuh (pexels)
Ilustrasi meteor jatuh (pexels)

Meteor adalah benda langit dengan beberapa ciri-ciri yang membedakannya dari objek langit lainnya seperti bintang atau planet. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri meteor

1. Terlihat seperti Bintang Jatuh

Meteor terlihat seperti bintang jatuh karena memancarkan cahaya yang terang saat masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar akibat gesekan dengan udara. Cahaya ini biasanya berwarna putih atau kekuningan dan bergerak dengan cepat di langit.

2. Ukurannya Kecil

Meteor biasanya memiliki ukuran yang kecil, sekitar beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter. Namun, meskipun ukurannya kecil, energi kinetik yang dimilikinya sangat besar, sehingga dapat menimbulkan ledakan besar ketika masuk ke atmosfer Bumi.

3. Bergerak Cepat

Meteor bergerak dengan kecepatan sangat tinggi saat memasuki atmosfer Bumi, biasanya mencapai 70 km/s atau lebih. Kecepatan ini menyebabkan meteor terlihat sangat cepat di langit dan meninggalkan jejak cahaya atau trail.

4. Terbakar saat Memasuki Atmosfer Bumi

Ketika meteor memasuki atmosfer Bumi, terjadi gesekan antara meteor dan udara, sehingga meteor terbakar dan menghasilkan cahaya yang terang. Proses ini biasa disebut sebagai "pembakaran atmosferik" atau "shooting star".

5. Hanya Bertahan Sebentar

Meteor hanya bertahan sebentar di langit karena terbakar saat memasuki atmosfer Bumi. Biasanya hanya beberapa detik, Setelah itu, meteor biasanya akan hilang atau meledak.

Jenis Hujan Meteor

Menyaksikan hujan meteor Geminid malam ini/unsplash austin
Menyaksikan hujan meteor Geminid malam ini/unsplash austin

Hujan meteor adalah fenomena di mana banyak meteoroid yang berhasil memasuki atmosfer bumi. Fenomena langit ini tentu akan sayang jika dilewatkan begitu saja, karena langit malam akan tampak lebih cantik dengan cahaya-cahaya yang diciptakan oleh meteor.

Hujan meteor adalah fenomena langit yang biasa terjadi ketika Bumi melintasi orbit dari komet atau asteroid dan menabrak partikel-partikel kecil yang ditinggalkan oleh objek tersebut. Hujan meteor juga dikenal sebagai meteor shower. Ada beberapa jenis hujan meteor yang terjadi setiap tahun, dan setiap jenis memiliki karakteristik yang unik. Berikut ini adalah beberapa jenis hujan meteor yang paling terkenal.

1. Perseids

Hujan meteor Perseids terjadi setiap tahun pada bulan Agustus, dan biasanya memuncak pada malam 11-13 Agustus. Seperti namanya, hujan meteor ini terjadi di atas rasi bintang perseus, serta kemungkinan terjadi pada saat bumi itu melalui aliran meteor yang disebut dengan sebutan awan perseid. Perseids terkenal karena tingkat aktivitasnya yang tinggi, dengan rata-rata 60-70 meteor per jam. Hujan meteor ini disebabkan oleh partikel yang ditinggalkan oleh komet Swift-Tuttle.

2. Geminids

Hujan meteor Geminids terjadi setiap tahun pada bulan Desember, dan biasanya memuncak pada malam 13-14 Desember. Geminids adalah hujan meteor yang paling aktif, dengan rata-rata 120-160 meteor per jam. Hujan meteor ini disebabkan oleh partikel yang ditinggalkan oleh asteroid 3200 Phaethon.

3. Leonids

Hujan meteor Leonids terjadi setiap tahun pada bulan November, dan biasanya memuncak pada malam 17-18 November. Leonids terkenal karena pernah menghasilkan hujan meteor yang sangat spektakuler pada tahun 1833, dengan ratusan ribu meteor terlihat dalam waktu satu jam. Rata-rata, Leonids menghasilkan 10-20 meteor per jam. Hujan meteor ini disebabkan oleh partikel yang ditinggalkan oleh komet Tempel-Tuttle.

4. Orionids

Hujan meteor Orionids terjadi setiap tahun pada bulan Oktober, dan biasanya memuncak pada malam 20-21 Oktober. Nama Orionid diambil dari asal tempat cahaya yang menjadi sebuah titik meteor yang melintas, yang disebut dengan konstelasi orion. Orionids terkenal karena kecepatan meteor yang cukup tinggi, mencapai 66 km/detik. Rata-rata, Orionids menghasilkan 20 meteor per jam. Hujan meteor ini disebabkan oleh partikel yang ditinggalkan oleh komet Halley.

5. Quadrantid 

Hujan meteor Quadrantid merupakan sebuah hujan meteor yang asalnya dari konstelasi Bootes. Melalui pengamatan, hujan meteor ini terjadi pada bulan Januari. Namun, pengamatan untuk meteor ini lebih sulit disebabkan karena puncaknya hanya terjadi dalam hitungan jam saja.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya