Gejala Penyakit Jantung Lemah pada Wanita, Kenali Sedini Mungkin

Kenali gejala lemah jantung sesegera mungkin.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 11 Jun 2023, 13:40 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2023, 13:40 WIB
Penyakit jantung (iStock)
Ilustrasi lemah jantung (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Gejala penyakit jantung lemah pada wanita penting untuk diperhatikan. Penyakit jantung lemah atau istilah medisnya disebut Kardiomiopati merupakan gangguan pada otot jantung yang cukup umum ditemui.

Dalam kebanyakan kasus, otot jantung melemah dan tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh sebagaimana mestinya. Kardiomiopati dapat menyebabkan gagal jantung. Gejala penyakit jantung lemah pada wanita bisa memberi rasa tidak nyaman di dada.

Gejala penyakit jantung lemah pada wanita umumnya sama seperti yang dialami pria. Jenis utama kardiomiopati meliputi kardiomiopati dilatasi, hipertrofik, dan restriktif. Gejala penyakit jantung lemah pada wanita bisa berbeda dari tiap jenisnya.

Perawatan medis dan perawatan lanjutan penting dilakukan untuk mengatasi gejala penyakit jantung lemah pada wanita. Jika tak segera ditangani gejala penyakit jantung lemah pada wanita bisa memicu komplikasi yang lebih besar.

Agar lebih waspada, berikut gejala penyakit jantung lemah pada wanita yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin(7/10/2019).


Gejala penyakit jantung lemah pada wanita secara umum

20151013-Ilustrasi-Serangan-Jantung
Ilustrasi Serangan jantung (iStockphoto)

Gejala semua jenis kardiomiopati cenderung serupa. Dalam semua kasus, jantung tidak dapat memompa darah ke jaringan dan organ tubuh secara maksimal. Kondisi ini dapat menyebabkan:

- Sesak napas saat aktivitas atau bahkan saat istirahat

- kelelahan

- Pembengkakan pada tungkai, pergelangan kaki dan kaki

- Kembung perut karena penumpukan cairan

- Detak jantung terasa cepat dan berdebar

- Ketidaknyamanan atau tekanan di dada

- Tekanan darah tinggi

- Pusing dan pingsan


Kardiomiopati dilatasi

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Jenis kardiomiopati ini membuat ruang pemompa utama jantung (ventrikel kiri) meregang dan menipis. Ini membuat otot tidak dapat secara efektif memompa darah keluar dari jantung. Ini merupakan bentuk paling umum penyakit jantung lemah.

Penyebab paling umum penyakit ini adalah penyakit arteri koroner. Gejala penyakit jantung lemah jenis ini mirip dengan tanda dan gejala gagal jantung atau aritmia. Tanda dan gejala termasuk:

- Kelelahan

- Sesak nafas saat aktif atau istirahat

- Kemampuan berolahraga berkurang

- Pembengkakan kaki dan pergelangan.

- Pembengkakan perut

- Suara tidak biasa ketika jantung berdetak (murmur jantung).


Kardiomiopati hipertrofik

Ilustrasi jantung
Ilustrasi jantung (sumber: pixabay)

Ini terjadi ketika enebalan otot jantung yang tidak normal, khususnya yang memengaruhi otot ruang pemompa utama jantung. Otot jantung yang menebal dapat membuat jantung lebih sulit bekerja.

Kardiomiopati hipertrofik diyakini bersifat genetik. Diabetes atau penyakit tiroid juga dapat menyebabkan kardiomiopati hipertrofi. Tanda dan gejala kardiomiopati hipertrofi dapat mencakup:

- Napas pendek, terutama saat berolahraga

- Nyeri dada, terutama saat berolahraga

- Pingsan, terutama saat atau setelah olahraga atau aktivitas

- Sensasi detak jantung yang cepat atau berdebar

- Jantung berdengut yang mungkin terdeteksi oleh dokter saat mendengarkan jantung.


Displasia ventrikel kanan aritmogenik

kesehatan
ilustrasi serangan jantung/Photo by Giulia Bertelli on Unsplash

Displasia ventrikel kanan aritmogenik atau Arrhythmogenic right ventricular dysplasia (ARVD) adalah bentuk kardiomiopati yang sangat jarang. Pada jenis ini lemak dan jaringan fibrosa ekstra menggantikan otot ventrikel kanan. Ini menyebabkan irama jantung yang tidak normal.

Ini sering disebabkan oleh mutasi genetik. Gejala penyakit jantung lemah ini dapat meliputi:

- Ritme jantung tidak teratur

- Pusing, sakit kepala ringan, atau pingsan yang disebabkan oleh irama jantung yang tidak teratur

- Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas normal tanpa kelelahan

- Bengkak di kaki dan pergelangan kaki


Kardiomiopati restriktif

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Pada tipe ini, otot jantung menjadi kaku dan kurang elastis, sehingga tidak dapat mengembang dan terisi darah di antara detak jantung. Jenis kardiomiopati yang paling jarang ini dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi paling sering menyerang orang tua.

Jenis kardiomiopati yang paling jarang ini dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi paling sering menyerang orang tua. Ini juga dapat terjadi akibat komplikasi penyakit lain seperti zat besi menumpuk di otot jantung (hemochromatosis). Gejala penyakit jantung lemah pada wanita ini dapat meliputi:

- Sesak nafas (awalnya terjadi setelah olahraga tetapi seiring waktu itu bisa terjadi saat sedang istirahat).

- Kelelahan

- Ketidakmampuan untuk berolahraga

- Pembengkakan tungkai dan kaki

- Berat badan bertambah

- Mual, kembung, dan nafsu makan buruk (terkait dengan retensi cairan)

- Berdebar-debar di dada karena irama jantung abnormal.


Faktor risiko jantung lemah

Ilustrasi jantung (iStock)
Faktor risiko jantung lemah. (iStock)

Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko jantung lemah, termasuk:

- Riwayat keluarga tentang kardiomiopati, gagal jantung, dan serangan jantung mendadak

- Tekanan darah tinggi jangka panjang

- Kondisi yang memengaruhi jantung, termasuk serangan jantung di masa lalu, penyakit arteri koroner atau infeksi di jantung.

- Obesitas, yang membuat jantung bekerja lebih keras

- Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang jangka panjang

- Obat kemoterapi tertentu dan terapi radiasi untuk kanker

- Penyakit tertentu, seperti diabetes, kelenjar tiroid yang kurang aktif atau terlalu aktif, atau gangguan yang menyebabkan tubuh menyimpan kelebihan zat besi (hemochromatosis)

- Kondisi lain yang memengaruhi jantung, seperti gangguan yang menyebabkan penumpukan protein abnormal (amiloidosis), penyakit yang menyebabkan peradangan dan dapat menyebabkan benjolan sel tumbuh di jantung dan organ lain (sarkoidosis), atau gangguan jaringan ikat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya