Liputan6.com, Jakarta Mukjizat Nabi Ismail wajib diketahui oleh seluruh umat Muslim. Mukjizat Nabi Ismail adalah keajaiban atau tanda-tanda yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Ismail untuk membuktikan kebenaran dakwahnya.
Baca Juga
Advertisement
Mukjizat Nabi Ismail telah tercatat di dalam Al-Qur’an. Nabi Ismail sendiri merupakan putra pertama dari Nabi Ibrahim as dan Siti Hajar, seorang budak yang menjadi istri keduanya. Nabi Ismail sendiri lahir sekitar 1911-1779 SM dan diangkat menjadi nabi pada 1850 SM.
Ketika diangkat menjadi nabi, Allah SWT memberikan nabi Ismail mukjizat. Mukjizat Nabi Ismail juga sebagai bentuk kebesaran Allah sebagai pencipta alam semesta. Dalam Al-Qur’an, Allah menjelaskan mukjizat Nabi Ismail adalah bukti kekuasaan-Nya dan peringatan bagi manusia untuk selalu beriman dan bertakwa.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai 3 mukjizat Nabi Ismail dan kisahnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (28/4/2023).
1. Munculnya Mata Air Zam Zam
Mukjizat Nabi Ismail yang pertama adalah munculnya mata air zam zam di kaki Nabi Ismail saat masih kecil. Awal mula terjadinya mukjizat tersebut yakni saat Nabi Ismail masih bayi, Allah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk membawa Hajar dan bayinya pergi menjauh dari Palestina. Maka Nabi Ibrahim mematuhi perintah Allah SWT. Ia membawa Hajar dan Ismail melakukan perjalanan yang jauh. Sampai di suatu tempat, di hamparan padang pasir, Nabi Ibrahim meninggalkan mereka berdua.
"Wahai suamiku, apakah engkau bersungguh-sungguh hendak meninggalkan kami di tempat ini?" tanya Hajar dengan cemas.
"Maaf, istriku, aku hanya men- jalankan perintah Allah. Bertawakallah kepada Allah, InsyaAllah, Dia akan selalu melindungi kaluan," ujar Nabi Ibrahim berusaha menegarkan Hajar.
Jadilah mereka tinggal di padang pasir itu hanya berdua, tanpa ada orang lain. Pada suatu ketika, bayi Ismail menangis karena perbekalan makanan dan telah habis. Hajar berusaha menyusuinya, tetapi air susunya pun sudah tidak keluar.
Kemudian Hajar berusaha mencari air. la bolak-balik berlari dari Bukit Shafa ke Bukit Marwa, tetapi tidak menemukan air sedikit pun. Pada saat Hajar hampir berputus asa, ia melihat pancaran air yang keluar dari tanah yang dihentak- hentakkan oleh kaki bayi Ismail Itulah sumber air zam-zam yang masih ada sampai sekarang. Hingga kini setiap jamaah haji atau umrah yang pulang dari Mekkah selalu membawa air zam-zam itu sebagai buah tangan yang berkah.
Advertisement
2. Selamat dari Sembelih Kurban
Mukjizat Nabi Ismail yang selanjutnya adalah Nabi Ismail akan disembelih oleh ayah kandungnya, Nabi Ibrahim. Namun, Nabi Ismail tidak jadi disembelih karena Allah SWT menggantikannya dengan seekor domba. Kisahnya tersebut menjadi cikal bakal perayaan Hari Raya Idul Adha hingga saat ini. Awal mula kisahnya saat Nabi Ibrahim bermimpi mendapatkan perintah oleh Allah SWT untuk menyembelih Nabi Ismail.
"Anakku tersayang, aku bermimpi bahwa Allah SWT memerintahkanku untuk mengurbankanmu," ujar Nabi Ibrahim dengan penuh keraguan.
"Laksanakanlah, ayahku, insya Allah aku ikhlas," jawab Ismail kecil dengan mantap.
Bercucuranlah air mata sang ayah, Nabi Ibrahim, mendengar jawaban anaknya yang shaleh. la sungguh mencintai Ismail, tetapi perintah Allah SWT harus dilaksanakannya.
Kemudian mereka pergi ke tempat yang sepi untuk melaksanakan pengurbanan itu. Ketika akan dilakukan kurban, turunlah wahyu Allah SWT, bahwasannya Allah SWT sudah melihat keikhlasan dan kesungguhan ayah dan anak itu (Nabi Ibrahim dan Ismail kecil) sehingga kemudian Allah SWT menukar Ismail dengan seekor domba untuk dikurbankan.
Sejak saat itu, seluruh umat Islam di dunia melakukan perayaan Idul Adha, di mana umat muslim melaksanakan pengorbanan hewan baik sapi, unta, kambing, kerbau, hingga domba sebagai bentuk penghormatan dan taqarrub kepada Allah SWT.
3. Membangun Ka’bah
Mukjizat Nabi Ismail yang selanjutnya adalah membangun Ka’bah bersama ayahnya, Nabi Ibrahim. Kisah ini bermula setelah Nabi Ismail selamat dari penyembelihan sebagai kurban. Nabi Ibrahim memperoleh perintah agar membangun Baitullah (Ka'bah). la menyampaikannya kepada Ismail.
Ismail dengan senang hati membantu Ayahnya melaksanakan perintah Allah SWT tersebut. Maka mulailah Nabi Ibrahim dan Ismail membangun Ka'bah. Ka'bah dibangun tidak jauh dari mata air Zam zam.
Nabi Ibrahim yang menusun batu-batu dan menembok, Ismail yang mengangkat dan membawa batu-batu di atas lehernya lalu disampaikan kepada ayahnya. Demikianlah sehingga keduanya selesai membangun dan mendirikan Ka’bah.
Pembangunan Ka'bah akhirnya selesai. Kemudian Nabi Ibrahim dan Ismail berdoa, "Ya Tuhan kami, terimalah amal dari kami. Sungguh Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Ya Tuhan Kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu. kami juga umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sungguh Engkaulah Yang Maha Penerima taubat, Maha Penyayang."
Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Ibrahim agar mengundang dan mengajak kepada seluruh umat Muslim utuk melaksanakan ibadah haji. Ka'bah inilah yang kemudian menjadi kiblat bagi umat Islam dalam salat. Sekarang Ka'bah terletak di tengah-tengah Masjidil Haram di Mekah. Di sinilah setiap tahun jutaan umat Islam dari segenap penjuru dunia datang untuk menunaikan ibadah haji.
Advertisement