Liputan6.com, Jakarta Penggunaan veneer gigi makin menjadi tren masa kini. Veneer gigi atau pelapis gigi terdiri dari cangkang tipis berwarna gigi yang melekat pada permukaan depan gigi untuk memperbaiki penampilannya. Mereka sering dibuat dari porselen atau bahan resin-komposit dan terikat secara permanen ke gigi.
Veneer dapat digunakan untuk mengobati sejumlah masalah kosmetik yang berbeda, termasuk gigi yang terkelupas, patah, berubah warna, atau lebih kecil dari rata-rata. Pelapis gigi dapat memperbaiki masalah yang berkaitan dengan warna, panjang, ukuran dan bentuk gigi.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa orang mungkin hanya mendapatkan satu veneer dalam kasus gigi patah atau pecah-pecah, tetapi banyak yang mendapatkan antara enam hingga delapan veneer untuk menciptakan senyum simetris yang rata. Delapan gigi depan atas adalah veneer yang paling sering digunakan.
Seperti halnya prosedur medis gigi, kadang-kadang efek samping pun dapat timbul. Masalah ini bisa timbul dari sisi penampilan hingga kesehatan gigi. Veneer juga dapat mengalami kerusakan jika Anda menggigit atau mengunyah benda keras, seperti es, makanan keras, atau bahkan kuku. Berikut efek samping yang dapat timbul akibat pemasangan veneer gigi, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat(16/8/2019).
Warna gigi tidak alami
Warna akhir dari lapisan gigi tergantung pada berbagai faktor. Warna veneer, warna gigi di bawahnya, dan warna bahan ikatan semuanya menentukan seperti apa bentuk veneer gigi setelah dokter gigi memasangnya. Jika dokter gigi tidak memberikan ketiga faktor yang berkontribusi pada pertimbangan yang cukup, penempatan veneer mungkin tidak cocok dengan warna gigi sekitarnya.
Beberapa veneer gigi mungkin mengalami perubahan warna atau noda di sepanjang tepinya karena masalah seperti adanya uap air saat dokter gigi menyegel veneer. Sayangnya, dokter gigi tidak dapat mengubah atau memperbaiki warna veneer gigi setelah dipasang.
Advertisement
Masalah Penempatan
Ketika dokter gigi tidak memposisikan veneer gigi dengan benar, gigi dapat mengalami masalah seperti chipping dan pembusukan di luar tepi veneer. Masalah-masalah lain yang terkait dengan penempatan termasuk pelapisan yang terjal atau bermata kasar, yang dapat menyebabkan benang gigi tersangkut di tepinya.
Membersihkan mulut seperti yang diajurkan menjadi sulit dan iritasi gusi pun mungkin terjadi. Jaringan gusi mungkin membutuhkan waktu untuk menyesuaikan dengan lapisan yang baru ditempatkan. Kemungkinan akan ada beberapa peradangan kecil atau ketidaknyamanan pada gusi. Veneer biasanya tidak dapat diperbaiki jika mereka retak.
Gigi Menjadi Sensitif
Menempatkan veneer gigi pada gigi mengharuskan dokter gigi untuk mengeluarkan enamel dalam jumlah yang cukup dari permukaan gigi. Akibatnya, gigi mungkin menjadi sensitif setelah prosedur, yang menyebabkan ketidaknyamanan ketika meletakkan benda dingin atau panas di mulut.
Jika dokter gigi mengambil terlalu banyak lapisan gigi luar, pulpa di bagian dalam gigi pada akhirnya bisa mati. Veneer bukan pilihan yang baik untuk individu dengan gigi yang tidak sehat seperti mereka yang mengalami pembusukan atau penyakit gusi aktif, gigi yang melemah atau bagi mereka yang tidak memiliki jumlah enamel cukup pada permukaan gigi.
Advertisement
Risiko Trauma yang Tinggi
Mereka yang memilih veneer memiliki risiko trauma yang sedikit lebih tinggi. Prosedur ini membutuhkan pengangkatan beberapa enamel gigi agar veneer dapat terhubung dengan kuat. Prosedur penempatan veneer gigi berpotensi menyebabkan ketidaknyamanan. Akan timbul rasa sakit selama dan setelah prosedur pemasangan berlangsung.
Prosedur penempatan veneer tidak dapat dibalik, yaitu, begitu Anda mendapatkan veneer, tidak ada jalan untuk melepasnya. Veneer dianggap permanen karena dokter gigi perlu mengubah struktur gigi alami untuk menempatkannya dengan benar. Dengan cara ini, lapisan luar enamel bisa dilepas untuk memberi ruang. Pertimbangan dan diagnosis yang cermat diperlukan sebelum memilih perawatan ini. Namun, pelapis yang ditempatkan dengan benar jarang mengalami komplikasi.
Tak Cocok bagi Sebagian Orang
Orang-orang tertentu bukanlah kandidat yang baik untuk veneer gigi karena kebiasaan atau kondisi gigi mereka. Sebagai contoh, Klinik Cleveland mencatat bahwa individu yang suka menggretakkan gigi mereka dapat melemahkan dan merusak lapisan gigi yang terbuat dari porselen, yang menyebabkan kerapuhan atau retakan.
Veneer juga dapat mengalami kerusakan jika Anda menggigit atau mengunyah benda keras, seperti es, pensil, atau bahkan kuku. Perilaku seperti itu dapat memberi terlalu banyak tekanan pada lapisan gigi, menyebabkan mereka melonggar atau bahkan lepas.
Advertisement
Cara Merawat Veneer Gigi yang Telah Terpasang
Veneer bisa rusak, pecah, atau retak karena benturan atau kunyahan benda keras. Untuk menjaga kualitas veneer gigi, berikut cara merawat veneer gigi:
1. Jangan mengunyah atau menggigit benda atau makanan keras seperti pena, es, atau kuku.
2. Jangan pernah menggunakan gigi untuk membuka bungkus kemasan plastik atau bahan lainnya.
3. Cobalah untuk tidak mengunyah dengan gigi depan. Mengonsumsi makanan keras hanya dengan gigi belakang. Potong makanan keras seperti cokelat untuk mempermudah makan.
4. Jika berolahraga, Anda harus mengenakan pelindung mulut.