Mengenal Gerhana Matahari Hibrida yang Diperkirakan Terjadi 20 April 2023, Begini Prosesnya

20 April 2023 yang merupakan penghujung Ramadhan diperkirakan akan terjadi gerhana matahari hibrida yang dapat dilihat di sebagian wilayah Indonesia.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 19 Apr 2023, 17:35 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2023, 17:35 WIB
Ilustrasi gerhana matahari
Ilustrasi gerhana matahari. (Photo by Drew Rae on Pexels)

Liputan6.com, Jakarta 20 April 2023 yang merupakan penghujung Ramadhan diperkirakan akan terjadi gerhana matahari hibrida yang dapat dilihat di sebagian wilayah Indonesia. Fenomena ini secara sederhana dapat dijelaskan sebagai gerhana matahari yang dalam jalurnya mengalami dua fase sekaligus, yaitu fase cincin dan fase total.

Gerhana matahari sebenarnya merupakan fenomena yang terjadi setidaknya setahun sekali di Indonesia, namun gerhana matahari hibrida memerlukan waktu lebih lama untuk terjadi lagi. Sebelumnya, gerhana matahari hibrida pernah terjad di Indonesia pada 2016.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyarankan bagi masyarakat yang ingin  mengamati gerhana Matahari, disarankan untuk tidak melihat Matahari secara langsung tanpa menggunakan filter khusus Matahari. Alat yang dapat digunakan untuk mengamati gerhana Matahari adalah teleskop yang dilengkapi filter Matahari, kacamata khusus gerhana Matahari, kamera DSLR lensa telephoto yang dilengkapi filter Matahari, dan kamera pinhole (lubang jarum). Berikut ulasan tentang gerhana matahari hibrida yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (19/4/2023).


Proses Terjadinya Gerhana Matahari Hibrida

Infografis Mengenal Gerhana Matahari
Mengenal Gerhana Matahari (Liputan6.com/Deisy)

Gerhana matahari hibrida adalah perpaduan dari gerhana Matahari total dan gerhana Matahari cincin. Dilansir dari laman www.bmkg.go.id, gerhana Matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan, fenomena ini hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya. 

Gerhana matahari hibrida terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris sehingga di suatu tempat tertentu. Sehingga terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari. 

Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi Bulan. Sehingga gerhana matahari hibrid terdiri dari dua tipe gerhana, gerhana matahari cincin dan gerhana matahari total. 

Terdapat tiga macam bayangan Bulan yang terbentuk saat gerhana matahari hibrida, yaitu antumbra, penumbra, dan umbra. Wilayah yang dilewati antumbra, akan mengalami gerhana matahari cincin. Wilayah yang terkena penumbra, akan mengalami gerhana matahari sebagian. Sedangkan wilayah lainnya yang dilewati umbra, akan mengalami matahari total

Adanya fenomena Gerhana Matahari Hibrida tentu membuat masyarakat antusias ingin melihatnya. Namun perlu diingat, jangan pernah melihat langsung ke matahari tanpa perlindungan yang memadai.

Untuk melihat Gerhana Matahari Hibrida sebaiknya menggunakan teleskop yang dilengkapi filter matahari, kacamata khusus gerhana matahari, kamera DSLR lensa telephoto yang dilengkapi filter matahari, dan kamera pinhole (lubang jarum).


Dampak Gerhana Matahari Hibrida

FOTO: Masyarakat Adat Mapuche Saksikan Gerhana Matahari Total di ChileFOTO: Masyarakat Adat Mapuche Saksikan Gerhana Matahari Total di Chile
Kaca Mata Khusus untuk Mengamati Gerhana Matahari (AP Photo/Esteban Felix)

Peneliti Pusat Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengungkapkan, fenomena gerhana matahari hibrida akan memberikan dampak pada kehidupan makhluk di bumi. Berikut dampak yang akan terjadi saat gerhana matahari hibrida.

1. Cuaca Menjadi Gelap

Salah satu perubahan ketika gerhana matahari terjadi adalah langit yang awalnya cerah berubah menjadi gelap seperti malam hari. Planet-planet yang berada di atas ufuk juga akan terlihat ketika gerhana matahari terjadi.

2. Penurunan Suhu

Selain langit yang berubah menjadi gelap saat siang hari, gerhana matahari hibrida juga menyebabkan penurunan suhu. Wilayah yang mengalami gerhana Matahari akan merasakan penurunan suhu sebesar 4-5 derajat Celcius.

3. Perubahan Perilaku Hewan Nokturnal

Gerhana Matahari menyebabkan perilaku hewan nokturnal berubah selama fenomena ini berlangsung. Hewan nokturnal adalah yang beraktivitas di malam hari dan tidur di siang hari. Perubahan suhu dan cahaya sekitar saat gerhana matahari menyebabkan hewan nokturnal seperti burung hantu akan terbangun untuk sesaat selama gerhana matahari berlangsung. Mereka kemudian kembali tidur setelah gerhana Matahari selesai.

4. Pasang Air Laut

Gerhana matahari hibrida juga menyebabkan pasang air laut mengalami peningkatan dari kondisi biasanya. Hal tersebut disebabkan oleh fase konjungsi atau bulan baru ketika Matahari, Bulan, dan Bumi berada dalam satu garis lurus.

5. Merusak Penglihatan

Selain memengaruhi perubahan kondisi Bumi dan perilaku hewaan, gerhana Matahari juga berdampak bagi manusia. Sebabnya fenomena tersebut berisiko merusak retina mata apabila fenomena gerhana matahari hibrida dilihat secara langsung. Oleh karena itu dihimbau untuk menggunakan alat bantu jika ingin menyaksikan fenomena alam yang jarang terjadi ini.

Lanjutkan Membaca ↓

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya